HOME, Bugar

Waspada Heat Stroke Saat Musim Haji, Begini Tanda dan Cara Mencegahnya

Waspada Heat Stroke Saat Musim Haji, Begini Tanda dan Cara Mencegahnya

MOMSMONEY.ID - JAKARTA. Heat stroke atau serangan panas merupakan kondisi yang bisa dialami oleh jemaah haji lantaran perbedaan suhu yang ekstrim ditambah kelembapan yang rendah di Arab Saudi.

Heat stoke merupakan hal pertama yang perlu diantisipasi, karenanya, petugas dan jemaah haji perlu untuk mengenali tanda-tanda heat stroke ini.

"Jangan sampai mereka tidak menyadari bahwa sudah masuk dalam tahapan heat exhausted," ujar Kepala kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekkah, Muhammad Imran dikutip dari situs resmi Kemenkes, Jumat (27/5).

Baca Juga: Peluang Mengembangkan Bisnis Usai Pandemi, Begini Caranya

Lantas seperti apa tanda heat stroke? Imran menjelaskan ada kondisi-kondisi sebelum seseorang dinyatakan mengalami heat stroke.

Ada heat exhausted  yang ditandai dengan rasa sakit kepala, keringat berlebihan, kulit terlihat pucat, lembab dan terasa dingin, nafas cepat, mual, dan nyeri otot. Kondisi ini dapat diatasi dengan minum air yang cukup, mengganti elektrolit yang hilang, menyemprot tubuh dengan air dan beristirahat setidaknya 30 menit.

Lalu, heat stroke merupakan kondisi paling berat pada tubuh akibat cuaca panas, karena tubuh tidak dapat mengontrol suhu badan. Terjadi peningkatan suhu badan dengan cepat hingga mencapai 41 derajat celcius dalam kurun waktu 10-15 menit, dan tubuh sudah tidak dapat mengeluarkan keringat. Heat Stroke dapat memperberat kondisi orang yang sedang sakit dan menyebabkan kematian.

Lalu seperti apa  mencegah heat stroke?

Koordinator Promosi Kesehatan PPIH Bidang Kesehatan Edi Supriyatna mengatakan, asupan mineral yang cukup menjadi kunci penting agar terhidrasi dengan baik.

“Kunci dehidrasi adalah mineral loss, jadi harus minum air yang dicampur elektrolit, jangan tunggu haus” katanya.

Fungsi elektrolit sebagai pengganti mineral yang hilang selama menjalankan aktivitas di tengah cuaca yang sangat terik dan minim kelembaban.

Bagi mereka yang melakukan ibadah haji, dia pun menjelaskan bahwa konsumsi elektrolit dilakukan setelah jemaah haji melakukan aktifitas di luar hotel, dengan mencampurkan 1 sachet oralit dengan 600 ml air. Selain itu jemaah juga diminta untuk minum air 5-6 botol sehari dengan takaran 600 ml air setiap botolnya.

Jemaah haji pun diminta menghindari pajanan sinar matahari langsung dengan lengkapi diri dengan alat pelindung diri, salah satunya dengan menggunakan topi dengan bibir (pinggiran) yang lebar sehingga kepala bisa terhindar dari sengatan langsung.

Selain itu, jemaah diminta untuk sering menyemprot bagian tubuh yang terpapar pajanan matahari langsung, terutama muka dan tangan serta menggunakan pakaian yang longgar dan mudah menyerap keringat, serta selalu menggunakan alas kaki saat bepergian. Dia pun mengingatkan edukasi ini harus dilakukan sebelum jemaah haji berangkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News