Keluarga

WHO: Dunia Tidak Bisa Menutup Mata dan Berharap Covid-19 akan Hilang

WHO: Dunia Tidak Bisa Menutup Mata dan Berharap Covid-19 akan Hilang

MOMSMONEY.ID - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menegaskan, dunia tidak bisa menutup mata dan berharap virus corona baru penyebab Covid-19 akan hilang. 

"(Virus ini) tidak akan (hilang)," tegas Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers Rabu (11/1), dikutip dari laman WHO.

Sequencing atau pengurutan genom tetap penting untuk mendeteksi dan melacak kemunculan dan penyebaran varian baru, seperti Omicron XBB.1.5.

"Kami mendesak semua negara yang sekarang mengalami penularan intensif untuk meningkatkan sequencing, dan berbagi sequences tersebut," kata Tedros.

Baca Juga: WHO: Penumpang Pesawat Pakai Masker di Tengah Penyebaran Omicron XBB.1.5

Investasi dalam tes Covid-19 atas orang yang berisiko untuk memastikan mereka menerima perawatan yang memadai, dan melacak virus tetap penting.

"Tidak ada keraguan bahwa secara global kita berada dalam posisi yang jauh lebih baik dari setahun yang lalu," ujar Tedros.

Sejak Februari tahun lalu, jumlah kematian akibat Covid-19 yang masuk ke WHO setiap minggunya turun hampir 90%.

Namun, sejak pertengahan September, jumlah kematian mingguan terhenti antara 10.000 dan 14.000 per minggu.

"Dunia tidak bisa menerima jumlah kematian ini ketika kita memiliki alat untuk mencegahnya," ungkap Tedros.

Baca Juga: Paling Menular, Waspada dengan Mengenali Gejala Subvarian Baru Omicron XBB.1.5

Pekan lalu, hampir 11.500 kematian akibat Covid-19 dilaporkan ke WHO, sekitar 40% dari Amerika, 30% dari Eropa, dan 30% dari Pasifik Barat.

Tapi, angka tersebut hampir pasti merupakan perkiraan yang terlalu rendah, mengingat pelaporan kematian terkait Covid-19 di China yang rendah.

"Sebagian besar dari mereka yang meninggal adalah kelompok berisiko, termasuk orangtua," kata Tedros.

Selama enam bulan terakhir tahun lalu, orang berusia 65 atau lebih menyumbang hampir 90% dari semua kematian akibat Covid-19 berdasarkan laporan yang masuk ke WHO.

"Tapi sekali lagi, data yang kami terima dari negara-negara tidak cukup untuk memberikan gambaran yang jelas tentang siapa yang sekarat, dan mengapa," tegas Tedros.

Baca Juga: Bisa Menulari 16 Orang Sekaligus, Ini Gejala Subvarian Omicron BF.7

Hanya 53 dari 194 negara yang menyediakan data kematian yang mereka pisahkan berdasarkan usia dan jenis kelamin.

"Memasuki tahun keempat pandemi ini, kami meminta semua negara untuk memberikan data ini. Semakin banyak data yang kita miliki, semakin jelas gambaran yang kita miliki," ujar Tedros.

WHO terus mengimbau semua negara untuk fokus pada vaksinasi penuh pada kelompok yang paling berisiko, terutama orangtua.

"Dan, kami terus mengimbau semua orang untuk mengambil tindakan pencegahan yang tepat bila diperlukan untuk melindungi diri sendiri dan orang lain," kata Tedros.

"Anda mungkin tidak mati karena penyakit ini, tetapi Anda bisa memberikannya kepada orang lain untuk melakukannya," imbuh Tedros.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News