HOME, BisnisYuk

Prospek Usaha Peternakan Sapi yang Menjanjikan

Prospek Usaha Peternakan Sapi yang Menjanjikan

MOMSMONEY.ID - Sapi jadi salah satu hewan rojo koyo bagi kultur masyarakat Jawa. Rojo koyo memiliki makna sebagai hewan yang dijadikan identitas kekayaan seseorang, karena harganya mahal. Selain itu, sapidipandang sebagai aset investasi bagi pemiliknya. Maklum, selain tenaganya bisa dipakai menggarap sawah, sapi dapat dijual dan menghasilkan cuan.

Nah, belakangan sapi juga jadi sarana bisnis jika diternakkan. Potensi jadi peternak sapi sangat menjanjikan. Asal tahu saja, kebutuhan daging sapi nasional itu sangat tinggi. Kebutuhan daging nasional mencapai 700.000 ton setahun, sementara produksi sapi lokal hanya 400.000 ton. Lantas sisanya? Ya, kita harus impor.

Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Nanang Purus Subendro bilang, Indonesia masih defisit daging sapi. Tahun ini, proyeksinya defisit 270.000 ton, setara 1,4 juta ekor sapi.

Baca Juga: Resep Soto Mie Bogor, Menu Soto Spesial yang Berkuah Segar

Defisitnya ini makin hari bertambah, karena selisih permintaan dan pasokan kian besar.

"Artinya prospek ke depan masih sangat menjanjikan bagi siapapun yang mau menekuni bisnis sapi," katanya.

Nanang bilang, peternak rakyat dengan kepemilikan 1-3 ekor sapi paling mendominasi. Dia bilang dari 18 juta populasi sapi, sekitar 62% atau 12 juta ekor dimiliki oleh peternak dengan skala yang sangat kecil.

Sementara, sekitar 10% merupakan peternak dengan kepemilikan sapi 5-10 ekor. Sisanya, dimiliki peternak besar, yang profesional dan dapat hidup dari usahanya. PPSKI menilai, peternak yang punya 20 ekor sapi sudah dikategorikan sebagai peternak besar.

"Peternak besar itu termasuk perusahaan, peternak yang punya 50, 100, atau 500 ekor. Itu cukup banyak juga," katanya.

Menurut Nanang, saat ini rata-rata pemilik peternakan skala kecil, sudah berumur. Kebanyakan usaha itu tak dilanjutkan oleh anak-anaknya, karena jarang anak muda tertarik bisnis peternakan. Dalam kacamata mereka, bisnis ini dianggap kurang menjanjikan, tidak keren, kotor, kumuh.

"Kalau hal ini tidak diantisipasi, makin hari defisit daging nasional akan semakin lebar," terang Nanang. Padahal pengusaha dengan skala kepemilikan yang memadai, atau 20 ekor sapi, biasanya sudah bisa menghidupi rumah tangganya dari bisnis peternakan yang dijalani, tanpa usaha lain.

Ini dialami oleh Alif Sugiyanto, peternak sapi dari Jember, Jawa Timur. Alif yang punya 30 ekor, merasa cukup dari beternak sapi. Dia bisa menyekolahkan anaknya dan membelikan mereka rumah.

"Dalam sebulan bisa jual sampai 5 ekor sapi," kata peternak yang kerap disapa Paman Alif ini.

Saat ini, Alif berkonsentrasi untuk penggemukan sapi. Jadi dia beli sapi usia 10 bulan lalu digemukkan selama 3-5 bulan. "Saya pernah beli sapi Rp 16 juta, tiga bulan saya gemukkan laku Rp 25 juta," ujar Alif.

Baca Juga: Resep Kikil Mercon, Pedasnya Meledak-ledak!

Biaya pakan dan perawatan sapi sekitar Rp 25.000-Rp 27.000 per hari. Jadi, tiga bulan pemeliharaan Alif mengeluarkan biaya perawatan dan pakan Rp 2,2 juta - Rp 2,4 juta. Artinya, Alif dapat laba antara Rp 6 juta-Rp 7 juta.

Pengalaman serupa dialami Wisnu Eko Nugroho, peternak sapi asal Bondowoso, Jawa Timur. Anak muda yang juga karyawan swasta ini, mulai beternak sapi secara langsung pada tahun 2021.

"Sapi yang saya beli Rp 16 juta enam bulan lalu, sudah ada yang nawar Rp 25 juta. Tapi saya belum lepas," jelas Wisnu. Meski dalam hitungan Wisnu sudah untung, dia melihat sapinya masih bagus dan berpotensi untuk naik harga. Targetnya harga Rp 45 juta-Rp 50 juta tahun depan.

Wisnu punya 8 ekor sapi, setiap bulan hanya habis Rp 3 juta untuk perawatan dan pakan.

"Pelihara sapi itu tidak ada matematikanya. Kalau sudah ada keuntungan bisa langsung dijual. Atau ada yang sekalipun dihitung untung, tapi nggak dijual," kata Alif.

Peternak akan menjual di saat yang dipandang tepat. Misalnya dijual pada momen-momen spesial di saat permintaan daging sedang tinggi, seperti Idul Fitri atau Idul Adha.

Baca Juga: Macam-Macam Kotoran Hewan yang Bisa Dijadikan Pupuk Kandang

Alif mencontohkan, sapi limosin dengan ukuran 2,5 kuintal di bulan biasa laku Rp 26 juta. Kalau Idul Fitri bisa laku sampai Rp 30 juta. Apalagi saat Idul Adha, bisa berlipat lagi.

"Usaha ini menguntungkandan peluangnya besar. Kebutuhan daging selalu ada. Dan kalau kita mau jual sapi, sudah pasti ada yang mau beli, ujar Wisnu semangat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News