AturUang

Tips Bagi Generasi Z Menghadapi Resesi Ekonomi

Tips Bagi Generasi Z Menghadapi Resesi Ekonomi

MOMSMONEY.ID -PBB memberi peringatan akan adanya ancaman resesi global, lalu bagaimana generasi Z harus bertahan menghadapi perlambatan ekonomi ini? Mengingat generasi Z saat ini telah mulai memasuki usia angkatan kerja. 

McKinsey menyebutkan generasi Z adalah generasi yang lahir pada tahun 1995-2010. Usia tertua generasi Z saat ini adalah 27 tahun dan usia termuda yaitu 12 tahun. Jika ancaman resesi dunia terjadi, maka ini kali kedua bagi generasi ini mengalami perlambatan ekonomi. Sebelumnya dunia menghadapi resesi saat pandemi Covid-19. 

Baca Juga: Badan PBB Peringatkan Munculnya Resesi Akibat Kelalaian Kebijakan Moneter

Secara umum resesi ditandai dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi selama dua kuartal atau minimal 6 bulan dan banyaknya pengangguran. Sehingga suatu kondisi ekonomi dapat dikatakan dalam masa resesi saat kita semua telah masuk ke jurang tersebut. 

Melansir Washington Post, kehilangan pekerjaan adalah hal yang paling menjadi perhatian saat terjadi resesi. Kehilangan pekerjaan bisa menakutkan bagi semua generasi, namun dampak terparah bisa dialami oleh generasi yang baru saja masuk di dunia kerja dan baru saja menemukan kondisi keuangan dan pekerjaan yang stabil. Ini pernah terjadi saat Great Recession di mana generasi milenial tertua pada saat itu berusia 27 tahun. Kondisi ini terjadi di antara tahun 2008-2010, di mana sekitar 8,7 juta pekerja kehilangan pekerjaannya.

Bagi generasi Z yang kini juga ada di masa awal memasuki dunia kerja, berikut hal-hal yang bisa Anda lakukan melansir Washington Post.

Perbanyak sumber pendapatan

Sumber pendapatan yang bermacam-macam dapat membantu Anda terhindar dari kondisi yang rentan saat menghadapi resesi. Anda bisa mengambil pekerjaan sampingan untuk mengisi keuangan Anda. Begitu pula dengan Anda yang sudah memiliki pekerjaan tetap. Pertimbangkan sumber pendapatan lain, sehingga jika perusahaan Anda goyah, Anda masih memiliki cadangan pendapatan.

Buat anggaran kebutuhan pokok

Anda bisa menuliskan daftar kebutuhan pokok pada sebuah kertas atau di gawai Anda. Tuliskan hal-hal yang harus Anda beli karena merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi setiap bulan. Mulai dari membayar listrik, pulsa, obat-obatan hingga cicilan bulanan. Dengan membuat daftar ini Anda mengetahui berapa uang pokok yang harus Anda keluarkan tiap bulan, dan meninggalkan belanja konsumtif. 

Amankan dana cadangan atau darurat

Setelah menghitung kebutuhan pokok Anda tiap bulan, kalikan jumlah biaya tersebut untuk 3-6 bulan ke depan. Misalkan pengeluaran pokok Anda mencapi Rp 2 juta per bulan, maka setidaknya Anda memiliki dana darurat sebesar Rp 12 juta. Ini untuk berjaga-jaga jika Anda kehilangan pekerjaan, Anda masih bisa memenuhi kebutuhan hingga menemukan pekerjaan baru. 

Baca Juga: Dunia Terancam Resesi, Apa Itu Resesi dan Dampaknya Bagi Ekonomi?

Perluas jaringan sosial

Tak hanya soal siapa yang bisa memberikan Anda pinjaman tanpa bunga, tetapi juga soal jaringan pekerjaan. Di kondisi krisis, penting bagi Anda bisa meminta tolong teman dekat atau saudara Anda yang bisa membantu mencarikan pekerjaan baru. 

Tetap perhatikan kesehatan mental dan emosional Anda

Anda bisa memasukkan dalam anggaran pokok dana untuk pergi ke psikolog. Anda juga dapat menyingkirkan terlebih dulu tujuan finansial Anda di masa resesi, seperti stabilitas finansial sebelum usia 30 tahun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News