HOME, AturUang

Pindah Kerja Harus Sejahtera. Simak Tipsnya agar Tidak Malah Merugikan!

Pindah Kerja Harus Sejahtera. Simak Tipsnya agar Tidak Malah Merugikan!

MOMSMONEY.ID - Banyak kaum muda yang tidak betah di dalam satu perusahaan dan pindah-pindah tempat kerja demi mendapat penghasilan lebih tinggi. Namun, Anda tetap harus selektif memutuskan mana yang bisa menjadi batu pijakan baru dan mana yang harus ditolak.           

Prita Gozie, perencana keuangan ZAP Planner, mengatakan, tren pindah kerja atau kutu loncat sebenarnya punya manfaat positif. Tanpa perlu naik jabatan atau promosi, Anda sudah bisa menaikkan penghasilan. Akan tetapi, jangan semata-mata iming-iming kenaikan gaji per bulan lantas Anda memutuskan pindah kerja.

Prita bilang, hitung dan bandingkan pendapatan selama satu tahun. "Yang diperhitungkan gaji dan tunjangan. Tunjangan iti baik THR, tunjangan libur, tunjangan lain. Hitungannya 1 tahun, jangan lihat bulanan," pesan Prita. 

Selain itu, paling tidak sebelum memutuskan menerima pekerjaan baru, Anda harus sudah memiliki alokasi investasi dana pensiun secara pribadi. Lantas, jaminan kesehatan ketenagakerjaan sebaiknya diteruskan dari tempat kerja sebelumnya. Dengan begitu, masa pensiunnya lebih aman meski pindah kerja.

Baca Juga: Pertimbangkan Pajak Penghasilan Sebelum Memutuskan Pindah Kerja

Selain gaji dan tunjangan, hal lain yang perlu diperhatikan adalah bonus. Prita menyarankan, cari tahu perhitungan bonusnya seperti apa. 

Poin penting lainnya adalah manfaat kesehatan, asuransi lain, hingga pinjaman karyawan. Cari tahu juga, apakah ada peluang untuk mengejar pendidikan yang lebih tinggi. 

"Dan juga, perhatikan pengaruh arus kas. Misalnya saja transportasi, makan, office lifestyle, bahkan penampilan," ujar Prita.  

Budi Raharjo, perencana keuangan Oneshildt juga sependapat dengan Prita bahwa biaya pengeluaran lain pun harus menjadi perhatian khusus. Jika sebelumnya sudah menemukan pola khusus untuk biaya transportasi dan pengeluaran, di tempat baru pasti akan berubah. 

Sebutlah lokasi kerja yang lebih jauh dari tempat tinggal. Bisa juga di saat pandemi ini Anda seharusnya masih work from home, tapi di kantor baru harus rutin ke kantor. 

Atau, yang tadinya bisa bersama pasangan ke tempat kerja, tetapi karena kantor baru dan beda tujuan, maka biaya transportasi yang dikeluarkan dobel.

"Biaya transportasi harus tertutup dengan kenaikan penghasilan," ungkap Budi. 

 Apalagi jika pindahnya ke luar kota. Ada biaya pindahan yang harus disiapkan. Sementara, apabila keluarga tidak ikut pindah, akan ada biaya transportasi rutin untuk mengunjungi keluarga. 

Nah, Budi bilang, ini bukan saja dapat mengganggu kesehatan finansial, tetapi juga psikologis.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News