HOME, Keluarga

Apa yang Harus Orang Tua Lakukan Saat Anak Mengalami Bullying? Ini Penjelasannya

Apa yang Harus Orang Tua Lakukan Saat Anak Mengalami Bullying? Ini Penjelasannya

MOMSMONEY.ID - Bullying atau penindasan adalah perilaku agresif yang tidak diinginkan oleh seseorang atau kelompok lain yang melibatkan ketidakseimbangan kekuatan dan sangat mungkin untuk diulang-ulang.

Menurut Center for Disease Control, ada lima jenis bullying yang mungkin dialami anak-anak yaitu fisik, verbal, relasional atau sosial, perusakan properti, dan cyberbullying.

Dilansir dari laman Fatherly, seorang psikiater anak, remaja, dan dewasa bernama Dr. Pavan Madan, M.D., telah memerhatikan bahwa jenis bullying yang dihadapi anak-anak dapat bervariasi tergantung pada usia mereka.

Baca Juga: Minyak Goreng Turun Harga, Ibu-ibu Berburu ke Minimarket

Untuk anak-anak usia sekolah dasar, insiden bullying fisik seperti didorong atau dipukul oleh teman sekelas cukup sering terdengar. Pada anak usia sekolah menengah pertama, tindakan penindasan yang sering terjadi yakni bullying verbal melalui pemanggilan nama dan ejekan berdasarkan penampilan maupun perilaku.

Sementara itu, situasi bisa menjadi semakin kompleks bagi siswa menengah atas akibat lingkungan virtual yang kian intens. Alhasil, insiden cyberbullying terus mengalami peningkatan pada usia ini.

Apa yang harus orang tua lakukan saat anak mengalami bullying?

Bullying memang terbilang sulit untuk dicegah. Namun, Anda tetap bisa membantu anak mengatasi atau menghadapi perilaku bullying apabila Anda mau menjadi sosok orang tua yang siap sedia mendengarkan anak dengan baik. Saat Anda mampu menjadi pendengar yang baik bagi anak, anak pun akan cenderung mudah untuk melaporkan pengalaman bullying mereka kepada Anda.

Pada umumnya, korban bullying sering merasa malu dan ragu untuk membicarakan pengalaman bullying mereka kepada orang tua maupun guru. Jadi, Anda tidak boleh menyalahkan atau mempermalukan anak Anda saat mereka menjadi korban bullying.

Untuk kasus bullying yang masih tergolong jarang atau minor seperti bullying verbal, para orang tua sangat dianjurkan untuk menyarankan anak-anak mereka agar tidak memberikan perhatian kepada pelaku bullying. Saat anak Anda dipanggil dengan julukan yang tidak menyenangkan atau diejek, doronglah mereka untuk berjalan menjauh atau mengabaikan perilaku dari si pelaku bullying guna meredakan situasi.

Apabila perilaku bullying yang anak Anda dapatkan berupa cyberbullying, Anda bisa membantu mereka meredakan situasi dengan cara mengaktifkan fitur mute atau blokir yang tersedia di platform media sosial yang anak gunakan.

Nah, jika anak mengalami tindakan bullying secara terus-menerus atau signifikan, maka orang tua bisa mengambil peran yang lebih aktif dalam memerangi situasi tersebut.

Sebagai orang tua, Anda dapat membawa insiden bullying yang anak alami ke otoritas sekolah. Selain itu, Anda juga disarankan untuk berdiskusi bersama anggota keluarga lainnya tentang cara terbaik mengeluarkan anak dari lingkungan yang traumatis.

Dikarenakan beberapa aspek dalam perilaku bullying cenderung tetap konsisten dari waktu ke waktu, maka Anda dan pihak guru sangat perlu untuk tetap mengetahui perkembangan dari metode bullying. Menurut Dr. Madan, orang dewasa khususnya orang tua harus menerima pendidikan reguler tentang tanda-tanda bullying, alasan mengapa anak-anak melakukan bullying atau dibully, serta cara mengatasi bullying.

Di sisi anak, mereka harus didorong untuk saling mendukung, tidak menoleransi siapa pun yang melakukan perilaku bullying, dan secara terbuka membicarakan perihal bullying dengan orang dewasa yang ada di dalam kehidupan mereka.

Kendati bullying terasa mustahil untuk dilenyapkan, namun dengan menciptakan lingkungan yang nyaman bagi anak-anak untuk mengadvokasi diri mereka sendiri dengan penuh percaya diri, itu akan meminimalkan kesempatan bagi para pelaku bullying untuk mengintimidasi anak Anda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News