Bugar

Kebiasaan yang Meningkatkan Risiko Tertular Hepatitis

Kebiasaan yang Meningkatkan Risiko Tertular Hepatitis

MOMSMONEY.ID - Hepatitis adalah penyakit yang mudah menular dengan gejala utamanya adalah nyeri sendi, demam, dan sakit kuning. Penyakit hepatitis bisa menjadi akut maupun kronis.

Parahnya, jika tidak segera diobati, ia bisa menyebabkan komplikasi serius seperti kanker hati, sirosis, dan gagal hati. 

Semenjak hepatitis akut mulai menjadi perhatian Badan Kesehatan Dunia (WHO) di tegah pandemi ini, ada baiknya Anda tetap mengaplikasikan kebiasaan hidup sehat.

Ini termasuk menghindari kebiasaan yang meningkatkan risiko tertular hepatitis. Berikut ini beberapa kondisi yang bisa menjadi media penularan virus hepatitis yang perlu Anda waspadai.

Baca Juga: Wajib Dicoba! Beragam Cara Mengatasi Sakit Kepala Secara Alami

Transfusi darah

Selain cara di atas, penularan hepatitis pun dapat terjadi melalui transfusi darah. Meski begitu, rute penyebaran virus ini hanya berlaku pada hepatitis B, C, dan D.

Terlebih lagi, virus hepatitis C hanya bisa menular lewat rute parenteral, yaitu kontak langsung dengan darah yang terinfeksi. 

Itu sebabnya, penerima donor darah, rutin menjalani pengobatan dengan transfusi darah, atau transplantasi organ lebih berisiko terinfeksi hepatitis.

Mengonsumsi alkohol berlebihan

Konsumsi alkohol yang tidak terkontrol mengakibatkan hati mengalami peradangan. Kebiasaan ini juga menyebabkan sel hati mengalami kerusakan secara permanen. 

Akhirnya, fungsi hati pun akan terganggu. Apabila tidak segera ditangani, kondisi tersebut bisa berkembang lebih buruk menjadi sirosis dan gagal hati.

Baca Juga: Ketahui 5 Gejala Hepatitis B yang Tidak Boleh Disepelekan. Simak di Sini!

Berhubungan seks

Pada dasarnya virus hepatitis tidak dapat ditularkan lewat interaksi kontak biasa, seperti sentuhan kulit saat berpelukan atau berciuman. 

Sayangnya, hal ini tidak berlaku ketika berhubungan seks dengan pasien yang terinfeksi, terlebih jika tidak menggunakan alat kontrasepsi. 

Berhubungan seks ternyata menjadi salah satu penyebaran virus hepatitis A dan B yang paling sering terjadi. 

Saat berada pada fase awal, pengidap hepatitis sering kali tidak akan merasakan adanya gejala hingga terjadi kerusakan dan masalah pada fungsi hati.

Kasus hepatitis yang terjadi karena infeksi virus umumnya baru akan menunjukkan gejala setelah masa inkubasi terlewati. 

Waspadai jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala yang mengarah pada hepatitis. Segera lakukan pemeriksaan ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan dan menghindari penularan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News