HOME, BisnisYuk

Kisah Sukses BeeMa Honey Ekspor Madu ke Mancanegara

Kisah Sukses BeeMa Honey Ekspor Madu ke Mancanegara

MOMSMONEY.ID - Ide bisnis terkadang datang secara tiba-tiba, tanpa diundang bahkan tanpa direncanakan. Setidaknya inilah pengalaman dari Fransisca Natalia membangun bisnis madu BeeMa Honey sejak tahun 2017 lalu. Fransisca membangun bisnis madu berawal dari kesulitannya mencari madu murni berkualitas untuk dikonsumsi sendiri untuk kesembuhan penyakit asam lambung yang dialaminya.

Mula-mula, Fransisca mendapatkan madu dari wilayah Gunung Muria, berkat informasi dari salah satu temannya. Dari madu itulah, Fransisca mendapatkan banyak manfaatnya, madu sebagai produk terapi Kesehatan. Karena sudah merasakan sendiri khasiat madu hutan yang diperoleh dari Gunung Muria itu, Fransisca kemudian berinisiatif mencari sumber pasokan madu lain yang juga berkualitas.

Selain mendatangi lokasi, Fransisca juga ikut komunitas termasuk komunitas organik yang sjuga ikut beternak lebah. Satu persatu, Fransisca kemudian mendapatkan pasokan madu murni dari para pemburu madu hutan. Pergaulannya yang juga luwes juga mengantarkannya ke peternak lebah yang juga menghasilkan madu murni. “Sejak itu saya inisiatif mempelajari madu dari sisi produksi, karakter hingga pasarnya,” kata Fransisca dalam sebuah obrolan dengan MomsMoney di awal Februari 2022.

Baca Juga: Mundur Jadi Manajer Hotel Demi Bikin Usaha Tumbler Bahan Kayu Jati Kualitas Ekspor

Selain bergaul dengan peternak lebah dan juga komunitas organik, Fransisca juga membangun jaringan dan relasi dengan pasar. Setiap kesempatan yang terkait dengan perlebahan dipelajarinya. Tak hanya di dalam negeri, juga sampai ke luar negeri. Relasi demi relasi didatangi agar tercipta komunikasi yang diharapkan bisa berujung ke jual beli.

“Dari situ saya paham, ada banyak pembeli dari luar negeri yang mencari madu eksotik dari Indonesia,” katanya. Untuk diketahui, madu sangat berkaitan dengan hasil alam. Dalam menghasilkan madu, lebah bergantung pada jenis bunga-bunga yang dihinggapinya. Sebagai negara tropis, tentu saja karakter madu di Indonesia sangatlah beragam dan unik.

Nah, karakter madu dari Indonesia inilah yang sulit dicari dari madu negara lainnya. Salah satu contoh, madu rasa buah tropis yang tentunya hanya ada di negara tropis. Nah, madu jenis ini banyak dicari di luar negeri. “Madu ini yang diminati di pasar ekspor,” ungkap Fransisca yang pernah masuk dalam daftar UMKM berprestasi BRILianpreneur 2021.

Baca Juga: Simak Peluang Bisnis Sedotan Ramah Lingkungan yang Digemari Para Turis

Dalam event yang didatangi oleh buyer dari mancanegara itu, Fransisca mendapatkan banyak relasi untuk memperluas akses pemasaran. Asal tahu saja, saat ini produk BeeMa Honey sudah melancong ke banyak negara seperti; Abu Dhabi, Asia seperti Malaysia, Singapura dan Korea Selatan. Fransisca bilang, belakangan ini Ia sedang merambah pasar ekspor ke Eropa dan Oseania.

Agar bisa memenuhi permintaan pasar, Fransisca bersama rekan-rekannya dari komunitas organik selalu membuka akses dan ikut coaching program yang diadakan oleh pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti Bank BRI dan lainnya. Dari pelatihan-pelatihan itulah, Fransisca mempelajari banyak hal, mulai dari produksi, mutu dan kualitas, pengemasan, pasar hingga manajemen pengelolaan usaha.

Namun, satu yang menjadi beban pikiran Fransisca. Di pasar madu global, Indonesia belum masuk sebagai produsen yang diperhitungkan. Sehingga, madu dari Indonesia tak begitu dikenal di dunia. Berbeda dengan madu dari India, selain produksinya banyak, Namanya juga tersohor kemana-mana.

