HOME, Santai

Mencicipi Lezatnya Masakan Ibu Djoko

Mencicipi Lezatnya Masakan Ibu Djoko

MOMSMONEY.ID - Kawasan Muara Karang, Pluit,  Jakarta Utara dianggap surganya para pecinta makanan laut alias seafood. Maklum, kawasan ini  terkenal sebagai tempat penangkapan dan penjualan ikan laut di ibu kota. Tapi jangan salah, kuliner khas kawasan pesisir Jakarta ini tak melulu makanan olahan laut. Ragam kuliner khas nusantara tanpa berbasis seafood pun banyak yang eksis dan bertahan lama.

Salah satunya adalah kedai Ibu Djoko yang menjajakan menu andalan gado-gado. Kedai yang sudah berdiri sejak 1982 ini masih bertahan dan tetap ramai didatangi pembeli. Jika penasaran dan ingin mencicipi masakan Bu Djoko, Anda harus benar-benar memperhatikan jalan ke kedai ini.

Jangan bayangkan kedai tersebut menempati bangunan megah dan berada di lokasi strategis. Jauh dari kesan mewah, kedai ini hanya menempati sebuah bangunan rumah semi-minimalis. Lokasinya  berada di belakang  sekolah Penabur Muara Karang.

Oh ya, karena area lahan parkirnya terbatas, ada baiknya Anda menggunakan transportasi umum atau motor.

Baca Juga: Ingin Menggunakan Wallpaper di Kamar Mandi? Simak Tipsnya Dulu, Yuk!

Jika sudah menemukan kedai ini, jangan lupa memesan tiga menu favorit andalan Bu Djoko.  Selain gado-gado, menu yang selama ini banyak dipilih pelanggan adalah ketoprak dan bakmi kangkung.

Sepintas menunya memang tak asing dan banyak dijajakan di kedai lain. Tapi, rasanya itu loh, beda jauh dari yang lain. Penyajiannya pun tak perlu menungu lama. Santi, anak keempat Bu Djoko yang kini meneruskan usaha kuliner warisan ibunya itu dengan cepat  menyiapkan seporsi gado-gado racikannya. 

Tak menunggu lama, sepiring gado-gado yang menggugah selera itu pun terhidang di meja. Dikelilingi gundukan emping dan kerupuk udang, juga taburan bawang goreng, gado-gado Bu Djoko sungguh menggoda untuk dicicip.

Benar saja, rasanya berebda dengan gado-gado biasa. Bumbu kacangnya sangat pekat dan kental. Sudah begitu, bumbunya juga luber membanjiri seluruh sayuran, seperti tauge, kangkung, jagung, kacang panjang, kol, labu, bayam, tahu, tempe, timun hingga lontong. Saat ujung lidah mencecap kuah gado-gado, rasa kacangnya sangat dominan dan gurih. Usut punya usut, ternyata racikan bumbunya bukan hanya didominasi kacang tanah. Tapi juga menggunakan campuran kacang mede.

Baca Juga: Resep Daging Suwir Nasi Krawu Khas Gresik, Empuk dan Berbumbu

"Kami pakai kacang mede, biar rasanya lebih mengikat dan tidak encer," ujar Santi.

Selain itu, bahan sayurannya juga hasil dari memetik di kebun sendiri. Soal kualitas dijamin menyehatkan karena tidak menggunakan pupuk kimia alias organik. Menu ketoprak di kedai ini juga tak kalah menggugah selera. Sama dengan gado-gado, bumbunya juga campuran olahan kacang tanah dan kacang mede. Ditambah bumbu bawang putih tentunya.

Menu ini memang membuat ketagihan. Ditaburi bawang goreng renyah dan  kerupuk, lezatnya ketoprak ala Bu Djoko ini langsung lumer di mulut. Untuk isiannya lengkap seperti ketoprak  umumnya,  ada bihun, tauge, lontong, serta potongan tahu dan tempe. Pokoknya dijamin puas dan kenyang, deh. Oh ya, di tempat ini, Anda bisa menyesuaikan tingkat kepedasan bumbu sesuai selera, ya.

Bicara harga memang dibanderol lebih mahal, tapi, ya, sesuailah dengan kepuasan yang didapat. Satu porsi gado-gado dibanderol  Rp 40.000, dan ketoprak Rp 36.000 per porsi.

Baca Juga: Siap-siap, OPPO Reno8 Pro Versi Global Siap Meluncur

Resep jadoel

Meski menu di kedai Ibu Djoko dibuat oleh para karyawannya, Santi bilang, citarasa makanan di tempat ini masih sama seperti warisan ibunya. Maklum, resep yang digunakan tidak pernah berubah. Resep warisan dari sang ibu dan nenek yang merupakan peranakan Malaysia.

Begitu juga dengan menu bakmi kangkung. Meski proses memasaknya memakan waktu lama dan tidak mudah, namun citarasanya tetap  pas dengan racikan sang ibu. Citarasa bakmi kangkung Ibu Djoko makin maknyus karena racikan bumbunya dilengkapi udang kering, sehingga terasa lebih gurih. "Mi dan kaldunya kami buat sendiri. Terus proses memasaknya sangat lama. Jadi harus pas racikannya," sebut Santi.

Sebagai informasi saja, khusus bakmi kangkung di kedai ini menawarkan isian non halal, ya. Sebab, selain  mi dan sayur kangkung tentunya, daging dalam bakmi di sini bukan menggunakan daging ayam atau sapi, tapi daging babi. Citarasa bakminya sendiri sedikit manis karena dalam racikan bumbunya ada campuran kecap manisnya. Sementara citarasa segar didapat dari perasan jeruk limau di atasnya. Seporsi bakmi kangkung dibanderol dengan  Rp 50.000.

Masih belum kenyang, sebagai penutup, ada pilihan minuman es teler dan es bangkok. Racikan minumannya juga sedikit berbeda dan dibuat sendiri, loh. Seperti es bangkok yang terdiri dari buah delima, nata de coco, dan kelapa muda.

"Delima dan sirupnya buatan sendiri," sebutnya. Sementara es teler terdiri dari kelapa muda dan alpukat. Kedua minuman itu dibanderol  Rp 22.000 saja. 

Baca Juga: Yakiniku dan Teriyaki, Ini Dia Perbedaan Kedua Menu Kuliner Khas Jepang Tersebut

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News