HOME, Keluarga

Sering Direkomendasikan, Ini Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Pupuk Organik

Sering Direkomendasikan, Ini Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Pupuk Organik

MOMSMONEY.ID - Sejak beberapa tahun lalu, pemerintah Indonesia mulai menggalakan penggunakan pupuk organik dalam kegiatan bercocok tanam. Sebab, pupuk organik dinilai lebih aman untuk jangka lama dan ramah lingkungan.

Pupuk organik merupakan pupuk yang dibuat dari materi makhluk hidup, seperti sisa pelapukan tanaman dan kotoran hewan. Bentuknya dapat berupa padat dan cair. Beberapa pupuk yang merupakan pupuk organik antara lain berupa pupuk kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, pupuk bokashi, dan sebagainya.

Baca Juga: Mengenal Pupuk Bokashi, Pupuk yang Dibuat dengan Proses Fermentasi

Kendati demikian, pupuk organik sering diragukan hasilnya pada tanaman karena dinilai tak semaksimal seperti pupuk kimia. Oleh karena itu, Anda perlu mengetahui kelebihan dan kekurangan dari penggunaan pupuk organik ini.

Kelebihan

Penggunaan bahan organik utamanya adalah untuk pelestarian alam. Dalam hal ini, pupuk organik berkisar pada kesehatan tanah. Tanah secara alami kaya akan bahan organic yang melepaskan nutrisi yang stabil. Tanah juga kaya akan mikroorganisme yang baik untuk menjaga struktur tanah tetap subur dan meningkatkan ketersediaan unsur hara.

Dilansir dari Organic.lovetoknow.com, pupuk organik membantu mikroorganisme untuk memecah bahan organik sambil memungkinkan pelepasan nutrisi itu secara teratur. Selain itu, proporsi bahan organik yang lebih tinggi di dalam tanah juga akan mencegah terjadinya erosi tanah.

Meski prosesnya membutuhkan waktu yang lama, Anda tak perlu khawatir untuk menggunakan lebih banyak pupuk organik dengan jangka waktu lama karena pupuk ini aman untuk kesuburan tanah. Selain itu, pupuk organik tidak akan mencemari air bagi kesehatan masyarakat.

Proses dari penyerapan nutrisi pupuk organik seperti nitrogen dan fosfor akan berhenti di akar tanaman saja, tak akan sampai mempengaruhi saluran air setempat. Dengan kata lain, penggunaan pupuk organik tidak akan menyebabkan eutrofikasi, tetapi justru mencegahnya. Eutrofikasi merupakan proses pengayaan nutrisi dari sisa pupuk yang merangsang pertumbuhan berlebihan alga di air.

Pupuk organik pada dasarnya dapat dibuat secara mandiri di rumah, maka pupuk organik dapat menjadi pilihan yang lebih murah daripada pupuk kimia. Di lingkungan pedesaan, masyarakat dapat menggunakan pupuk kandang, sedangkan di lingkungan perkotaan pupuk kompos adalah yang paling mudah ditemukan.  

Baca Juga: Jangan Dibuang! Ampas Kopi Ternyata Bisa Dijadikan Pupuk Tanaman

Kekurangan

Kerugian penggunaan pupuk organik adalah tidak mengandung nutrisi utama seperti nitrogen, fosfor, atau kalium yang dikenal sebagai NPK. Pupuk kandang memang mengandung nutrisi tersebut, tetapi jumlahnya tidak signifikan.

Pupuk organik juga teriat dalam strukturnya, inilah yang membuat penguraian menjadi lambat. Pelepasan nutrisi dari pupuk organik juga dapat bergantung pada iklim dan keberadaan mikroorganisme di dalam tanah. Oleh karena itu, dibutuhkan kesabaran dalam merawat tanaman dengan menggunakan pupuk organik ini.

Beberapa orang mungkin beranggapan bahwa bekerja dengan pupuk organik sangat melelahkan. Jika Anda menolah membeli jadi, Anda tentu membutuhkan banyak tenaga untuk membuat pupuk organik, seperti menyiapkan bahan, menunggu pupuk matang, memindahkan, hingga menyebarkan pupuk dengan metode tertentu kepada tanaman.

Dalam pembuatan pupuk kompos yang tidak sempurna, dapat berpotensi meninggalkan patogen tertentu yang dapat memasuki sistem air atau tanaman pangan.  Patogen adalah organisme yang menyebabkan penyakit pada inangnya, dalam hal ini adalah manusia atau hewan yang mengonsumsi air atau tanaman pangan tersebut.

Kendati demikian, pemilihan pupuk organik ini bergantung pada situasi dan pilihan Anda. Pemilihan pupuk dapat bergantung oleh faktor-faktor seperti biaya, waktu, tenaga, lingkungan, dan kenyamanan. Apapun yang Anda putuskan, sebaiknya tetap mengecek kondisi kesehatan tanah terlebih dahulu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News