HOME, Keluarga

7 Efek Negatif dari Kebiasaan Memukul Anak, Bisa Membuat Anak Tidak Percaya Diri

7 Efek Negatif dari Kebiasaan Memukul Anak, Bisa Membuat Anak Tidak Percaya Diri

MOMSMONEY.ID - Di dunia ini, rata-rata orang tua tentu tidak ingin memukul anak mereka. Akan tetapi, tak jarang orang tua hilang kendali dan memutuskan untuk memukul anak mereka tatkala sang buah hati mengembangkan perilaku yang tidak dapat diatur atau tidak mau mematuhi perkataan mereka.

Dalam kebanyakan kasus, orang tua terpaksa memukul anak mereka lantaran merasa putus asa akibat metode pendisiplinan yang telah mereka lakukan sebelumnya berakhir gagal. Lama kelamaan, orang tua seperti ini akan sangat mungkin menjadikan perilaku memukul sebagai kebiasaan begitu anak mereka melakukan kesalahan.

Meski terasa ampuh, faktanya tindakan memukul memiliki segudang efek negatif bagi anak-anak lho. Melansir dari Firstcry Parenting, inilah beberapa efek negatif yang akan anak rasakan akibat kebiasaan memukul yang dilakukan oleh orang tua kepada mereka.

Baca Juga: 9 Cara Sederhana untuk Mengajarkan Kejujuran pada Anak-Anak Anda

1. Anak akan mencontohnya

Jika Anda memilih untuk mendisiplinkan anak dengan cara memukul atau meneriakinya, itu artinya Anda memberikan izin kepada mereka untuk melakukan tindakan yang sama kepada orang-orang di sekitarnya. Jadi, jangan heran jika anak Anda menjadikan kekerasan sebagai cara untuk menyelesaikan masalahnya.

Dikarenakan anak-anak gemar mengamati dan mencontoh perilaku dari orang-orang di sekitarnya, maka kemungkinan anak akan merasa tidak apa-apa untuk memukul orang yang lebih muda darinya sama halnya dengan apa yang telah orang tua mereka contohkan.

2. Merendahkan anak

Tindakan memukul anak tidak hanya bisa menyakitinya secara fisik, tetapi juga emosional. Jika orang tua terus-menerus memukul dan sering mengatakan kepada anak bahwa mereka salah, anak pun akan berpikir bahwa dirinya bukanlah orang yang baik.

Anak mungkin akan menganggap bahwa dirinya adalah anak yang buruk. Akibatnya, mereka tidak akan menghargai dirinya sendiri ketika dewasa. Pukulan yang sering anak dapatkan dari orang tua mereka akan membuat anak beranggapan bahwa dirinya jahat dan citra tersebut akan menjadi bekas luka emosional yang terus membayangi mereka hingga waktu yang lama.

3. Merenggangkan hubungan Anda dengan anak

Setelah memukul anak, Anda mungkin akan merasa berhasil dan puas dengan diri Anda sejenak. Tetapi, tak lama kemudian, rasa penyesalan dan bersalah pun mungkin saja Anda rasakan.

Ketika Anda memukul anak Anda karena hal-hal kecil, mereka akan takut kepada Anda. Bahkan, anak akan takut untuk mendatangi dan memberi tahu Anda ketika mereka melakukan sesuatu yang salah. Fatalnya, hubungan Anda dengan anak pun akan mudah merenggang jikalau kebiasaan memukul masih terus Anda lakukan.

4. Membuat anak kehilangan rasa percaya diri

Pada dasarnya, memukul bukanlah cara yang efektif untuk memperbaiki perilaku anak. Saat orang tua terbiasa memukul anak-anak mereka, rasa sakit pada fisik memang akan mudah sembuh. Namun, rasa sakit emosional akan bertahan selamanya pada diri anak.

Kemungkinan, anak akan merasa buruk tentang dirinya sendiri dan itu dapat memengaruhi harga diri dan kepercayaan diri mereka. Semakin Anda memukulnya, maka semakin anak bersemangat untuk terus melakukan kesalahan. Pada akhirnya, anak pun akan terus merasa buruk dan cenderung tidak menyayangi diri mereka sendiri.

5. Mendorong anak untuk menjadi pemberontak

Orang tua yang memukul anaknya sering tidak menyadari bahwa tindakan mereka yang demikian akan secara otomatis menjauhkannya dari anak-anak mereka.

Jika Anda sering memukul anak Anda, mereka akan takut sekali atau dua kali. Setelahnya, kemungkinan besar mereka akan menjadi pemberontak yang selalu melanggar perintah Anda dan melakukan apapun yang mereka sukai.

6. Membentuk anak menjadi sosok pemarah

Seorang anak yang sering dipukuli oleh orang tuanya bukan tidak mungkin akan ikut mengembangkan masalah kemarahan atau anger issues dalam diri mereka. Sebagai orang tua, tak jarang Anda merasa marah ketika anak melakukan kesalahan bukan?

Namun, jika Anda marah dan memukuli anak Anda karena hal-hal kecil, itu artinya Anda sedang menabur benih kemarahan pada anak Anda. Jika terus dibiarkan, anak Anda mungkin akan mengalami masalah emosional saat mereka tumbuh dewasa.

7. Mendorong perilaku anti-sosial pada anak

Seseorang yang menjadi sasaran hukuman fisik sedari masa kanak-kanak cenderung akan tumbuh menjadi individu yang menunjukkan perilaku anti-sosial.

Bahkan, mereka akan bersikap egosentris di masa dewasanya. Adapun egosentris sebagaimana dikutip dari KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah sikap yang menjadikan diri sendiri sebagai titik pusat pemikiran sehingga akan menilai segala sesuatu yang ada dari sudut pandang sendiri.

Demikian berbagai efek negatif yang akan anak rasakan ketika mereka sering mendapatkan pukulan dari orang tua mereka. Meski terbilang instan dan mampu menimbulkan efek jera pada anak, namun memukul bukanlah metode pendisiplinan yang baik untuk dilakukan. Dibandingkan memukul, alangkah baiknya bagi Anda para orang tua untuk tetap bersikap tenang dan mencari strategi disiplin lain yang benar-benar dapat membantu anak berkembang sekaligus mendapatkan rasa hormat untuk dirinya sendiri.

Selanjutnya: 7 Tanda Anak Sensitif, Salah Satunya Cenderung Perfeksionis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News