HOME, Keluarga

3 Penyebab Umum dari Kebiasaan Menunda-nunda yang Terjadi pada Anak Remaja

3 Penyebab Umum dari Kebiasaan Menunda-nunda yang Terjadi pada Anak Remaja

MOMSMONEY.ID - Menunda-nunda atau procrastination merupakan salah satu kebiasaan yang sering dilakukan oleh banyak orang termasuk anak remaja. Seorang anak remaja yang gemar menunda-nunda pekerjaan kemungkinan besar akan terlatih dalam hal penghindaran. Di sisi lain, mereka tidak akan pernah mengembangkan keterampilan penting seperti perencanaan, organisasi, pengembangan pemikiran, dan perhatian terhadap detail.

Kendati sulit untuk dihilangkan, namun Anda tetap bisa membantu anak remaja Anda untuk mengurangi kebiasaan menunda-nunda.

Sebelum mencari tahu solusi apa saja yang bisa dilakukan, alangkah baiknya Anda mengetahui terlebih dahulu hal-hal apa saja yang dapat menyebabkan kebiasaan menunda-nunda pada anak remaja Anda. Dilansir dari Psychology Today, berikut 3 penyebabnya yang paling umum:

Baca Juga: Kulit Mata Anda Kering? Lembabkan Kembali dengan 5 Perawatan Rumahan Ini

1. Kemarahan

Penyebab paling umum dari kebiasaan menunda pada anak remaja adalah kemarahan. Remaja yang membenci otoritas orang tua dan guru dapat membalas dendam dengan cara menunda pekerjaan atau melakukan tugas dengan setengah hati.

Bentuk balas dendam semacam ini bersifat manipulatif dan pasif-agresif. Kendati begitu, cara tersebut bisa sangat efektif karena dapat menghilangkan figur otoritas sekaligus membuat orang tua merasa kewalahan. Tidak peduli jika tindakan menunda-nunda juga bisa menyabotase diri mereka sendiri, seorang anak remaja tetap lebih peduli dengan otonominya dibandingkan nilai.

2. Keraguan diri

Kebiasaan menunda-nunda pada anak remaja bisa juga disebabkan oleh keraguan diri. Seorang anak remaja yang dipenuhi dengan keraguan diri sering kali merasa putus asa ketika hendak melakukan sesuatu. Bahkan, mereka dapat mempertanyakan keterampilannya sendiri selama bertahun-tahun dan bertanya-tanya apakah mereka memiliki apa yang diperlukan.

Ketika situasi di dalam kehidupan berubah menjadi lebih menantang, anak remaja yang diselimuti dengan keraguan diri akan lebih memilih untuk pasrah alih-alih meningkatkan upaya yang harus mereka lakukan. Ini dapat disebabkan oleh pemikiran anak yang menyatakan bahwa terjadinya perubahan situasi yang awalnya mudah menjadi sulit merupakan akibat dari ketidakpintaran mereka.

Bagi anak remaja yang memiliki keraguan diri, mencoba tidak akan pernah menjadi pilihan yang layak dipertimbangkan. Pasalnya, tindakan mencoba melibatkan kemungkinan gagal dan pada akhirnya bisa dengan mudah mengungkap ketidakmampuan mereka.

Adapun keraguan diri dapat dialami terutama oleh anak remaja yang memiliki Attention Deficit Hyperactive Disorder (ADHD) atau ketidakmampuan belajar.

3. Sikap perfeksionis

Orang-orang yang perfeksionis kemungkinan besar akan menunda untuk memulai sebuah proyek lantaran mereka tidak memiliki energi yang cukup untuk melakukan proyek tersebut dengan sempurna. Dan, mereka akan berfokus pada kata-kata seperti “harus” pada setiap tugas yang mereka kerjakan.

Kebanyakan perfeksionis menderita perasaan “tidak mampu” yang mendalam. Keinginan mereka juga mengarah pada ambisi untuk membuat segala sesuatunya benar-benar sempurna sehingga bisa menutupi masalah harga diri dan kepercayaan diri yang sedang mereka alami.

Apabila anak remaja Anda kerap menetapkan standar yang tinggi namun sangat tidak terima ketika mereka gagal untuk memenuhi harapannya sendiri, bisa dikatakan bahwa anak Anda adalah seorang perfeksionis.

Seorang anak remaja yang perfeksionis bisa dengan mudah menetapkan harapan yang tidak realistis dan lebih memilih untuk menunda-nunda atau bahkan menghindari pekerjaan mereka guna melepaskan diri dari kecemasan yang ditimbulkan dari harapan yang mereka tetapkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News