Keluarga

Ini 7 Efek Negatif yang Akan Anak Dapatkan Saat Dibesarkan oleh Sosok Strict Parent

Ini 7 Efek Negatif yang Akan Anak Dapatkan Saat Dibesarkan oleh Sosok Strict Parent

MOMSMONEY.ID - Belakangan ini jagad maya dihebohkan dengan fenomena strict parent. Strict parent sendiri adalah sebutan khusus untuk orang tua yang ketat dan gemar menempatkan standar serta tuntutan yang tinggi pada anak-anaknya.

Kebanyakan strict parent cenderung otoriter, dingin, tidak responsif, dan sering membuat aturan yang terlalu ketat sekaligus sewenang-wenang. Ketika seorang anak dibesarkan oleh strict parent, fokusnya sering kali diberikan pada bagaimana mereka dapat membuat orang tuanya bahagia dengan cara menuruti setiap dikte yang diberikan orang tua. Faktanya, orang tua yang menerapkan strict parenting lebih banyak merugikan anak daripada sebaliknya.

Dilansir dari laman Moms, inilah 7 efek negatif yang akan anak dapatkan saat dibesarkan oleh sosok strict parent.

Baca Juga: 5 Hal Sederhana yang Bisa Membantu Mengatasi Stres dengan Cepat

1. Berisiko menyebabkan obesitas

Strict parenting sangat bergantung pada orang tua yang melakukan segalanya dan mendikte kehidupan anak-anak mereka. Akibatnya, anak menjadi ketergantungan pada instruksi orang tuanya untuk setiap keputusan yang dibuat.

Para ahli telah mengakui hubungan yang kuat antara strict parenting dengan peningkatan tajam risiko obesitas di kalangan anak-anak. Ini dapat terjadi ketika seorang strict parent mendikte anaknya untuk makan dua makanan penutup sekaligus dalam satu waktu seolah-olah ia memiliki pemahaman yang kuat tentang kebiasaan makan anaknya. Faktanya, bisa saja sang anak telah memiliki self regulation untuk memilih satu makanan penutup saja.

2. Mendorong anak untuk menjadi pembohong

Para ahli di Life Hack melaporkan bahwa strict parenting cenderung melahirkan anak-anak yang gemar berbohong. Menurut temuan mereka, pendekatan strict parenting secara universal hanya memperburuk siklus berbohong dan bermuka dua yang mana hal ini dapat mendarah daging pada anak-anak dan membuat mereka bermasalah di kemudian hari.

Para orang tua yang menerapkan pendekatan otoriter terhadap pengasuhan umumnya lebih suka menghukum anak mereka dengan keras atas kesalahan yang mungkin dilakukan. Pada gilirannya, kebiasaan orang tua yang demikian akan mendorong anak-anak untuk menjadi pembohong yang produktif. Kemungkinan besar, anak akan menggunakan kebohongan sebagai cara untuk menghindari hukuman.

3. Meningkatkan risiko depresi

Tumbuh di bawah bayang-bayang strict parent sering kali membuat anak merasa bahwa ada bagian dari diri mereka yang tidak dicintai dan tidak dapat diterima. Berada di lingkungan di mana seorang anak kecil dikenai hukuman yang keras dan batasan yang ketat rentan membuat anak merasa tidak mungkin padahal perasaan yang demikian sangatlah tidak sehat.

Tidak heran jika risiko depresi pada anak-anak dengan strict parent cenderung meningkat karena umumnya mereka merasa tidak nyaman dan tidak bahagia di rumah mereka sendiri.

4. Mengganggu motivasi dan kreativitas

Strict parent kerap mendikte jalan anak alih-alih mendorong anak untuk mengambil risiko yang diperhitungkan dan eksploratif dalam berbagai tahap perkembangan mereka. Secara alami, anak-anak adalah makhluk kecil yang dipenuhi dengan rasa ingin tahu dan kreativitas. Ketika anak dibesarkan oleh strict parent, kreativitas mereka cenderung tidak akan diberi kesempatan untuk diekspresikan atau dieksplorasi karena tertahan oleh dikte dari orang tuanya sendiri.

Daripada membiarkan anak mengekspresikan diri dengan caranya sendiri, strict parent justru lebih memilih untuk mempertahankan kendali penuh sekaligus membimbing jalan anak mereka.

Baca Juga: 5 Kucing Ras yang Terlihat Seperti Kucing Liar, Yuk Kenali Bedanya

5. Menyebabkan anger issues

Hidup dengan strict parent bisa menghilangkan kesenangan dari menjadi seorang anak. Ketika orang tua menerapkan strict parenting pada anak-anak mereka, itu dapat menyebabkan anak mengalami anger issues (masalah kemarahan) dan memendam dendam terhadap orang tuanya sendiri.

6. Menciptakan masalah kepercayaan diri dan pengambilan keputusan

Anak yang dibesarkan oleh strict parent cenderung cepat menyadari fakta bahwa jika mereka patuh maka hidup mereka akan menjadi lebih mudah dan hubungan mereka dengan orang tua akan tetap harmonis. Pemahaman ini akan mengajarkan anak bahwa mereka harus menyenangkan orang tua daripada memberikan dirinya kesempatan untuk berpikir sendiri.

Kegemaran dari strict parent yang selalu memegang kendali penuh atas semua pengambilan keputusan akan mengarah pada anak-anak yang jauh lebih tidak percaya diri daripada yang seharusnya dan tidak dapat membuat keputusan sendiri tentang hal-hal yang paling memengaruhi kehidupan mereka.

7. Mendorong anak untuk menjadi pembully

Anak-anak adalah produk dari lingkungan mereka sendiri. Tatkala seorang anak dibesarkan dalam gaya pengasuhan strict parenting dan kerap dimarahi serta dikendalikan, mereka akan belajar bahwa tidak apa-apa untuk melakukan hal yang sama kepada orang lain.

Pada gilirannya, anak dapat tumbuh menjadi seorang pengganggu atau pembully yang gemar menunjukkan kekuatan dan mengendalikan orang lain yang menurut mereka tidak berdaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News