AturUang

Pertimbangkan Hal ini Sebelum Healing

Pertimbangkan Hal ini Sebelum Healing

MOMSMONEY.ID - Kesehatan menjadi topik yang selalu menarik untuk dibahas. Bukan kesehatan fisik semata, isu seputar kesehatan mental juga tak luput dari perhatian. 
Isu soal kesehatan mental ini sebenarnya bukan hal yang baru. Namun, selama pandemi, isu ini makin mengemuka karena banyak orang yang jenuh hingga tertekan mentalnya lantaran harus beraktivitas dari rumah. 

Dalam kondisi seperti itu tentu butuh hiburan atau  yang sekarang kerap disebut healing. Namun,  aktivitas healing demi menjaga kesehatan mental ini kadang membuat kantong banyak orang bocor alias arus kas tidak terkontrol. 

Soalnya, healing identik dengan aktivitas bersenang-senang. Contohnya liburan atau sekadar nongkrong demi melepaskan penat dari aktivitas yang menjemukan. Namun, ada pula yang membutuhkan tenaga medis untuk alasan ini.

Baca Juga: Ingin Healing Gratis dan Murah? Coba Lakukan 5 Ide Healing Gratis Ini

Menurut Safir Senduk, perencana keuangan Safir Senduk dan Rekan,  istilah healing kini tengah tren di masyarakat. Di media sosial, misalnya, banyak orang mengunggah aktivitas liburannya dengan menyebut healing.

"Padahal di media sosial itu bisa jadi dia terpaksa posting. Sekadar ingin tampil dan membuat yang melihat jadi ingin juga untuk healing," ujar Safir. 

Sesungguhnya, healing untuk kesehatan mental itu harus benar-benar dilakukan atas dasar kebutuhan. Contohnya, orang yang lelah dengan rutinitas, hingga kualitas ketahanan hidupnya turun. Mereka yang masuk kelompok ini membutuhkan hiburan. 

Sementara kebanyakan orang sekarang justru karena melihat postingan healing, sehingga menjadi ingin juga melakukan hal yang sama. "Dulu orang kerja 2 bulan-3 bulan saja bisa tanpa hiburan. Orang sekarang baru beberapa minggu kerja saja sudah butuh healing," kata Safir. 

Namun,  jika memang benar-benar butuh healing, maka perlu untuk menganggarkan dana buat aktivitas tersebut. Soal berapa besar dananya, tergantung dari berapa lama waktu yang dibutuhkan, termasuk juga destinasi yang dituju  buat melepas penat dari aktivitas pekerjaan atau aktivitas lainnya. 

Misalnya, ada yang butuh ke Bali untuk healing. Namun, ada pula yang sekadar minum kopi di kafe saja sudah cukup buat dia. Nah, yang menjadi masalah  ketika tidak ada bujet buat healing. 

"Tingkatan healing beda-beda. Kalau ada bujet  tidak masalah liburan ke Bali. Kalau bujet  terbatas, ya, mau tak mau sesuaikan healing dengan isi kantong," kata Safir. 
Untuk yang membutuhkan biaya besar, sebaiknya memang dianggarkan jauh-jauh hari. Jika ternyata di waktu yang sudah ditentukan untuk refreshing tidak ada dananya, maka sebaiknya aktivitas tersebut ditunda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News