HOME, InvesYuk

3 Hal yang Perlu Diatasi Untuk Menghindari NFT Menjadi Bubble

3 Hal yang Perlu Diatasi Untuk Menghindari NFT Menjadi Bubble

MOMSMONEY.ID - Masyarakat semakin mengenal Non fungible token (NFT). Perkembangan dan popularitas NFT kini jauh lebih meluas dibanding tahun-tahun sebelumnya. 

NFT saat ini pun masih menjadi perbincangan hangat di masyarkat. Apalagi setelah karya Beeple dengan judul Everdays: The First 5000 Days laku terjual US$ 69.346.250 atau sekitar Rp 9 triliun. Sebelumnya, NFT lokal Ghozali Everyday juga berhasil meraih popularitas dan terjual puluhan juta rupiah. 

Namun, Asih Karnengsih Chairwoman Asosiasi Blockchain Indonesia menyampaikan fenomena NFT  selalu menimbulkan berbagai pertanyaan di masyarkat. "Apakah NFT ini hanya tren semata atau akan menjadi bublle kedepannya?" kata Asih dalam keterangan tertulis, Rabu (8/6). Pertanyaan ini menurut Asih bagus untuk menjadi jembatan edukasi bagi masyarakat terkait implementasi dan manfaat dari teknologi blockchain. 

Dari sisi ekonomi, teknologi blockchain NFT dapat dimanfaatkan pelaku seni untuk mendapatkan apresiasi dan reward atas karyanya. 

Sementara, bubble merupakan kondisi di mana sebuah aset yang bernilai tinggi akan truun drastis dan dengan cepat hilang dari pasaran. Oleh karena itu, Asosiasi Blockchain Indonesia mencatat ada 3  hal yang membuat NFT sangat mungkin menjadi bubble, apabila tidak segera diatasi dengan tepat. 

Baca Juga: Harga Kripto Anjlok, Apakah Saatnya Untuk Pergi?

Meskipun NFT mengalami penurunan yang cukup signifikan, tetapi cryptocurrency masih memiliki sirkulasi yang kuat di OpenSea setiap harinya dan trader masih menghabiskan ribuan hingga ratusan dolar untuk NFT. 

Pasar NFT Terus Menurun

Pasar NFT nyatanya mulai terlihat tenang dalam beberapa waktu terakhir. Menurut Bloomberg, nilai perdagangan rata-rata dari NFT telah turun drastis dalam beberapa waktu terakhir. Seperti penjualan utama NFT yang turun secara nyata dalam satu bulan terakhir dan menurut data tercatat penjualan NFT turun sebesar 29% dan 1,17% dalam USD. Sedangkan, penjualan utama yakni penjualan yang berlangsung di website proyek NFT turun 73%, dan dalam USD turun 49%. 

Menurut data Financial Times, volume transaksi harian untuk NFT di Open Sea turun 80%, yaitu menjadi $50 juta pada Maret 2022, dibandingkan pada Februari dengan total transaksi yang mencapai $284 juta. 

Pasa pelacak NFT DappRadar di OpenSea juga menunjukkan adanya penurunan jumlah trader dan volume secara keseluruhan, dimana volume perdagangan turun hampir 67% dan diikuti dengan trader yang turun sebanyak 23%.

Menjadi Skema Ponzi

Selain nilainya yang turun, NFT juga masih memiliki sentimen negatif di masyarakat, misalnya untuk pencucian uang. Pencucian uang bisa dengan mudah dilakukan karena pembeli dan penjual tidak bisa terlacak sepenuhnya apabila mereka menggunakan identitas anonim.

Dilansir dari The Conversation, NFT dikatakan mirip skema ponzi karena beberapa kesamaan yang dimiliki, seperti pembeli pertama mendapatkan keuntungan yang tinggi daripada pembeli terakhir yang sudah tertinggal tren NFT sehingga pembeli terakhir tidak mendapatkan keuntungan. 

Tidak Memiliki Nilai Fundamental

Harus diakui masih banyak NFT yang tidak memiliki nilai fundamental dan kegunaan yang jelas, seperti hanya berupa gambar acak yang dibeli pengguna karena FOMO (Fears of Missing Out). Apabila NFT terus-menerus seperti ini maka sangat mungkin bubble akan terjadi, dan karya NFT yang memiliki fungsi jelas akan ikut terseret ke dalam sentimen negatif ini. 

Baca Juga: Investasi Aman di Tengah Inflasi Tinggi

Apabila NFT bubble terjadi, dampaknya tidak hanya berefek pada NFT saja melainkan akan menyebar ke aset kripto secara umum. Karena untuk membeli NFT dibutuhkannya kripto lain sebagai alat transaksi. 

Melihat masih banyaknya pertanyaan dan kekhawatiran mengenai NFT di masyarakat, Asosiasi Blockchain Indonesia mendukung penuh adanya literasi atau edukasi mengenai peran dan implementasi NFT untuk memperkuat ekosistem dan mencegah terjadinya NFT menjadi bubble.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News