Keluarga

Waspada Penularan HIV, Ada 100.000 Orang dengan HIV di Indonesia Belum Terdeteksi

Waspada Penularan HIV, Ada 100.000 Orang dengan HIV di Indonesia Belum Terdeteksi

MOMSMONEY.ID - Waspada penularan HIV. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan, masih ada 100.000 orang dengan HIV di Indonesia yang belum terdeteksi.

Melihat sumber infeksi, juru bicara Kemenkes Muhammad Syahril mengatakan, penularan human immunodeficiency virus (HIV) masih akan terus terjadi. 

Sebab, dari 526.841 orang dengan HIV, baru sekitar 429.215 orang yang sudah terdeteksi atau mengetahui status HIV dirinya. 

"Artinya, masih ada 100.000 orang dengan HIV yang belum terdeteksi dan berpotensi menularkan HIV ke masyarakat," katanya dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (10/5).

Terkait dengan proses deteksi, Kemenkes mencatat, hanya 55% ibu hamil yang menjalani tes HIV karena sebagian besar tidak mendapatkan izin suami untuk dites. 

Dari jumlah tersebut, 7.153 positif HIV dengan 76% belum mendapatkan pengobatan ARV. Ini juga akan menambah resiko penularan kepada bayi.

Baca Juga: Kemenkes: Ibu Rumahtangga Dominasi Penularan Kasus HIV di Indonesia

Syahril menyebutkan, upaya untuk melakukan skrining pada setiap individu kini menjadi prioritas pemerintah untuk mencapai eliminasi.

Termasuk, pemutusan mata rantai penularan HIV secara vertikal dari ibu ke bayi. Setiap ibu yang terinfeksi 100% harus mendapatkan tatalaksana yang cukup.

Melalui upaya ini, harapannya, angka dan data anak yang terinfeksi HIV sejak dilahirkan bisa ditekan. Begitu juga dengan angka kesakitan dan kematian dapat ditekan

"Dan, yang terpenting adalah menekan beban negara dalam penanggulangan masalah Kesehatan masyarakat," imbuh Syahrial.

Ibu rumahtangga mendominasi penularan kasus HIV

Kasus HIV di Indonesia meningkat di 2023. Fakta yang mengejutkan, ibu rumahtangga mendominasi penularan kasus HIV.

Berdasarkan data Kemenkes, jumlah ibu rumahtangga yang terinfeksi HIV mencapai 35%. 

Angka tersebut lebih tinggi dibandingk kasus HIV pada kelompok lainnya, seperti suami pekerja seks dan kelompok MSM (man sex with man).

Baca Juga: Daftar Penyakit yang Ditanggung BPJS Kesehatan Tahun 2023, Apa Saja ya?

"Aktivitas ini telah menyumbang sekitar 30% penularan dari suami ke istri. Dampaknya, kasus HIV baru pada kelompok ibu rumahtangga bertambah sebesar 5.100 kasus setiap tahunnya," ungkap Syahrial.

Menurut Syahril, penyebab tingginya penularan HIV pada ibu rumahtangga adalah pengetahuan akan pencegahan dan dampak penyakit yang rendah, serta memiliki pasangan dengan perilaku seks berisiko.

Ibu rumahtangga yang terinfeksi HIV berisiko tinggi untuk menularkan virus kepada anaknya. Penularan bisa terjadi sejak dalam kandungan, saat proses kelahiran, atau saat menyusui.

Secara umum, penularan HIV melalui jalur ibu ke anak menyumbang sebesar 20%-45% dari seluruh sumber penularan HIV lainnya, seperti melalui seks, jarum suntik, dan transfusi darah yang tidak aman.

Dampaknya, sebanyak 45 persen bayi yang lahir dari ibu yang positif HIV akan lahir dengan HIV. Dan, sepanjang hidupnya akan menyandang status HIV positif.

"Saat ini, kasus HIV pada anak usia 1-14 tahun mencapai 14.150 kasus. Angka ini setiap tahunnya bertambah sekitar 700-1.000 anak dengan HIV," ungkap Syahril.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News