Santai

Bisa Menulari 16 Orang Sekaligus, Ini Gejala Subvarian Omicron BF.7

Bisa Menulari 16 Orang Sekaligus, Ini Gejala Subvarian Omicron BF.7

MOMSMONEY.ID - Covid-19 mengamuk di China. Subvarian Omicron BF.7 bertanggungjawab atas gelombang kasus masif di negeri tembok raksasa, dengan setiap hari jutaan orang terpapar Covid-19. Kenali gejala subvarian Omicron BF.7 berikut ini.

Dalam pertemuan dengan Kelompok Penasihat Teknis untuk Evolusi Virus (TAG-VE) WHO pada Selasa (3/1), para ilmuwan dari CDC China menunjukkan dominasi garis keturunan Omicron BA.5.2 dan BF.7 di antara kasus Covid-19 lokal.

Sebenarnya, subvarian Omicron BF.7 terdeteksi di India pada Juli lalu. Tapi, tidak menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 saat itu. Bahkan, sebelum lonjakan kasus terjadi di China, BF.7 sudah ditemukan di 91 negara.

Baca Juga: PPKM Dicabut, Ini Aturan Protokol Kesehatan Selama Masa Transisi Menuju Endemi

Mengutip Times of India, orang yang terinfeksi subvarian Omicron BF.7 menunjukkan gejala seperti: 

  • pilek
  • batuk
  • bersin
  • demam
  • diare
  • muntah

Orang yang terpapar subvarian Omicron BF.7 sejauh ini tidak memiliki gejala klasik. Gejala yang terlihat mirip dengan yang terlihat pada gelombang kasus Covid-19 sebelumnya.

Risiko terbesar pada kasus subvarian Omicron BF.7 adalah memiliki tingkat penularan yang dominan dibanding varian lainnya. Seseorang yang terinfeksi BF.7 bisa menginfeksi 16 orang.

Baca Juga: Pemerintah Akhirnya Cabut Kebijakan PPKM, Ini Pertimbangannya

Kasus subvarian Omicron BF.7 di Indonesia

Di Indonesia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) hingga akhir tahun lalu mendeteksi 15 kasus subvarian Omicron BF.7.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menyatakan, sembilan kasus subvarian Omicron BF.7 merupakan transmisi lokal. Sedangkan sisanya kasus impor. 

"Sembilan kasus merupakan transmisi lokal, tidak ada riwayat perjalanan luar negeri," kata Nadia melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Jumat (30/12).

Nadia menyebutkan, semua kasus subvarian Omicron BF.7 itu dinyatakan sembuh setelah menjalani isolasi mandiri (isoman). 

Gejala yang penderita alami sama dengan flu, seperti batuk, demam, pilek, dan sakit tenggorokan. Ada pula pasien yang mengalami anosmia atau sulit mencium bau dan mengeluhkan nyeri perut, mual, dan muntah. 

Nadia mengungkapkan, kasus tersebut ditemukan sejak Oktober 2022 yang menyebar di beberapa provinsi. "Di Jakarta tujuh kasus, Jawa Barat satu kasus, dan Bali tujuh kasus," ucap dia. 

Hingga kini, Nadia menambahkan, belum ada tanda-tanda peningkatan kasus BF.7 di Indonesia. Meski begitu, Kemenkes masih terus memonitor perkembangan kasus dan memperketat pengawasan di pintu-pintu masuk ke Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News