BisnisYuk

Yuk Bertani Sayuran Microgreen, Begini Caranya

Yuk Bertani Sayuran Microgreen, Begini Caranya

MOMSMONEY.ID - Ingin bertani sayuran microgreen? Ikuti cara berikut ini, yuk.

Mengonsumsi sayuran mini atau microgreen belakangan menjadi tren untuk mendukung gaya hidup sehat. Nah, tahu, kan, moms jika sayuran mini ini tergolong jenis sayur yang dikembangkan petani urban.

Menurut Abiel Jirech Sudarto, Pemilik Need More Farm menjadi petani urban khususnya menggarap sayuran imut ini cukup mudah. Anda bisa memanfaatkan ruangan yang ada di rumah.

Ukuran kamar pun bisa dimanfaatkan. Abiel sendiri memanfaatkan kamar yang berukuran 3 meter x 6 meter untuk produksi.

Demikian juga dengan Steaven Livan, Pemilik Grou Farming. Dia memanfaatkan ruangan kamar berukuran 3 x 5 meter untuk produksi.

"Area itu sudah terpasang ful infrastruktur. Tapi yang terpakai produksi baru 25%," kata Steaven kepada Momsmoney.

Kok, pakai kamar? Ya, untuk menanam sayuran microgreen bisa dilakukan di area tertutup. Untuk kebutuhan cahaya bisa memanfaatkan terangnya lampu. Dan, untuk menjaga kesejukannya bisa menggunakan pendingin ruangan atau AC.

Baca Juga: Ganggu Kesehatan Mental, Berikut 5 Tanda Pasangan Manipulatif

Adapun perlengkapan lainnya berupa rak-rak tempat menaruh media tanam sayuran. Untuk media tanamnya sendiri bisa berupa nampan-nampan plastik yang dilubangi.

Cara menanamnya bisa menggunakan sistem hidroponik maupun organik. Jika hidroponik, Anda harus melakukan kontrol sirkulasi air dan kandungan airnya. Dan tentu saja investasi infrastruktur media hidroponiknya.

Sementara dengan sistem organik, Anda bisa memanfaatkan cocopeat atau cacahan sabut kelapa. Nah, untuk metode ini, pemenuhan airnya dilakukan dengan semprot manual. Lebih praktis dan irit modal.

Jika Anda memiliki lahan terbuka, bisa membuat green house. “Karena saya ada lahan, saya memilih menanam di luar ruangan. Tidak ribet karena pemenuhan cahaya bisa kita penuhi dari cahaya matahari," ujar Gandhi Gumelar, Pemilik Homey Microgreens, kepada Momsmoney.

Ukuran green house yang dibangun Gandhi juga tak luas, hanya berukuran 3 meter x 5 meter. Cukup dibuat dari bilah bambu dan plastik.

Microgreen

Baca Juga: Moms, Kenalan Yuk Sama Sayuran Microgreens yang Kaya Nutrisi 

Kebutuhan lahan yang tidak luas inilah yang membuat sayuran microgreen bisa dikembangkan dimanapun. Dengan catatatan, minimal pemenuhan cahaya dan air tercukupi.

"Nah, mengingat segmen ini masih di kalangan menengah atas. Ada baiknya lokasi farm ada dekat dengan pasar kita," jelas Steaven. Selain itu, karena sayuran harus disajikan dalam kondisi segar tentu lokasi produksi harus dekat dengan target market.

Steaven bilang, sistem pertanian microgreen ini memungkinkan kita untuk memutus rantai pasok sayur. Jika umumnya sayuran dewasa di produksi di luar Jakarta, biasanya dari proses panen sampai ke tangan pedagang membutuhkan waktu sekitar 5 hari.

Alhasil, ketika sayuran di tangan konsumen hanya tangan dua atau tiga hari kesegarannya.

"Tapi, kalau microgreen yang saya kembangkan di Jakarta dengan target di kawasan Jakarta dan sekitarnya dari proses panen hingga kemas dan antar ke swalayan tak sampai 24 jam," ungkap Steaven.

"Kesegaran sayur terjaga. Di rak toko bisa lebih lama pun ketika sampai konsumen bisa lama. Bisa sampai 2 minggu tahannya," imbuhnya.

Baca Juga: Ini Sinopsis The Fabulous, Drakor Terbaru Netflix DIbintangi Choi Min Ho

Untuk pengetahuan seputar proses taniannya, Anda bisa belajar secara otodidak. Bisa melalui jurnal dan media sosial seperti youtube. Hal ini yang dilakukan Steaven dan Abiel.

"Kalau untuk peralatan dan perlengkapan ada banyak ditemukan di Indonesia. Yang impor biasanya benih sayurannya," kata Steaven.

Sepengalaman Steaven, benih impor memiliki potensi tumbuh nyaris 100% sementara benih lokal yang memang lebih murah memiliki potensi tumbuh tak sampai 70%. Untuk itu sejauh hitungan bisnis, menggunakan benih impor lebih menguntungkan.

Untuk membeli benih ini, bisa dilakukan di toko online luar negeri. Bisa coba-coba dulu dalam jumlah kecil. Kalau sudah memastikan punya toko benih yang diandalkan baru deh berani komersil.

Jika belum punya sumber benih sebaiknya jangan memaksakan untuk komersil. Karena, bahan baku utama usaha ini benih.

"Kalau permintaan besar tapi kita enggak ada benih, tentu susah memenuhi. Bukan hanya dari stok saja tapi dilihat dari kualitas benihnya," ujar Steaven.

Bagaimana? Tertarik untuk menjadi petani perkotaan?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News