HOME, Santai

Mengenal Duck Syndrome yang Rawan Terjadi pada Mahasiswa dan Pekerja Baru

Mengenal Duck Syndrome yang Rawan Terjadi pada Mahasiswa dan Pekerja Baru

MOMSMONEY.ID - Dengan semakin berkembangnya zaman, fenomena yang menyangkut masalah kesehatan mental juga semakin banyak ditemui.

Salah satunya adalah fenomena yang disebut dengan duck syndrome yang kerap dialami oleh milenial masa kini. Duck syndrome merupakan suatu fenomena dimana adanya perilaku seseorang yang terlihat baik-baik saja, namun ternyata menyimpan banyak masalah.

Melansir dari laman Better Help, duck syndrome sendiri sebenarnya bukan merupakan gangguan kesehatan mental maupun sebuah kondisi diagnosis formal yang diberikan oleh ahli.

Baca Juga: Lagi Mau Magang? Yuk, Coba Cari Lowongan Magang di Website Ini

Duck Syndrome lebih akrab disebut dengan Stanford Duck Syndrome karena pertama kali digunakan oleh mahasiswa universitas Stanford. Istilah duck atau bebek ini digunakan karena memiliki penjelasan dan filosofi yang sama seperti kehidupan mahasiswa disana.

Kehidupan mahasiswa yang ppenuh dengan banyak tuntutan tugas dan kewajiban namun mereka juga dituntut untuk bisa tetap memenuhi kebutuhannya bersama teman-temannya seperti tidak ada masalah dalam tanggung jawab mereka.

Karena tidak adanya diagnosis formal yang diberikan oleh ahli, maka duck syndrome ini sebenarnya tidak memiliki diagnosis atau gejala formal.

Namun laman Medicine Net menjelaskan bahwa gejala yang bisa dilihat adalah terlihat baik-baik saja, bisa mengikuti seluruh kewajiban dan tanggung jawab, namun ternyata memiliki kehidupan yang banyak masalah atau kewajiban lainnya yang menumpuk dan harus dipenuhi.

Baca Juga: The Red Sleeve, Drama Korea Saeguk Terbaru yang Miliki Kisah Romantis dan Manis

Selain itu, ciri lainnya yang bisa dikaitkan dengan duck syndrome adalah adanya perasaan bahwa orang lain bisa melakukan, merasakan, atau pun hidup baik-baik saja dibanding dengan dirinya. Sehingga hal tersebut bisa memicu timbulnya duck syndrome.

Di samping itu, duck syndrome juga masih memiliki korelasi dengan munculnya stress. Lantaran terlalu banyaknya stress yang menumpuk karena tuntutan yang berlebih namun harus tetap memasang wajah bahagia dan senyum di wajah seperti tidak ada masalah.

Sehingga laman Better Help pun menjelaskan bahwa duck syndrome ini juga memiliki faktor pemicunya sendiri. Seperti transisi kehidupan dari masa sekolah ke kehidupan mahasiswa atau dari kehidupan mahasiswa ke dunia kerja yang penuh dengan tuntutan.

Sosial media juga memiliki peran dan menjadi faktor penyebab munculnya duck syndrome. Membandingkan kehidupan orang yang ada di sosial media dengan diri sendiri bisa membuat munculnya rasa kompetitif yang bisa memicu timbulnya stress atau kewalahan.

Peran keluarga juga bisa menjadi salah satu faktor munculnya duck syndrome. Tuntutan dari keluarga untuk selalu memenuhi standart tinggi seperti mendapat nilai yang bagus, mendapatkan pekerjaan yang bonafit juga menjadi pemicu munculnya duck syndrome.

Selanjutnya: Bikin Penasaran, Akhirnya Spiderman No Way Home Rilis Trailer Officialnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News