InvesYuk

Selasa (2/5), IHSG Turun 0,76% ke 6.863 Waspadai Risiko Ini

 Selasa (2/5), IHSG Turun 0,76% ke 6.863 Waspadai Risiko Ini

MOMSMONEY.ID - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik melemah alias tumbang di perdagangan perdana bulan Mei. Selasa (2/5), IHSG turun 0,76% atau 52,41 poin ke 6.863,30 di akhir perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sembilan dari 11 indeks sektoral turun bersama dengan IHSG. Hanya indeks sektor barang konsumsi nonprimer yang menguat 0,32% serta sektor transportasi dan logistik yang menguat 0,17% pada hari ini.

Sektor energi terjun 3,01% dan memimpin penurunan indeks sektoral IHSG. Sektor kesehatan merosot 2,10%. Sektor perindustrian anjlok 1,90%. Sektor barang baku tumbang 1,75%. 

Sektor teknologi melorot 1,09%. Sektor infrastruktur tergerus 1,07%. Sektor berang konsumsi primer terpangkas 0,55%. Sektor properti dan real estat turun 0,37%. Sektor keuangan melemah 0,10%.

Top gainers LQ45 hari ini adalah:

PT Bank Jago Tbk (ARTO) 2,90%
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) 1,45%
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) 1,33%

Top losers LQ45 terdiri dari:

PT United Tractors Tbk (UNTR) -6,92%
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) -6,91%
PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) -6,88%
Total volume transaksi bursa mencapai 15,36 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 10,23 triliun. Sebanyak 368 saham melemah. Ada 187 saham yang menguat dan 177 saham flat.

Menurut data RTI, IHSG masih menguat 1,12% dalam sepekan terakhir. Sedangkan sejak awal tahun, penguatan IHSG hanya 0,19%.

Bedasarkan riset Infovesta Utama, Selasa (2/5), kinerja IHSG positif dalam sepekan lalu karena disokong emiten big caps yang catatkan laporan keuangan kuartal I-2023 positif. Selain itu, musim dividen juga mendongkrak laju pergerakan IHSG. 

Tercatat dalam sepekan lalu terdapat foreign inflow atawa arus dana asing masuk sebanyak Rp 4,01 triliun. Namun, di satu sisi, investor juga dibayangi beberapa risiko dari global seperti bank AS First Republic Bank yang diancam bangkrut akibat para deposan melakukan withdraw sebanyak US$ 100 miliar. Aksi ini terjadi setelah First Republic Bank berencana untuk lay off sekitar 20%-25% dari total karyawannya yang berjumlah 7.200 karyawan. 

Langkah pemecatan tersebut dilakukan sebagai upaya untuk memperkuat permodalan perusahaan. Di sisi lain terdapat simpanan yang tidak diasuransikan kepada Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) membuat tingkat kepercayaan investor menurun terhadap bank tersebut. 

Selain itu, tanda-tanda perlambatan ekonomi AS semkain terlihat ketika rilis GDP pada kuartal I-2023 hanya tumbuh 1,1% dibandingkan 2,6% pada kuartal IV-2022. 

Sentimen tersebut dipandang beragam oleh pasar, sebagian melihat jika ekonomi AS melambat akan mempengaruhi kinerja saham wall streaat. Di sisi lain pasar merespon positif karena dengan perekonomian yang melambat, maka diharapkan dapat menekan inflasi, terutama biaya jasa yang tergolong menjadi penyumbang terbesar tingkat inflasi AS. 

Namun, Infovesta memperkirakan di pekan depan, IHSG masih melanjutkan tren bullish seiring masih berlanjutnya musim dividen dan menanti rilis laporan keuangan kuartal I-2023. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News