HOME, Keluarga

WHO Sebut Banyak Bukti Omicron Sebabkan Gejala Lebih Ringan

WHO Sebut Banyak Bukti Omicron Sebabkan Gejala Lebih Ringan

MOMSMONEY.ID - JAKARTA. Ada kabar baik dari World Health Organization (WHO). Organisasi Kesehatan Dunia ini mengatakan, banyak bukti yang menunjukkan bahwa Omicron menghasilkan gejala lebih ringan dibandingkan varian sebelumnya. Pasalnya Omicron mempengaruhi saluran pernapasan bagian atas.

"Kami melihat lebih banyak penelitian yang menunjukkan bahwa Omicron menginfeksi bagian atas tubuh. Tidak seperti yang lainnya, yang bisa menyebabkan pneumonia parah," ujar WHO Incident Manager Abdi Mahamud seperti dikutip dari Reuters, Kamis (6/1).

Meski ini merupakan kabar baik, tetapi Mahamud menambahkan bahwa dibutuhkan lebih banyak studi untuk membuktikan hal ini.

Baca Juga: Omicron Sudah 254 Kasus di Indonesia, 2 Gejala Ini Paling Banyak Muncul

Adapun, mutasi varian ini pertama kali dideteksi pada November lalu. Data WHO pun menunjukkan, Omicron menyebar dengan cepat dan berkembang setidaknya di 128 negara. Walaujumlah kasus terus meningkat, jumlah orang yang dirawat dan angka kematian lebih rendah dibandingkan fase lain selama panemi.

"Apa yang kita lihat sekarang adalah pemisahan antara kasus dan kematian," tambah Muhamad.

Lebih lanjut, Mahamud menekankan bahwa penularan Omicron yang tinggi berarti bisa membuat varian ini menjadi dominan dalam beberapa minggu di banyak tempat. Ini menjadi ancaman di negara-negara yang sebagian besar penduduknya belum mendapatkan vaksinasi.

Sementara itu, kasus Omicron di Indonesia juga terus meningkat. Pada 4 Januari 2021, terdapat 92 kasus konfirmasi baru sehingga total kasus Omicron sudah mencapai 254 kasus.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, dari total kasus tersebut, 239 kasus dari pelaku perjalanan internasional (importer case) dan 15 kasus merupakan transmisi lokal. Dia pun menyebut, gejala yang paling banyak dialami adalah batuk dan pilek.

"Dari hasil pemantauan, sebagian besar kondisinya ringan dan tanpa gejala. Gejala paling banyak adalah batuk (49%) dan pilek (27%)," kata Nadia dikutip dari laman Kemenkes.

Tak hanya skala global, pergerakan Omicron di Indonesia juga terus meningkat sejak pertama kali dikonfirmasi pada 16 Desember 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News