InvesYuk

Ancaman Resesi Global, Ini 8 Saran Investasi dari Bank DBS untuk Anda

Ancaman Resesi Global, Ini 8 Saran Investasi dari Bank DBS untuk Anda

MOMSMONEY.ID - Jika Moms aktif membaca berita, tentu memahami adanya ancaman resesi global. Nah, Anda yang juga aktif berinvestasi, sebaiknya mengetahui saran investasi pada kuartal IV tahun ini. 

Melansir DBS, pasar belum bisa bernafas lega karena kekhawatiran akan peningkatan resesi global. Setelah Bank Sentral AS menaikkan suku bunga lima kali hingga 300 bps sejak Maret, imbal hasil obligasi pemerintah AS meningkat tiga kali lipat, sedangkan ekuitas turun 25%.

Dunia menyaksikan langkah Bank Sentral AS menaikkan suku bunga hingga mencapai 4,5% sebelum akhirnya mengambil jeda untuk memantau dampak dari kenaikan tersebut pada pasar tenaga kerja dan inflasi.

Saat memasuki triwulan terakhir tahun ini, pertanyaan besar belum terjawab: Apakah pasar secara memadai memperhitungkan berbagai faktor penghambat, seperti ketidakpastian geopolitik, kenaikan inflasi, dan sikap Bank Sentral AS yang semakin agresif?

Di tengah gejolak pasar jangka pendek, Bank DBS  menyarankan investasi di sekuritas bermutu. 

Untuk pendapatan tetap, ambil pendekatan “dollar-cost average” (berinvestasi dalam mata uang dolar dengan jumlah tetap secara teratur) dengan menambahkan obligasi peringkat A/BBB, yang saat ini diperdagangkan di atas 5%.

Baca Juga: Resesi Mengancam, Sebaiknya Hindari Utang Dulu

Untuk ekuitas dengan pertumbuhan sekuler atawa pertumbuhan kuat terlepas dari tren, perusahaan I.D.E.A. (Innovators, Disruptors, Enablers, Adaptors), termasuk Teknologi AS, menyediakan penyangga valuasi.

Bank DBS juga terus menekankan diversifikasi risiko melalui alternatif, termasuk emas dan aset pribadi. 

Begini 8 saran investasi dari Bank DBS untuk Anda:

1. Saham teknologi AS diuntungkan oleh imbal hasil akhir tinggi 

DBS melihat ekuitas di Amerika Serikat menerima dampak buruk dari sikap Bank Sentral AS yang semakin agresif. Ini akan berdampatk pada perlambatan ekonomi yang drastis. 

Siklus ini membuat valuasi saham di AS menarik karena telah terkonraksi 41% sejak 2020. Bank DBS menyarankan Anda bisa melirik saham-saham teknologi AS mengingat disrupsi digital bersifat sementara, serta pendapatan dan ketahanan margin EBITDA (Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) dari sektor itu. 

2. Tetap berpendapat bahwa kinerja Tiongkok overweight karena valuasi menarik dan kebijakan mendukung 

Peningkatan ketegangan geopolitik, perlambatan pendapatan korporasi, sektor properti tidak sehat, serta kebijakan nol Covid ketat secara bersama-sama memicu gerakan jual ekuitas Tiongkok selama triwulan lalu. 

Meskipun menghadapi fakta ini, Bank DBS mempertahankan pandangan bahwa kinerja Tiongkok menarik karena valuasi yang rendah dan adanya kebijakan pelonggaran moneter yang bisa menopang perekonomian negeri ini. Pada akhirnya menjadi katalis positif untuk meningkatkan pasar saham. 

3. Ekonomi ASEAN akan diuntungkan oleh pembukaan kembali, kenaikan suku bunga, dan inflasi

Pertumbuhan ekonomi ASEAN-5 menunjukan pemulihan. Ini terutama karena adanya pembukaan kembali perhotelan, makanan dan minuman, penerbangan, kesehatan, dan layanan pariwisata. Sehingga sektor tersebut mulai pulih dengan kuat, didukung oleh dimulainya kembali perjalanan global. 

Kenaikan suku bunga juga menguntungkan bank karena mereka mengalami pertumbuhan margin bunga bersih. Kartu kredit dan biaya transaksi juga diperkirakan meningkat seiring dengan pembukaan kembali dan pertumbuhan lebih tinggi angka PDB.

Terakhir, negara ASEAN tertentu ditopang oleh inflasi karena mereka adalah negara eksportir komoditas. Indonesia adalah contoh utama karena memasok energi (batubara dan gas alam) serta komoditas pangan lain (minyak sawit) dan logam (nikel, litium, dan kobalt) ke seluruh dunia.

4. Mempertahankan pandangan bahwa kinerja Eropa underweight, ekuitas Jepang diuntungkan oleh pelemahan yen

Sentimen terhadap investasi di Eropa tetap lemah karena krisis Rusia-Ukraina berlarut-larut dan euro turun di bawah nilai mata uang pasangannya (dollar AS). Kekhawatiran akan perlambatan global meningkat karena angka Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers’ Index, PMI) dan ekspor di kawasan tersebut menunjukkan tanda-tanda melemah.

Oleh karena itu, sebaiknya tetap berhati-hati terkait ekuitas Eropa secara umum, meskipun ada peluang di sektor minyak, barang mewah, kesehatan, dan teknologi.

