HOME, Bugar

Cara Menurunkan Kadar Ureum Tinggi dalam Tubuh

Cara Menurunkan Kadar Ureum Tinggi dalam Tubuh

MOMSMONEY.ID - Kadar ureum dalam darah merupakan indikator fungsi ginjal. Ureum diproduksi sebagai produk sampingan di hati ketika protein di metabolisme. 

Dengan kata lain, ureum adalah zat sisa dari pemecahan protein dan asam amino di dalam hati. Kadar ureum yang tinggi merupakan kondisi serius, dilansir Healthline.

Kondisi tersebut bisa berakibat serius bila tak ditangani. Penting juga bagi pengidap penyakit ginjal mengetahui cara menurunkan kadar ureum tinggi dalam tubuh.

Baca Juga: Inilah 5 Penyakit yang Bisa Dicegah dengan Daun Binahong

Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan kadar ureum tinggi, antara lain sebagai berikut.

1. Konsumsi makanan berprotein tinggi yang berlebihan

2. Dehidrasi berat

3. Sumbatan pada saluran kemih

4. Penyakit gagal ginjal

5. Nefropati diabetik

6. Luka bakar berat

7. Pendarahan di dalam saluran cerna

8. Konsumsi antibiotik tertentu

9. Kehamilan

Baca Juga: Inilah Beberapa Gangguan Kesehatan yang Perlu Perawatan di Ruang ICU

Dirangkum dari Everyday Health, berikut ini beberapa cara menurunkan kadar ureum tinggi dalam tubuh, antara lain.

1. Cukupi asupan cairan

Kekurangan asupan cairan bisa menyebabkan tingginya kadar ureum dalam darah. Sebab air dibutuhkan sebagai pembawa zat-zat sisa dari darah, kemudian disaring oleh ginjal menjadi urine.

Jika tubuh kekurangan cairan, maka penyaringan zat sisa pada ginjal jadi terhambat. 

2. Batasi asupan protein

Menurut sebuah penelitian, makanan protein secara berlebihan dapat meningkatkan kadar ureum dan kreatinin, meski hanya sementara. Daging merah yang dimasak dapat mempengaruhi kadar ureum. Ada baiknya untuk beralih dari daging merah ke sayuran. 

3. Konsumsi makanan berserat

Suatu penelitian menunjukkan penurunan kadar ureum dapat terjadi saat pengidap penyakit ginjal mengonsumsi makanan berserat. Hal ini menunjukkan terdapat efek makanan berserat terhadap tingkat ureum. 

Kadar ureum tinggi tidak selalu menandakan penyakit, bisa juga akibat makanan yang Anda konsumsi atau karena Anda sedang hamil.

Sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk mengetahui ada atau tidaknya kecurigaan terhadap suatu penyakit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News