HOME, Keluarga

Orang Tua Harus Tahu! Ini Dia Ciri-Ciri Anak Manipulatif dan Tips untuk Mengatasinya

Orang Tua Harus Tahu! Ini Dia Ciri-Ciri Anak Manipulatif dan Tips untuk Mengatasinya

MOMSMONEY.ID - Tidak jauh berbeda dengan orang dewasa, anak yang manipulatif juga sering memanfaatkan situasi atau orang lain untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Anak yang tergolong manipulatif kemungkinan besar akan membuat orang tua merasa bersalah atau melakukan kebaikan supaya orang tuanya luluh dan mau memenuhi keinginan mereka.

Selengkapnya, berikut beberapa ciri-ciri anak manipulatif yang perlu orang tua ketahui sebagaimana dilansir dari laman MomJunction.

Baca Juga: Anak Susah Minum Obat? 4 Tips Ini Bisa Anda Coba untuk Mengatasinya

1. Emosinya meledak-ledak

Anak-anak yang manipulatif cenderung tidak bisa menerima jawaban “tidak”. Ketika orang tua tidak mengabulkan permintaannya, anak yang manipulatif akan menjadi tidak terkendali, emosinya meledak-ledak, menunjukkan agresi, berperilaku kasar, dan bahkan menangis.

Melalui perilaku emosional yang intens semacam itu, anak akan membuat orang tua kebingungan dan berakhir dengan menuruti permintaan mereka.

2. Gemar melampiaskan amarah

Ciri lain dari anak yang manipulatif yakni kerap melemparkan amarah yang ditandai dengan ledakan kemarahan intens untuk waktu yang singkat atau sampai anak berhasil mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Saat marah, anak mungkin tidak ragu untuk berteriak bahwa mereka membenci Anda dan menganggap Anda sebagai orang tua yang buruk karena tidak mau mengabulkan permintaan mereka. Bahkan, anak yang manipulatif juga tidak akan berpikir panjang untuk menangis sambil berguling-guling di depan toko mainan demi mendapatkan mainan incarannya.

Meski biasa terjadi pada anak kecil, namun Anda perlu waspada jika perilaku anak yang demikian terjadi secara berulang-ulang.

3. Suka berbohong

Biasanya, anak yang manipulatif akan berbohong dan bertingkah layaknya korban (playing victim) untuk memberi tahu orang lain bahwa orang tuanya tidak cukup baik karena tidak mau memberikan apa yang mereka inginkan. Akibatnya, orang tua akan secara terpaksa memberikan sesuatu yang lebih dari apa yang diperlukan anak.

Selain itu, anak yang manipulatif juga bisa melakukan perilaku sebagai berikut untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan:

  • Membuat orang tua merasa bersalah.
  • Melakukan gaslighting atau membuat orang tua meragukan penilaiannya sendiri.
  • Menggunakan pemerasan emosional.

Nah, setelah mengetahui ciri-cirinya, simaklah beberapa tips mengatasi perilaku manipulatif pada anak berikut ini.

1. Jangan langsung mengabulkan permintaan anak

Biarkan anak menunggu selama beberapa hari sebelum permintaannya dikabulkan. Ini dilakukan untuk mencegah kepuasan langsung sekaligus mengendalikan dorongan untuk melakukan sesuatu secara spontan.

2. Buat action plan

Tetapkan bagaimana cara yang tepat dan harus anak lakukan saat mereka ingin meminta dan mendapatkan sesuatu tanpa menunjukkan perilaku manipulatif.

3. Lakukan kegiatan bersama

Melakukan kegiatan bersama seperti membaca cerita atau bermain peran memungkinkan Anda dan anak untuk mengekspresikan perasaan. Saat berkegiatan bersama, pastikan untuk memberikan anak kesempatan berbicara dan dengarkanlah mereka dengan sabar.

Dengan menunjukkan kesabaran, itu akan sangat membantu anak untuk belajar bagaimana berperilaku baik.

4. Tetapkan aturan yang jelas

Beri tahu anak tentang apa saja yang harus dan tidak boleh mereka lakukan. Misal, anak tidak boleh meminta mainan dan hanya boleh mendapatkan es krim jika mereka ingin ikut Anda ke supermarket. Ini bertujuan untuk mengurangi kemungkinan anak membuat ulah.

5. Berikan hadiah saat anak menunjukkan perilaku baik

Memberikan hadiah kepada anak saat mereka menunjukkan perilaku baik atau berhasil mengendalikan perilaku manipulatifnya akan memotivasi anak untuk terus mengembangkan perilaku positif ke depannya. Anda dapat membuat daftar hadiah berdasarkan minat dan tingkat motivasi anak.

6. Ajarkan anak untuk membuat jurnal

Membuat jurnal atau journaling bermanfaat untuk memaksimalkan kesehatan mental anak dengan cara meluapkan pikiran dan perasaan yang menahan mereka dalam bentuk tulisan.

Ajarkan anak untuk senantiasa mencatat hal-hal positif seperti pujian apa yang telah mereka dapatkan, siapa saja orang yang selalu mendukungnya, atau bantuan apa yang telah mereka berikan kepada orang lain.

7. Bantu anak mengelola stres

Cobalah untuk menciptakan suasana rumah yang santai guna menghindari aktivasi tindakan manipulatif pada anak. Pelajari juga lebih banyak hal tentang stres pada anak-anak sekaligus beberapa keterampilan coping untuk membantu anak menghadapi situasi apapun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News