Sementara itu, ekuitas Jepang terus menunjukkan kinerja baik di tengah pelemahan yen pada triwulan ketiga 2022. Pada triwulan pertama, semua sektor kecuali komunikasi (karena Softbank) melaporkan pendapatan positif tak terduga. Permintaan domestik akan mendapat dorongan setelah pelonggaran kontrol perbatasan. 

Di tengah pembukaan kembali, pendapatan diprediksi akan pulih pada bisnis hotel, restoran, perjalanan, dan aktivitas terkait pengeluaran konsumen.

Sementara itu pelemahan yen akan menguntungkan eksportir Jepang. Sektor ekspor, seperti mesin, otomotif, semikonduktor, dan kosmetik, akan diuntungkan oleh pelemahan yen. Bank DBS tetap menyarankan paparan jangka panjang di Sumotoris Jepang – perusahaan besar sukses dan berpengaruh dengan keunggulan global langgeng.

5. Pilih saham dengan kualitas yang baik

Era suku bunga tinggi diprediksi masih akan berlanjut. Dampak kenaikan suku bunga ini bisa diperparah dengan lonjakan utang di seluruh dunia. 

Bank DBS melakukan analisis risiko di seluruh pasar utama dan menemukan bahwa margin diskon perusahaan dengan peringkat investasi (DM IG) tetap dalam posisi terbaik untuk mengatasi tingkat suku bunga tinggi, mengingat risiko pembiayaan kembali mereka lebih rendah, fundamental kredit lebih kuat, dan arus kas yang dihasilkan lebih besar. 

Nilai optimal tetap ada di peringkat A/BBB margin diskon perusahaan dengan peringkat investasi, dengan segmen berdurasi 2 hingga 4 tahun sebagai titik tercuram dari kurva kredit.

Dari sisi sektor, energi dan material diperkirakan akan tetap kuat, sementara perusahaan Utilitas dan Konsumen justru akan menghadapi tekanan. 

Baca Juga: Tips Bagi Generasi Z Menghadapi Resesi Ekonomi

6. Alternatif – Aset Swasta

Suku bunga lebih tinggi dapat memunculkan risiko dari nilai utang yang lebih tinggi dari ekuitas, tantangan dalam meraih modal, dan kenaikan tingkat gagal bayar.

Sementara itu aset dengan suku bunga mengambang dan dana lindung nilai diuntungkan oleh dislokasi pasar. Bank DBS menyarankan untuk Anda melakukan diversifikasi investasi di era suku bunga tinggi terutama di aset perusahaan swasta. 

7. Komoditas – pandangan jangka panjang tidak berubah di tengah perlambatan pertumbuhan global

Setelah mencapai puncaknya pada triwulan pertama tahun ini, harga berbagai komoditas telah turun menyusul pengetatan kebijakan moneter, perlambatan pertumbuhan global, dan penguatan dolar AS tertinggi.

Di antara berbagai kelas sub-aset, energi tetap paling tangguh (+50% sejak awal tahun), sementara logam relatif berkinerja buruk, di angka ~15% sejak awal tahun.

Terlepas dari kondisi permintaan yang menantang, pandangan investasi jangka panjang untuk komoditas tidak berubah.

  • Logam – di tengah lemahnya permintaan dari Tiongkok dan Eropa, UU Penurunan Inflasi Tahun 2022 membawa titik terang bagi logam karena itu berarti sekitar 369 miliar dolar AS disalurkan ke prakarsa perubahan iklim, yang kemudian akan meningkatkan permintaan logam secara langsung. Terdapat pula katalis harga jangka pendek potensial berupa menipisnya persediaan dan pengurangan energi, yang akan membatasi pasokan logam yang sudah ketat. 
  • Komoditas lunak – meskipun komoditas lunak tidak menikmati hasil sebaik energi, mereka tetap berada di wilayah positif (+12% sejak awal tahun). Dalam jangka panjang, komoditas lunak, khususnya komoditas pangan, akan terus berkinerja baik akibat kelangkaan – permintaan stabil dan terus meningkat dengan pasokan semakin terbatas akibat pemanasan global, dan berkurangnya lahan pertanian per kapita. 

8. Tematik – Barang Mewah dan Layanan Kesehatan akan diuntungkan oleh perubahan demografis struktural dan gaya hidup

Pada triwulan ini, UOB menggarisbawahi tema investasi barang mewah dan kesehatan sebagai penerima manfaat dari perubahan demografis dan pilihan gaya hidup baru. 

  • Barang mewah – Barang mewah telah menunjukkan pendapatan tangguh sebagai bukti permintaan konsumen kuat. Kami yakin barang mewah akan tetap menjadi tren, dengan menjadi yang terdepan di tren milenial tercanggih, dan diuntungkan oleh gaya hidup digital serta konsumsi Tiongkok selama bertahun-tahun.
  • Layanan Kesehatan – Terlepas dari hambatan jangka pendek akibat gangguan pada rantai pasokan, Bank DBS yakin bahwa segmen peralatan medis akan menghasilkan pertumbuhan kuat untuk industri kesehatan. Penduduk yang menua, prevalensi penyakit kronis, dan meningkatnya permintaan akan perangkat dan layanan inovatif mendukung potensi perluasan di sektor ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News