BisnisYuk

Strategi Marketing: Cara Meningkatkan Penjualan di Tengah Ancaman Resesi Global

Strategi Marketing: Cara Meningkatkan Penjualan di Tengah Ancaman Resesi Global

MOMSMONEY.ID - Guncangan ekonomi ternyata masih terus berlanjut. Untuk itu, perlu strategi matang cara meningkatkan penjualan di tengah ancaman resesi global. 

Sebab, pasca pandemi Covid-19, para pebisnis termasuk brand dan para pengiklan menghadapi tantangan resesi global.

Melansir Nielsen, 60% ekonom di dunia memprediksikan resesi di Eropa tahun depan. Pertumbuhan ekonomi global juga hanya 2,9%, turun dari perkiraan awal sebesar 4,6%.

Ini menunjukan, akan ada perlambatan ekonomi yang tidak bisa dihindari. Tetapi, Anda masih bisa meningkatkan penjualan dengan cara yang tepat di tengah ancaman resesi global. 

Baca Juga: Catat! Ini 5 Kebiasan yang Harus Dihindari Penderita Batu Ginjal

Perubahan pola konsumen juga terlihat dari bagaimana mereka menyesuaikan pengeluaran untuk beradaptasi dengan inflasi dan era suku bunga tinggi. Otomatis brand dan pengiklan pun turut mengikuti perubahan perilaku ini. 

Berdasarkan data Nielsen Ad Intel, pasar periklanan di Amerika Serikat menurun sebesar 7% di kuartal kedua 2022. Ini menandakan, banyak pemasar yang telah atau berencana memotong anggaran belanja iklan mereka.

Tentu, ini strategi yang masuk akal untuk memitigasi dampak resesi dan memaksimalkan efektivitas anggaran marketing. 

"Dalam situasi seperti ini, umumnya pengeluaran anggaran pemasaran akan lebih diperketat karena perusahaan akan lebih hati-hati dalam melakukan investasi dari sisi taktik dan kampanye pemasaran kedepannya," kata Vice President Marketing Effectiveness APAC Nielsen Abhinav Maheshwari. 

"Namun, ketika perusahaan berhati-hati, mengandalkan pemasaran yang lebih besar terbukti memiliki dampak langsung dan positif pada penjualan bahkan dalam kondisi ekonomi yang menantang," ujar dia dalam keterangan tertulis. 

Lantas, strategi marketing apa yang dapat dilakukan sebagai cara untuk meningkatkan penjualan di tengah ancaman resesi global? Simak penjelasan Nielsen di bawah ini:

Baca Juga: Berikut Cara Memilih Reksadana Sesuai Karakter Anda

Resesi tidak berlangsung selamanya

Dalam menerapkan cara meningkatkan penjualan di tengah ancaman resesi global, satu hal yang perlu diingat bahwa resesi tidak akan berlangsung lama. Nielsen menyebutkan, 75% resesi berakhir dalam setahun dan 30% resesi berlangsung dalam dua kuartal. 

Jadi, pemotongan pengeluaran mungkin hanya akan bersifat jangka pendek dan menghasilkan penghematan nominal.

Sementara sebagian perusahaan telah mengurangi belanja dan menunjukan penekanan pengembalian keuntungan investasi atau return on investment (ROI) tertekan hingga 50%.

Tentu, setiap pemotongan anggaran dapat menurangi ROI lebih jauh. Padahal, di saat seperti ini, perusahaan perlu memaksimalkan keuntungan lebih banyak. 

Perusahaan perlu mengoptimalkan strategi media

Nielsen berpendapat, perusahaan perlu mengoptimalkan berbagai strategi media dan berinvestasi pada saluran yang telah terbukti memiliki kinerja yang baik.

Dengan menyeimbangkan strategi meningkatkan penjualan di tengah ancaman resesi global, perusahaan bisa mengalokasikan anggaran untuk mencapai audiens yang tepat dan efisien.

Berinvestasi di media selama resesi sebenarnya cukup menghemat uang. Pasalnya, di kondisi seperti ini, biasanya media menurunkan biaya iklan.

Di sisi lain, pesaing juga biasanya justru mengurangi iklan. Sehingga, ini menjadi kesempatan brand untuk melakukan kampanye dengan dampak yang lebh besar. 

Baca Juga: Mulai Dari Rp 200.000, Berikut Asuransi Untuk Penyakit Kritis Dari Zurich Topas Life

Cermati perubahan konsumsi dan berikan pesan media yang ramah pada kondisi resesi global

Strategi meningkatkan penjualan di tengah ancaman resesi global adalah mencermati perilaku konsumen terkait pola pengeluaran. Pergeseran kebiasaan belanja dapat menciptakan peluang untuk pertumbuhan dalam kategori tertentu.

Ketika konsumen lebih sensitif terhadap harga, brand perlu mengubah rencana media dan bagaimana cara menyampaikan pesan sesuai dengan kondisi yang ada.

Pesan yang ramah akan situasi resesi global dapat membantu memperkuat nilai brand dan membantu memastian loyalitas konsumen setelah resesi.

Lakukan pemotongan anggaran yang tepat

Nielsen melihat, memotong anggaran untuk media dapat meningkatkan ROI hanya 4%. Di sisi lain, volume penjualan juga akan berkurang sejalan dengan penurunan iklan yang dilakukan oleh perusahaan. 

Maka dari itu, sebelum melakukan pemotongan anggaran, brand harus memastikan pemotongan biaya ini tepat pada sasaran dan efektif. Salah satu caranya adalah melakukan evaluasi saluran pemasaran.

Jika ada satu saluran pemasaran yang hanya menghasilkan sedikt maka akan lebih baik untuk dipotong. 

Baca Juga: All New Limo Pizza dengan 6 Rasa Baru di Promo Pizza Hut Terbaru Mulai Oktober 2022

Jangan tergantung pada promosi

Ketikan konsumen mengurangi belanja, strategi paling mudah mungkin melakukan promosi. Tapi, promosi hanya membentuk kebiasaan konsumen hanya berbelanja.

Ketika ada promosi, penjualan mungkin akan meningkat tetapi ketika harga normal penjualan akan kembali turun. Nielsen juga melihat, ROI saat melakukan promosi 45% lebih rendah dibandingkan menggunakan pemasaran lewat media. 

Terlepas dari stratagi yang akan diambil, Nielsen berpendapat, strategi meningkatkan penjualan di tengah ancaman resesi global adalah melakukan pembelanjaan lebih baik dari pada tidak sama sekali. 

Ketika brand tidak melakukan pemasaran, perusahaan bisa kehilangan 2% dari pendapatan jangka panjang dan membutuhkan 3-5 tahun untuk memulihkan kerugian. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News