Keluarga

4 Cara Tepat untuk Menghadapi Anak yang Suka Berargumen

4 Cara Tepat untuk Menghadapi Anak yang Suka Berargumen

MOMSMONEY.ID - Salah satu momen paling membahagiakan bagi sebagian besar orang tua adalah melihat anaknya mampu berbicara dengan lancar. Namun, apa jadinya jika anak justru tumbuh menjadi sosok yang suka mematahkan perkataan orang tua dengan argumen?

Ketika harus berhadapan dengan anak yang gemar membantah dan berargumen, kebanyakan orang dewasa tentu cenderung merasa kesulitan untuk mengendalikan amarahnya. Alhasil, mereka bisa dengan mudah meninggikan suaranya dan memerintahkan si anak untuk diam. Faktanya, pendekatan seperti itu tidak akan pernah menyelesaikan masalah.

Pada dasarnya, perilaku argumentatif pada anak tidak dipengaruhi oleh perasaan permusuhan, kebencian, atau rasa dendam. Justru, berargumen atau berdebat adalah cara bagi anak untuk terus menguji dan mendorong batasannya. Namun, dalam beberapa kasus, kebiasaan berargumen pada anak bisa juga mencerminkan keterampilan berkomunikasi mereka yang tergolong buruk.

Lalu, bagaimana cara yang tepat untuk menghadapi anak yang suka berargumen? Berikut penjelasannya sebagaimana dilansir dari ParentCircle.

Baca Juga: Bagaimana Cara Memperlancar Siklus Haid? Ini 4 Cara Alami yang Bisa Dicoba!

1. Dengarkan anak Anda

Sering kali, seorang anak menggunakan argumen untuk memaksakan pendapatnya. Anak yang kerap berargumen biasanya kerap melakukannya karena mereka tidak yakin apakah pendapatnya akan didengarkan atau dipertimbangkan. Jadi, selagi anak Anda menyampaikan argumennya, cobalah untuk mendengarkan dengan sabar setiap perkataan anak guna meyakinkan mereka bahwa kekhawatirannya akan dihargai dan ditanggapi dengan serius oleh Anda.

Dengan begini, Anda akan membantu anak untuk mengemukakan pikirannya dengan tenang.

2. Tawarkan pilihan

Kebanyakan orang tua cenderung mengabaikan pandangan anaknya dan memaksakan pendapat pribadinya kepada anak. Padahal, sikap yang semacam itu bisa mendorong anak untuk meninggikan suaranya dan menyampaikan pendapatnya dengan menggunakan argumen.

Alih-alih mengabaikan apapun yang dikatakan oleh anak Anda, lebih baik tawarkanlah mereka pilihan. Ini akan bekerja tidak hanya pada anak melainkan juga Anda. Meskipun menawarkan pilihan bisa membuat anak merasa bahwa mereka memiliki berbagai pilihan untuk dipilih, namun cara ini akan memungkinkan Anda untuk mempertahankan kendali karena Anda lah pihak yang memutuskan opsi apa saja yang akan diberikan kepada anak.

Adapun manfaat lain dari menawarkan pilihan kepada anak yaitu meningkatkan motivasi, meningkatkan perhatian atau perilaku saat mengerjakan tugas, meningkatkan pembelajaran, meningkatkan sosialisasi, dan mengurangi perilaku yang menantang.

3. Jelaskan alasannya

Tak jarang, para orang tua mengadopsi sikap “saya tahu apa yang terbaik untuk kamu” ketika berurusan dengan anak mereka. Bahkan, orang tua dengan kepedulian yang rendah semacam itu lebih memilih untuk tidak menjelaskan kepada anaknya tentang alasan mengapa mereka mengambil atau memaksakan keputusan tertentu. Akibatnya, anak tidak pernah bisa memahami logika di balik keputusan orang tuanya dan lebih memilih untuk menggunakan argumen.

Moms, apabila Anda ingin anak Anda bisa menerima keputusan yang telah Anda buat tanpa mengeluarkan argumen, maka Anda perlu menjelaskan kepada mereka terkait alasan yang mendorong Anda untuk mengambil keputusan tersebut.

4. Tetapkan aturan dan konsekuensi

Tergantung pada usia anak, tetapkanlah aturan untuk diikuti oleh anak Anda dan konsekuensi apa yang akan mereka dapatkan jika melanggar aturan. Ingat-ingat bahwa aturan yang Anda buat haruslah masuk akal dan konsekuensinya pun harus bisa ditegakkan. Sebisa mungkin, jelaskan tentang aturan dan konsekuensi tersebut kepada anak Anda dengan jelas.

Ingat juga bahwa anak Anda yang suka berargumen akan mencoba masuk ke dalam pertengkaran setelah mereka melanggar aturan dan takut menghadapi konsekuensinya. Selama situasi seperti itu berlangsung, berusahalah untuk tidak bernegosiasi. Sebagai gantinya, peringatkan anak Anda jika mereka tidak mau berhenti berdebat, maka Anda akan secara terpaksa meningkatkan konsekuensinya.

Moms, berargumen bagi anak bisa menjadi cara yang efektif menurut mereka untuk mencoba merebut kekuasaan dari orang dewasa khususnya orang tua. Oleh sebab itu, Anda sebagai orang tua harus ingat untuk tidak mencoba masuk ke dalam perebutan kekuasaan tersebut. Lebih baik, gunakan otoritas Anda untuk membuat anak mengikuti aturan yang telah ditetapkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News