HOME, BisnisYuk

Midah Dahmalia, Mantan TKW yang Sukses Mengolah Bandeng di Kota Serang

Midah Dahmalia, Mantan TKW yang Sukses Mengolah Bandeng di Kota Serang

MOMSMONEY.ID - Tak pernah terbersit oleh Midah Dahmalia (40), dirinya kini menjadi pengusaha di Kota Serang, Banten. Sebagai anak petani, Midah tak pernah kepikiran menjadi pengusaha dan memiliki beragam produk tenaga kerja. Saat muda, Midah bahkan kesulitan mencari kerja hingga memutuskan berangkat ke luar negeri menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW).

Kurang lebih dua tahun Midah bekerja di Malaysia. Mulai sebagai staf hingga naik menjadi asisten manager di salah satu pabrik di Negeri Jiran itu. Layaknya pekerja migran lainnya, Migran kerap menghabiskan uangnya untuk sanak saudaranya di kampung, terutama untuk orangtuanya. “Ternyata gajiya kecil, sehingga tabungan saya habis untuk dikirim kepada keluarga,” kata Midah.

Seperti pepatah lama, dapat pagi sore habis. Itulah yang dialami Midah saat bekerja di Malaysia. Tak mau berlama-lama dengan pola kehidupan seperti itu, Midah memutuskan kembali ke kampung halamannya sekitar tahun 2001. Karena tak punya simpanan, Midah terpaksa kembali bekerja di pabrik, pilihannya saat itu adalah Cikarang, Bekasi.

Saat itulah, Midah kemudian mengumpulkan sedikit demi sedkit gajinya sebagai buruh. Setelah cukup untuk membuka modal usaha, Midah kemudian membuka warung kopi di pinggir jalan. Ia menyewa tanah kosong ukuran 2 x 3 meter di pinggir jalan yang ramai dari lalu lintas kendaraan. Selain kopi, Midah juga menjual sate bandeng. “Tempat saya banyak dilewati kendaraan, sehingga bisa dilihat pengemudi yang lewat,” kata Midah.

Baca Juga: Kisah Sukses BeeMa Honey Ekspor Madu ke Mancanegara

Mula-mula, Midah mengolah sate bandeng yang dibelinya di pasar sebanyak 5 kilogram. Tak lama, jumlah produksinya naik hingga menjadi 10 kg. Jumlah ikan yang diolah terus naik bahkan hampir satu kuintal per hari. Kapasitas produksi yang naik membuat dia harus memperluas usahanya. Hingga akhirnya, tanah yang semula Ia sewa kemudian dibeli dengan luas lebih dari 200 meter persegi.

Tak hanya itu, kebutuhan produksi membuat Midah harus merekrut tenaga kerja. Saat ini sudah ada lima orang tenaga kerja langsung yang membantunya di toko dan produksi, serta 40 orang tenaga kerja lepas. Selain itu, Midah juga menggaet mitra yang kebanyakan adalah mantan TKW yang pulang dari luar negeri.

Dengan memberikan pengetahuan dan skill kepada mantan TKW itu, Midah terbantu juga dalam mendapatkan produk olahan bandeng atau makanan lainnya yang kemudian dipasarkan di tempat usahanya yang kini bernama Bilvie Food.

Bilvie Food tak hanya terkenal sebagai sentra olahan bandeng, tetapi juga menjadi sentra oleh-oleh khas Serang. Saat usaha Midah mulai berkembang, usaha itu dilirik oleh pemerintah dan juga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti Bank BRI. Midah kemudian mendapatkan fasilitas pelatihan dan pengembangan usaha. “Dari berbagai pelatihan itu, saya dapat pengetahuan dan juga relasi baru untuk pemasaran,” kata Midah.

Baca Juga: Mundur Jadi Manajer Hotel Demi Bikin Usaha Tumbler Bahan Kayu Jati Kualitas Ekspor

Dari hasil pelatihan yang diikuti itulah, produk olahan bandeng milik Midah bertambah banyak. Jika di awal hanya sate bandeng, kini sudah memiliki 12 varian produk turunan seperti; abon bandeng, pangsit bandeng, krocok bandeng, kerupuk bakso ikan, kerupuk tulang ikan, bakso basah bandeng, nugget, dimsum dan bandeng isi, otak-otak dan banyak lagi.

Membantu eks TKW

Selain berbisnis, Midah ternyata memiliki bakat sebagai aktivis sosial. Ia kerap membantu TKW yang pulang dari perantauan dan tak ingin kembali lagi. Agar para TKW itu bisa tetap bisa produktif di kampung halaman, Midah memberikan mereka pelatihan untuk bekal mereka. “Jika tidak ada modal saya cari akses modalnya, jika tak ada pasar saya bantu pasarkan,” kata Midah.

Karena rasa ingin membantu eks TKW itulah, Bilvie Food milik Midah kini menjadi sentra oleh-oleh khas kota Serang. Produk oleh-oleh yang dipasarkan, Sebagian besar adalah produk yang diproduksi oleh mantan-mantan TKW yang pulang dari luar negeri. “Saya membina eks TKW di 8 kota dan kabupaten di Banten,” kata Midah.

Jumlahnya juga tak tanggung-tanggung, eks TKW yang dilatih sudah berjumlah ratusan orang. Sebab, satu kecamatan saja ada 25 mantan TKW yang menerima pelatihannya. Mereka kebanyakan adalah TKW yang bekerja di Timur Tengah seperti Arab Saudi dan sekitarnya. Oleh Midah, kebanyakan mantan TKW tersebut dilatih memproduksi aneka produk makanan ringan seperti olahan bandeng, keripik singkong hingga yang berat seperti mie ayam dan juga bakso.

Baca Juga: Plafon KUR 2022 Naik, Berikut Tips Pengajuan KUR BRI untuk UMKM

Karena produknya semakin beragam, ikan bandeng yang diolah juga semakin banyak. Biasanya kenaikan permintaan terjadi saat Lebaran, dimana Ia harus mencari bandeng sampai 200 kilogram dan produksi digeber 24 jam dengan cara kerja shift. Pendapatan Midah beragam, jika beruntung bisa mencapai puluhan juta rupiah per hari.

Namun penjualan Midah drop di awal pandemi. Ia harus memutar otak agar penjualan kembali naik dan karyawan tetap bisa bekerja. Beruntung saat itu, Midah banyak ditempa di Rumah BUMN di Serang. Di rumah BUMN itu, Midah menjangkau konsumen yang jauh melalui toko onlinenya.  

Setelah mengenal e-commerce dan toko online, perlahan penjualan mulai berdatangan. Tak ketinggalan, Midah juga masuk ke pasar catering untuk menyiasati sepinya pengunjung ke toko oleh-olehnya. “Pernah 50% pendapatan kami dari online, karena tokok offline sepi,” kata Midah yang kini bercita-cita ingin mengekspor abon bandeng.

Untuk mencapai cita-cita itu, Midah telah membangun tempat produksi ikan bandeng untuk memenuhi standar higienis dari produksi. “Tahun lalu saya dapat hibah peralatan produksi dari Bank BRI, dan itu sangat membantu usaha kami saat pandemi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News