HOME, BisnisYuk

Kisah Mantan Pegawai Bank yang Sukses Bikin Sepatu Raja

Kisah Mantan Pegawai Bank yang Sukses Bikin Sepatu Raja

MOMSMONEY.ID - Diantara banyak bisnis, salah satu yang terdampak oleh pandemi adalah bisnis yang menjual produk sekunder dan tersier. Adapun bisnis yang bisa tumbuh dan berkembang salah satunya adalah produk primer. Namun bukan berarti bisnis yang menjual produk sekunder atau tersier harus gulung tikar, sebagian dari mereka masih bisa bertahan bahkan bisa berkembang saat musim pagebluk.

Adalah Lisa Yumi, salah satu produsen sepatu kulit asal Indonesia, dengan merek sepatu Prabu yang berarti sepatu raja. Selama pandemi, Lisa justru berhasil menambah varian produk sepatunya. Lisa juga mengambil hikmah dari pandemi, yaitu merambah produk fashion berupa pakaian dengan target pasar yang sama.

“Pandemi membuat kami bisa fokus untuk riset dan pengembangan produk,” kata Lisa Yumi, pendiri dan pemilik Prabu Indonesia dalam sebuah perbincangan, Senin (14/2). Hasil dari pengembangan produk tersebut, kini sudah bisa dilihat dan dipesan melalui website prabu.id atau melalui marketplace.

Meski penjualan produk baru tak langsung bisa dipetik saat ini, namun dengan adanya variasi produk akan berdampak ke penjualannya di masa yang akan datang. Untuk sepatu, produk yang banyak dirilis ke pasar adalah sepatu dengan harga yang lebih terjangkau tetapi tetap di segmen pasarnya.

Baca Juga: Plafon KUR 2022 Naik, Berikut Tips Pengajuan KUR BRI untuk UMKM

Saat pandemi, penjualan Lisa mengalami penurunan khususnya saat pembatasan sosial diberlakukan pemerintah. Namun, pelajaran yang Ia petik pada tahun 2021 lalu, saat ada pelonggaran, penjualan sepatunya langsung naik signifikan pula. Apalagi, pelonggaran pembatasan sosial itu terjadi menjelang akhir tahun. “Penjualan akhir tahun 2021 membaik,” katanya.

Tapi, Dewi Fortuna belum berpihak kepada Lisa. Memasuki awal tahun 2022, penjualan kembali melandai turun karena naiknya kasus omicron. Seiring dengan itu pula, penjualan Lisa kembali melandai. Namun Lisa yakin, situasinya akan sama dengan tahun 2021 lalu, dimana penjualan akan naik lagi jika kasus penularan covid-19 menurun. “Saat pasar sepi kami bisa melakukan pengembangan produk,” tambah perempuan kelahiran tahun 1985 itu.

Dengan kehadiran pakaian, Prabu Indonesia tak lagi hanya menjadi produsen sepatu saja. Lisa memang menargetkan, perusahaannya satu saat kelak bisa menjadi perusahaan fashion. Namun memang, peluncuran produk pakaian saat ini tidak terlalu tepat, karena situasinya masih pandemi.

Dari sisi bisnis, Prabu sebagai produsen sepatu mampu memproduksi 1.000 sepatu per bulan. Selain dipasarkan dengan merek sendiri, sepatu yang diproduksi bisa menggunakan merek perusahaan lain alias menyediakan jasa makloon.

Memperbanyak relasi

Satu hal yang membuat bisnis sepatu Prabu tetap eksis meski pandemi adalah, konsep bisnisnya yang online. Lisa bilang, sedari awal perusahaannya memang memformat jaringan distribusi secara online karena murah. Selain itu, Lisa juga memasarkan produknya melalui marketplace yang sudah ada.

Baca Juga: Simak Peluang Menjadi Agen BRILink, Laba Bisa Puluhan Juta per Bulan

Adapun untuk display, Lisa ikut memajang produknya menggunakan toko offline dalam jumlah terbatas. Saat ini, produknya bisa ditemui di Lotte Mart dan Pacific Place, Jakarta. “Strategi online menghemat biaya operasional karena tidak perlu menyewa toko  dan karyawan,” kata Lisa.

Dengan kualitas sepatu yang mumpuni itu, Prabu berhasil masuk dalam daftar Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pilihan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. Prabu kemudian diajak dalam UMKM yang dipamerkan dalam expo BRIlianpreneur 2021. Asal tahu saja, BRIlianpreneur adalah pameran produk kreatif buatan Indonesia. Pengunjung pameran tak hanya dari dalam negeri, tetapi juga banyak buyer dari luar negeri.  

“Selama ikut pameran, saya dapat banyak relasi bisnis dan dapat kenalan,” kata Lisa yang memiliki 15 karyawan itu.  Saat pandemi terjadi, karyawan Lisa tetap bekerja seperti biasa. Inilah salah satu yang disyukuri oleh Lisa, yang masih bisa mempekerjakan karyawan meski kondisi bisnis banyak terperosok saat pandemi.

Selain ikut pameran Brilianpreneur, Lisa juga pernah ikut pameran di Singapura. Di sanalah, Lisa mendapat relasi dan juga bertemu dengan distributor sepatu asal Jepang.

Mantan karyawan bank

Perlu diketahui, Lisa Yumi merupakan lulusan dari kampus Universitas New South Wales di Australia. Sebelum memutuskan berwirausaha, Lisa pernah berkarier di perbankan, sesuai dengan ilmu yang ia pelajari di bangku kuliah. Namun kenyataannya, ia hanya bertahan di dunia kerja tersebut selama empat tahun.

Lisa memutuskan keluar dari pekerjaannya lantaran tergoda untuk berbisnis. Memang tak mudah meninggalkan zona nyaman, namun tekadnya yang kuat membuatnya harus ambil keputusan. Ia memutuskan untuk terjun ke usaha pembuatan sepatu kulit sesuai degan hobinya mengoleksi sepatu kulit.

Selain karena hobi, Lisa melihat harga sepatu kulit berkualitas di pasar terlalu mahal, bisa mencapai Rp 2 juta per pasang. Sementara mengenakan sepatu kulit biasa, tidak sesuai dengan seleranya. Dari situlah ia mulai mencari tahu informasi terkait sepatu kulit dan bahan kulit di Indonesia.

Baca Juga: Kisah Sukses BeeMa Honey Ekspor Madu ke Mancanegara

Ia kemudian belajar langsung dari ahli sepatu Italia di Indonesia. Aktivitas itu terus dilakoninya siang dan malam. Ia kemudian memutuskan menggunakan uang tabungannya untuk memulai produksi sendiri tahun 2010. Awal mula, produksinya dipasarkan terbatas untuk teman dan kolega. Beruntung, produknya mendapatkan respon positif dari rekan-rekannya. Ia pun semakin semangat mengembangkan usaha yang baru saja dirintisnya ini.

Usaha Lisa terus berkembang hingga kemudian Lisa memutuskan untuk meninggalkan statusnya sebagai karyawan di tahun 2011. Sampai tahun 2018, Lisa merilis merek Sepatu dengan segmen pasar usia 25-45 tahun atau eksekutif muda dengan kisaran harga Rp 450.000-Rp 700.000.

Agar konsumen makin loyal, Lisa menjamin kualitas produknya dengan memberikan garansi. Jika ada kerusakan dalam 6 bulan, sepatu bisa ditukarkan. Setelah berkembang di dalam negeri, nama Sepatu Prabu kemudian santer ke Australia dan Singapura.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News