HOME, Keluarga

Cara Cegah Panic Buying di Masa Pandemi

Cara Cegah Panic Buying di Masa Pandemi

MOMSMONEY.ID - Masa pandemi telah banyak memberikan perubahan khususnya di bidang perekonomian. Salah satunya, seseorang bisa menjadi lebih konsumtif terhadap barang-barang yang dibutuhkan selama COVID-19 menyerang, seperti handsanitizer, masker, oksigen, bahan makanan, dan obat-obatan. Tak cukup membeli satu atau dua, beberapa orang bahkan memborong sebagai stok selama pandemi. Perilaku ini disebut panic buying.

Panic buying kemudian menjadi masalah karena menyebabkan kekhawatiran bagi masyarakat lain yang akhirnya menularkan tindakan yang serupa. Akhirnya, masyarakat yang benar-benar membutuhkan  tidak kebagian barang tersebut karena telah menjadi langka. Contohnya, kelangkaan isi tabung oksigen yang menyebabkan 33 pasien meninggal dunia di RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta.

Kelangkaan karena panic buying telah terjadi sejak awal pandemi di mana saat itu masker dan handsanitizer disebut sebagai perlengkapan wajib untuk menangkal wabah. Disusul kelangkaan multivitamin dan bahan pokok makanan karena pemberlakuan lockdown. Hal ini terus terjadi hingga saat ini. Bahkan kelangkaan barang juga terjadi pada barang-barang yang diklaim dapat mengatasi COVID-19 seperti susu beruang dan air kelapa.

Tak berhenti sampai di situ, kelangkaan yang terjadi juga menyebabkan beberapa barang mengalami kenaikan harga. Ada beberapa pihak yang disinyalir memanfaatkan situasi ini untuk mengeruk keuntungan. Hal ini membuktikan bahwa manusia juga mengalami krisis moral khususnya empati terhadap sesama.

Baca Juga: Benarkah Kelapa Hijau dan Susu Beruang Sembuhkan Covid?

Lantas, bagaimana cara mencegah kepanikan ini terjadi pada Anda?

Cek Kebenaran Klaim Suatu Produk Sebelum Membeli

Sebelum benar-benar membeli suatu barang, ada baiknya Anda mengecek terlebih dahulu kebenaran klaim suatu produk. Apakah barang tersebut benar-benar dapat menangkal virus atau hanya akal-akalan marketing saja. Misal, cek hasil penelitian produk, kata pakar, atau rekomendasi dokter.

Anda juga dapat mengecek apakah ada produk serupa yang bisa didapatkan tanpa harus berebut stok dengan orang lain. Dengan begitu, Anda tak perlu cemas bila kehabisan suatu produk yang diklaim dapat mengatasi COVID-19.

Membangun Empati

Anda mungkin sudah sering mendengar penimbunan barang langka dan kenaikan harga besar-besaran di masa pandemi oleh oknum-oknum tertentu. Lalu apa bedanya jika Anda memborong suatu produk sebagai stok persediaan di rumah?

Hindari berbelanja barang penting secara berlebihan di masa pandemi dengan cara membangun empati. Dilansir djkn.kemenkeu.go.id, empati adalah paham dan memahami perasaan orang lain. Jika tidak ada empati, maka tidak akan terjadi tolong menolong dan hanya akan menciptakan individualisme pada setiap individu. Sebagai masyarakat yang berempati, lakukan pembelian barang sesuai kebutuhan saja. Tidak melakukan panic buying secara membabi buta.

Baca Juga: Gandeng KBRI Singapura dan Temasek, Sinar Mas Donasi 1.000 Oxygen Concentrator

Berpikir Positif

Dilansir klikdokter.com, berpikir positif dapat mengendalikan dampak panic buying. Dari jutaan kasus positif di Indonesia, ada jutaan kasus sembuh juga. Program vaksinasi nasional juga terus dijalankan secara cepat tahun ini. Artinya, sudah ada titik terang bahwa infeksi virus COVID-19 dapat diatasi. Masyarakat harus tenang dan tak perlu berlebihan membeli ini itu, kecuali menjaga keselamatan diri dengan menerapkan protokol kesehatan.

Berpikiran positif juga dapat menghindarkan diri dari stres mental akibat terjadinya panic buying. Stres dapat mempengaruhi kondisi imun tubuh karena rasa cemas berlebih.

Pemerintah tentu telah membuat kebijakan untuk mengatasi panic buying yang terjadi di masyarakat Indonesia. Namun, alangkah lebih baik bila masyarakat itu sendiri memiliki kesadaran untuk mencegah panic buying. Dengan begitu, kelangkaan suatu barang dapat dengan mudah teratasi.

Selanjutnya: Tips Jaga Keuangan Saat PPKM Darurat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News