HOME, BisnisYuk

Semula Cari Modal Nikah, Eh Kini Nuke Wulandari Beromzet Ratusan Juta Per Bulan

Semula Cari Modal Nikah, Eh Kini Nuke Wulandari Beromzet Ratusan Juta Per Bulan

MOMSMONEY.ID -  Inspirasi bisnis bisa datang dari mana saja di saat yang tak terduga. Ide terkadang muncul di saat yang tak terduga. Demikianlah pengalaman Nuke Wulandari, pemilik dan pendiri usaha bantal berisi butiran styrofoam atau dikenal dengan nama bean bag merek @BeanBagJKT. Usaha yang dirintis tahun 2016 lalu itu muncul ketika Nuke dan calon suaminya saat itu berusaha mencari modal buat nikah.

Saat itu mereka sama sekali tak punya pengalaman dalam memproduksi produk bean bag. Namun karena penasaran dan ingin memiliki bisnis, Nuke dan pasangannya yang telah menjadi suaminya memutuskan untuk memproduksi bean bag. “Awal mula kami ke Bali dan melihat bean bag di sana, tetapi tidak enak kalau diduduki,” kata Nuke dalam wawancara dengan MomsMoney awal Maret lalu.

Penasaran, Nuke kemudian browsing proses pembuatan bean bag yang dilakukan di luar negeri. Dari situlah, Nuke mengetahui, butiran yang cocok di dalam bean bag adalah butiran styrofoam. Setelah mempelajari secara otodidak, Nuke kemudian menuju ke tukang jahit untuk menawarkan proses penjahitan.

Baca Juga: Covid-19 Menginspirasi Arana Bike Mengolah Bambu Menjadi Sepeda

Selanjutnya, Nuke kemudian berburu bahan atau material yang dijadikan pembungkus Styrofoam tersebut. Sejumlah eksperimen telah dilakukan, hingga kemudian Ia berhasil memproduksi sebuah prototype yang kemudian dipasarkan melalui media sosial Instagram. Siapa sangka, gayung rupanya bersambut.

Tak lama, pesanan pun datang. Girang bercampur ceria, itulah yang dirasakan oleh Nuke yang saat itu masih tinggal di kos-kosan. Asal tahu saja, saat itu tak banyak yang memproduksi bean bag di Jakarta, jika ada posisinya rata-rata ada di Bali. “Saat menerima pesanan itu, kami langsung kebut produksi. Ibu kos sempat marah karena kos penuh dengan beanbag,” kata Nuke yang memulai produksi dengan modal Rp 2 juta.

Pesanan awal yang datang dari salah satu perusahaan itu membuat Nuke langsung melihat peluang cuan yang lebih besar. Apalagi, perusahaan tersebut berani memesan dalam jumlah banyak. Di awal mula usaha tersebut, Nuke sempat kesulitan mencari dimana pemasok bahan baku yang sesuai dengan kebutuhannya. “Kami coba terus, sehingga bahan baku awal sama yang sekarang berbeda, karena kami mencari yang lebih baik,” jelas Nuke yang tinggal di Tangerang itu.

Baca Juga: Mundur Jadi Manajer Hotel Demi Bikin Usaha Tumbler Bahan Kayu Jati Kualitas Ekspor

Hingga kini, Nuke sudah memiliki beragam variasi beanbag dengan beragam ukuran. Saat ini tersedia harga paling murah Rp 199.00 per pieces sampai Rp 749.000 per pieces. Harga tergantung ukuran. Nah, ada yang enggan beli bisa juga dengan cara menyewa dengan tarif

Rp 49 ribu per beanbag per hari. “Sebelum pandemi, sewa lebih banyak karena ada banyak event. Kalau saat pandemi pendapatan kami dari penjualan ritel,” ujar Nuke.

Manfaatkan media sosial

Yang menarik, pemasaran yang dilakukan oleh Nuke dilakukan melalui media sosial. Selain posting biasa, Nuke juga memanfaatkan jasa iklan yang ada di Instagram. Dari hasil iklan itulah, perlahan produk Nuke dikenal oleh netizen. Selain itu, banyak event organizer juga sudah mulai mengenalnya sebagai penyedia jasa penyewaan beanbag termasuk perbankan seperti Bank BRI.

Karena semakin dikenal, produk milik Nuke mendapatkan pesanan hampir di seluruh provinsi di Indonesia. Untuk luar Jawa, pemesan terbanyak datang dari wilayah Sulawesi. Pemesannya kebanyakan adalah pengelola hotel dan juga restoran. “Ada yang pesan 80 pieces ke Gorontalo, katanya untuk restoran,” kata Nuke.

Meski awal pandemi produksi sempat terganggu, namun perlahan pasar Nuke kembali bangkit. Jika sebelumnya penjualan untuk perusahaan hotel dan restoran serta penyewaan, saat pandemi, pesanan datang dari mereka yang work from home (WFH). Ternyata banyak kalangan pekerja yang WFH menggunakan beanbag sebagai sarana bekerja sambal santai.

Meski di awal Nuke mengeluarkan modal Rp 2 juta, kini modal tersebut sudah bisa menghasilkan rata-rata pendapatan Rp 100 juta per bulan. Bahkan, saat pasar sedang ramai, Nuke bisa mendulang pendapatan Rp 300 juta per bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News