Garap hotel  & restoran

Lepas dulu bahas pasar ekspor. Di pasar dalam negeri, produk BeeMa Honey saat ini sudah masyur kemana-mana. Di segmen ritel modern misalnya, BeeMa Honey sudah masuk ke banyak supermarket seperti; Ranch Market, Pepito Supermarket, Papaya Fresh Gallery, Kem Chicks, hingga toko organik serta pemasaran lewat e-commerce.

Baca Juga: Kangen Liburan? Coba Festival Jelajah dari Rumah

Khusus untuk segmen ritel online, setidaknya ada pengiriman 5 atau 10 paket per hari. Pengiriman madu secara online tersebut naik sejak pandemi. Kenaikan pemesanan online terjadi di awal-awal pandemi, kemudian stabil memasuki tahun 2021. Selain dari pembeli langsung, pesanan madunya banyak dipesan oleh UMKM lain yang membuat paket imun booster. “Sejak itu, saluran penjualan online bagus dan lebih baik dari tahun sebelumnya,” kata Fransisca.

Di luar pasar ritel, Fransisca ternyata juga memasok produk madunya ke perhotelan dan juga restoran. Boleh dibilang, hotel-hotel ternama di Jakarta seperti Shangrilla dan Hotel Mandarin saat ini sudah menjadikan BeeMa Honey sebagai sajian di restoran dan bofetnya. “Selain itu Sheraton Group, Le Meredien group, Rafles dan lainnya juga pakai madu kami,” jelasnya.

Untuk diketahui, madu di hotel sangat dibutuhkan untuk tamu-tamu mereka. Salah satu konsumsi madu yang banyak digunakan di hotel untuk makanan. Madu kerap dijadikan ingredients, bahan masakan, bahan kue dan juga dressing. Pasar untuk hotel dan restoran ini sempat berkontribusi 40% ke penjualannya. “Semakin tumbuh bisnis hotel, bisnis kami semakin membaik,” ungkap Fransisca.

Baca Juga: Moms, Ada Diskon Belanja Sebesar Rp 100.000, Lewat stimulus-bbi.kemenparekraf.go.id

Namun tak mudah masuk pasar korporasi tersebut. Fransisca harus mempersiapkan banyak sertifikasi seperti Perizinan Industri Rumah Tangga (PIRT) sertifikasi halal dari MUI, sertifikat (GMP (good Manufacturing Practices) dan sertifikat HCCP (Hazard Analysis and Critical Control Point). Dan saat ini, Fransisca sedang mengurus perizinan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Selain bisa memasok ke perhotelan dan restoran, sertifikasi mutu dan kualitas itu juga penting untuk melancarkan proses ekspor. Maka itu, Fransisca ngotot mengurus sertifikasi karena ingin memperkuat pasat ekspor ke berbagai negara. Selain itu, Fransisca juga ingin memperlihatkan ke banyak negara untuk kualitas madu dari Indonesia.  

Berdayakan peternak lebah

Tak sekadar menjadi pedagang madu saja, Fransisca ternyata turut andil dalam melestarikan lebah-lebah liar yang ada di alam. Ia menggalang kerjasama dengan penggiat organik dan juga peternak lebah untuk kelestarian lebah. Tantangan untuk melestarikan lebah dilakukan karena populasinya yang terus turun karena tingginya kerusakan hutan.

“Saya menyadari harus ikut membangun ekosistem berkelanjutan, jadi tidak hanya ambil saja,” jelas Fransisca yang memiliki peternak lebah di berbagai daerah salah satunya di Jawa Barat. Setelah berkecimpung di bisnis madu ini, Fransisca mengetahui bagaimana dampak kerusakan hutan terhadap produksi madu.

Begitu juga dengan penggunaan peptisida yang juga mengancam populasi lebah. Selain memberdayakan peternak lebah, Ia juga menggalang kemitraan dengan pemburu madu hutan dari berbagai daerah. Selain untuk menambah pasokan produksinya, kemitraan dengan pemburu lebah dilakukan untuk memonitor kondisi lebah di hutan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News