InvesYuk

Prospek perusahaan minyak kelapa sawit saat harga CPO mulai ternormalisasi

Prospek perusahaan minyak kelapa sawit saat harga CPO mulai ternormalisasi

MOMSMONEY.ID - Harga minyak sawit atawa crude palm oil (CPO) mulai menjauhi level tertingginya. Harga CPO meningkat secara bertahap sejak pertengahan 2020 dan mencapai rekor tertinggi di April 2022. Namun, kini tren penguatan harga CPO berbalik jadi menurun karena Indonesia melakukan intensifikasi ekspor di tengah melemahnya permintaan global. 

Dalam riset PT Pemeringkat Kredit Indonesia, Rabu (27/6), memproyeksikan harga CPO akan ternormalisasi ke US$ 900 per metrik ton di 2023. Sentimen negatif datang dari perlambatan pertumbuhan global dan perkiraan meningkatnya pasokan minyak kelapa sawit setelah mencatat rata-rata harga di US$ 1.500 per metrik ton di semester I-2022. Sementara pasokan global minyak nabati diperkirakan akan tetap stabil karena penurunan produksi minyak biji bunga matahari dari Rusia dan Ukraina. 

Stefanus Yuniardhi Thio Analis PT Pemeringkat Kredit Indonesia menilai penurunan harga CPO ini normal. Apalagi setelah periode penguatan harga yang cukup panjang. 

Stefanus meyakini dalam waktu dekat harga CPO tidak akan turun secara substansial dari level saat ini, tetapi akan berangsur mendekati harga rata-rata historis dalam kurun waktu yang lebih lama. Penurunan harga disebabkan oleh pasokan yang berangsur pulih yang tercermin dari tingginya tingkat persediaan di Indonesia dan Malaysia. Meski begitu, Stefanus mengatakan produksi masih belum akan mencapai level optimal karena perusahaan minyak kelapa sawit di Malaysia masih menghadapi masalah kekurangan tenaga kerja. 

Sementara saat ini, Stefanus masih melihat perusahaan minyak kelapa sawit masih mengalami masalah kenaikan biaya operasional. Hal ini terjadi seiring dengan lonjakan inflasi. Selanjutnya, perusahaan tersebut juga akan menghadapi kenaikan biaya pendanaan dan investasi akibat potensi kenaikan suku bunga. 

Harga pupuk masih melonjak karena terganggunya pasokan akibat sanksi terhadap Rusia yang merupakan negara utama pengekspor pupuk berbahan dasar nitrogen dan negara kedua terbesar pengekspor pupuk berbahan dasar fosfor dan potasium. 

Sementara, perkebunan kelapa sawit memerlukan perawatan yang berkelanjutan karena panen dilakukan sepanjang tahun. Jika terjadi kegagalan dalam perawatan akan menyebabkan degradasi kualitas tanah dan pada akhirnya mempengaruhi yield

Namun, Stefanus mengapresiasi pemerintah Indonesia yang baru-baru ini mengeluarkan peraturan untuk membebaskan pungutan ekspor minyak sawit untuk mempercepat ekspor dan mengurangi penumpukan persediaan. Stefanus memperkirakan keterlibatan pemerintah tersebut akan lebih sering terjadi saat lingkungan operasional menghadapi tantangan. Namun, kebijakan pemerintah yang tiba-tiba dan tidak konsisten akan meningkatkan risiko regulasi dan berdampak negatif bagi industri. 

Baca Juga: Harga Minyak Goreng Masih Mahal, Ini yang Dilakukan Kemendag 

Meski ketidakpastian operasional industri minyak sawit masih terjadi, Stefanus meyakini bahwa sebagian besar perusahaan minyak kelapa sawit akan dapat mempertahankan margin di atas rata-rata historis untuk di tahun ini. Perusahaan juga bisa memperkuat profil kredit mereka. "Rejeki runtuh di 2021 dan semester I-2022 akan menopang perusahaan minyak kelapa sawit bukan hanya untuk menghadapi beberapa tantangan di masa mendatang, tetapi juga untuk memperluas dan memperlebar cakupan bisnis mereka menjadi lebih terintegrasi dan komprehensif," kata Stefanus dalam riset. 

Sejauh ini, Stefanus mencatat rata-rata leverage di sektor ini juga telah menurun. Hal ini tercermin dari net adjusted debt/EBITDA sebesar 0,4 kali -3,8 kali di 2021 dibandingkan 1,0 kali - 5,6 kali di 2020. Alhasil, perbaikan struktur modal akan memungkinkan perusahaan untuk memiliki buffer yang cukup guna memulai ekspansi bisnis, seperti akuisisi area perkebunan baru atau berinvestasi lebih besar di bisnis hilir.  

Baca Juga: Saham Sektor Perkebunan Masih Diuntungkan Kenaikan Harga Jual CPO

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News