HOME, InvesYuk

Seberapa Menarik Saham Bukalapak?

Seberapa Menarik Saham Bukalapak?

MOMSMONEY.ID - Usai melakukan penawaran saham umum perdana akhir Juli lalu, startup Bukalapak resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Jumat (6/8). Berdasarkan data perdagangan saham di RTI pukul 14.13, saham dengan kode emiten BUKA ini berada di level 1.060 atau naik 24,71% dari harga penawaran umum atau initial public offering (IPO) sebesar Rp 850 per saham.

"Kami sangat bersyukur bahwa proses Initial Public Offering (IPO) dapat berjalan dengan baik sesuai rencana. Hari ini, di bulan yang sangat baik bagi bangsa Indonesia, Bukalapak secara resmi tercatat di BEI. Hal ini dimungkinkan oleh dukungan yang terus menerus dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk Pemerintah, OJK, BEI, para profesi penunjang, seluruh karyawan, mitra dan pelapak kami, dan berbagai pihak lainnya. Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan luar biasa bagi Bukalapak ini,” ujar Rachmat Kaimuddin, Direktur Utama PT Bukalapak.com Tbk.

Kendati proses melantai di bursa berlangsung di tengah pandemi covid-19, Rachmat Kaimuddin optimis minat investor terhadap saham Bukalapak tetap tinggi.

"Melalui IPO ini, Bukalapak percaya bahwa kami dapat mendorong pertumbuhan UMKM ke tingkatan selanjutnya,” lanjutnya dalam keterangan resmi.

Baca Juga: IHSG Kamis (5/8) Masih Prima, Simak Proyeksi IHSG Hari Ini

Sekedar informasi Moms, Bukalapak telah menyelesaikan proses penawaran awal (bookbuilding) dan roadshow dari tanggal 9-19 Juli 2021 serta penawaran umum dari tanggal 27-30 Juli 2021.

Sebagai hasil dari antusiasme yang besar dari para investor umum, Bukalapak mencatat jumlah pemesanan yang tinggi melalui metode pooling allotment sebesar Rp 4.8 triliun. Dengan antuasias tersebut, Bukalapak telah menambah porsi pooling allotment bagi investor retail dari semula 2,5% ke 5% dari total pemesanan yang tersedia.

Oleh karena itu, nilai saham yang dialokasikan untuk porsi pooling allotment investor retail naik dari yang sebelumnya Rp 547,5 miliar menjadi sekitar Rp 1,1 triliun.

Analis RHB Sekuritas, Michael Wilson Setjoadi, menilai antusiasme pada unicorn pertama yang melakukan pencatatan perdana di bursa memberikan sentimen yang kuat untuk pergerakan saham Bukalapak. Tidak hanya itu, Michael mencatat alokasi bookbuilding masih terbilang sedikit, sehingga sahamnya laris diborong investor ritel.

Kendati menarik dan memiliki prospek yang cerah ke depannya, Michael bilang, investor perlu memperhatikan beberapa hal. Terutama, perusahaan di sektor teknologi ini masih dalam tahap pertumbuhan bisnis yang cukup tinggi.

"Sehingga walaupun laporan keuangan mencatat kerugian, ada potensi pertumbuhan. Karena sama seperti perusahaan teknologi secara umum, laporan keuangannya semua rugi," imbuh Michael.

Baca Juga: Simpan Deposito Mulai Dari Rp 10 Juta Dapat Bunga 3,50% Dari Maybank

Meski belum memberikan rekomendasi dan target harga untuk saham BUKA, Michael meyakini akan banyak kolaborasi yang menguntungkan bisnis Bukalapak.

"Ke depannya akan kolaborasi dengan Grab dan EMTEK yang bisa meningkatkan pertumbuhan BUKA," tandasnya.

Nicolo Magni, Head of Global Banking for Southeast Asia and India, UBS mengatakan, “Kami sangat bangga dapat mendukung Bukalapak dalam IPO yang amat bersejarah ini. IPO Bukalapak sebesar USD 1.5 Miliar adalah yang terbesar sepanjang sejarah pasar modal Indonesia, sekaligus pencatatan perdana saham pertama oleh unicorn teknologi di bursa efek di Asia Tenggara.

Baginya, dukungan yang sangat besar dari blue-chip global dan investor regional dan domestik adalah bukti peran Bukalapak dalam mengantarkan usaha mikro, kecil, dan sedang ke era digital baru. Hal ini sekaligus membantu merealisasikan potensi ekonomi negara.

"IPO ini juga menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan teknologi Asia Tenggara dapat mencapai valuasi premium untuk bertumbuh dengan permintaan yang signifikan serta menciptakan platform bagi perusahaan- perusahaan lain agar bisa memiliki penawaran yang besar dan sukses untuk dicatatkan di BEI atau bursa efek regional lainnya," beber Nicolo.

Selanjutnya: Resep Ayam Rica Daun Kemangi, Sajian Pedas Khas Manado yang Wangi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News