HOME, Keluarga

5 Kebiasaan dalam Pernikahan yang Akan Menjadi Bahan Pembelajaran bagi Anak

5 Kebiasaan dalam Pernikahan yang Akan Menjadi Bahan Pembelajaran bagi Anak

MOMSMONEY.ID - Sebagai orang tua, tentu Anda tahu bahwa segala perilaku Anda maupun pasangan akan sangat memengaruhi perkembangan anak. Tak hanya peran sebagai orang tua, peran sebagai pasangan juga harus para orang tua lakukan dan tunjukkan dengan baik di hadapan anak mengingat hal ini dapat secara langsung memengaruhi kesejahteraan anak-anak.

Ketika anak melihat orang tuanya menjadi pasangan yang baik, itu akan mendorong keterampilan interpersonal, kesehatan emosional dan sosial, serta hubungan masa depan anak. Jadi, menciptakan hubungan pernikahan yang berkualitas sangat penting untuk Anda usahakan tidak hanya demi kebaikan Anda dan pasangan melainkan juga anak.

Sebagaimana dilansir dari ParentCircle, ada beberapa kebiasaan positif yang harus orang tua terapkan dalam pernikahan mereka mengingat kebiasaan-kebiasaan ini akan dijadikan sebagai bahan pembelajaran bagi anak. Selengkapnya, simak penjelasannya sebagai berikut.

Baca Juga: 7 Kebiasaan Baik yang Harus Orang Tua Ajarkan kepada Anak Sedini Mungkin

1. Menjaga komitmen

Dasar dari setiap pernikahan yang sukses adalah komitmen dan dedikasi satu sama lain. Ketika hidup berjalan baik, tentu akan mudah bagi Anda dan pasangan untuk bersikap sabar dan saling mencintai. Sebaliknya, ketika Anda dan pasangan harus menghadapi kehidupan yang sulit dan penuh tantangan, Anda atau pasangan bisa saja tergoda untuk membiarkan kemarahan dan kesalahan memasuki hubungan pernikahan sekaligus melemahkannya.

Saat Anda dan pasangan menjalani hari-hari yang tidak mudah, anak-anak Anda akan melihat bagaimana respons Anda dan pasangan dalam menghadapi segala permasalahan hidup yang sedang terjadi. Selain itu, cara Anda memperlakukan pasangan ketika melalui masa-masa sulit juga tidak akan luput dari sorotan anak.

Jika Anda dan pasangan masih berkomitmen untuk saling mencintai, sabar, dan pengertian walaupun sedang diuji dengan berbagai masalah, besar kemungkinan anak Anda akan menjadikan sikap Anda dan pasangan yang demikian sebagai template untuk diterapkan di dalam kehidupan pernikahan mereka kelak.

2.  Saling menghormati dan tidak ragu meminta maaf

Ego yang tidak sehat dapat menghancurkan kehidupan pernikahan dengan begitu mudah. Sebaliknya, pernikahan yang berkembang mengharuskan pasangan untuk saling menghormati dan belajar meminta maaf ketika salah. Mengatakan maaf ketika berbuat kesalahan bukanlah sebuah kelemahan, melainkan kekuatan yang akan mempererat hubungan antara Anda dengan pasangan.

Saat anak-anak Anda melihat bahwa hubungan orang tuanya tidak dikuasai oleh ego masing-masing, mereka pun akan terdorong untuk belajar menghormati saudara serta teman-temannya.

3. Berbagi tanggung jawab

Pada dasarnya, pernikahan memang bertujuan untuk menyatukan dua manusia dalam satu ikatan yang sakral. Kendati demikian, tidak dibenarkan jika segala urusan pernikahan termasuk pekerjaan rumah tangga dan mengasuh anak dibebankan hanya pada satu pihak entah itu istri maupun suami.

Sama dengan urusan bisnis, pernikahan pun memerlukan kerja sama dari masing-masing pihak. Sebuah hubungan pernikahan akan menjadi kuat apabila di dalamnya terdapat sistem pembagian tugas dan kerja sama tim yang tepat.

Tak sekadar bermanfaat bagi Anda dan pasangan, keterampilan berbagi tugas dan bekerja sama dalam pernikahan juga akan dipelajari oleh anak-anak Anda lho. Ke depannya, apa yang anak saksikan dari Anda dan pasangan akan menuntun mereka untuk menjadi sosok yang kooperatif dan mau berbagi tanggung jawab baik itu di rumah maupun di dunia kerja.

4. Mengatasi perselisihan dengan bijak

Memiliki pendapat yang berbeda adalah hal yang wajar dalam hubungan apapun termasuk pernikahan. Meskipun wajar, namun perselisihan dalam pernikahan memainkan peran yang penting terhadap keberlangsungan dari pernikahan itu sendiri.

Ketika anak-anak melihat orang tuanya mengatasi dan menyelesaikan perselisihan dengan saling menghormati, mereka akan belajar bahwa konflik dapat diselesaikan tanpa berteriak, memukul, atau bersikap kasar. Tak hanya itu, anak-anak juga akan belajar pentingnya empati dan memerhatikan kebutuhan serta sudut pandang orang lain. Kesimpulannya, melalui pengalaman menyaksikan orang tua yang dapat menyelesaikan konflik dengan baik, anak akan belajar bahwa ketidaksepakatan adalah suatu hal yang normal dan tak terelakkan namun tetap bisa ditangani dengan cara yang aman, konstruktif, serta sehat.

5. Menunjukkan humor

Humor dalam pernikahan akan membangun kenangan menyenangkan, menghapus perasaan sulit, serta meningkatkan keintiman emosional pernikahan. Ketika Anda dan pasangan sering tertawa bersama atau menertawakan diri sendiri bahkan satu sama lain, anak-anak Anda akan belajar untuk menjalani hidup dengan lebih positif.

Berhubungan erat dengan kebahagiaan dan kegembiraan, humor dalam pernikahan juga akan menjadi bahan pembicaraan yang hangat ketika acara kumpul keluarga berlangsung.

Nah, itulah 5 kebiasaan yang akan dipelajari oleh anak-anak dari pernikahan orang tua. Jadi, pastikan Anda dan pasangan tidak melewatkan kebiasaan-kebiasaan di atas ya. Karena, cara untuk menjadi orang yang baik, empati, ulet, positif, dan bahagia tidak bisa anak dapatkan dari teori semata melainkan juga role model yang tepat.

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News