kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertamina: Kebutuhan Dana untuk Tingkatkan Keandalan Kilang Capai US$ 1,99 Miliar


Selasa, 04 April 2023 / 17:23 WIB
Pertamina: Kebutuhan Dana untuk Tingkatkan Keandalan Kilang Capai US$ 1,99 Miliar
ILUSTRASI. Pertamina Estimasikan Kebutuhan Dana Tingkatkan Keandalan Kilang Capai US$ 1,99 Miliar Hingga 2026. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina memiliki perencanaan jangka panjang meningkatkan operational availibility (OA) kilang melalui program Overhaul, Turn-Around, dan Rejuvenation (peremajaan) hingga 2026. Di sepanjang tahun ini, Pertamina akan melakukan perbaikan 4 kilang yakni Cilacap, Plaju, Dumai, dan Sei Pakning. 

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menjelaskan, di tahun ini Pertamina melakukan turn around yang sudah dilakukan di Refinery Unit (RU) V Balikpapan dan RU VI Balongan. Di sepanjang lalu Pertamina memperbaiki 68 unit tangki, 121 unit rotating equipment, dan 29 unit boiler. 

“Di tahun ini akan dilakukan di 4 kilang yakni kilang Cilacap, kilang Plaju dan di Dumai Kilang Dumai dan Kilang Sei Pakning. Akan ada perbaikan 49 unit tangki, 137unit rotating equipment, dan 36 unit boiler termasuk di dalamnya electrical dan instrument, serta piping,” jelasnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Selasa (4/4). 

Baca Juga: Pertamina Gelontorkan Rp 8,94 Triliun untuk Bangun Penangkal Petir di Semua Kilang

Pertamina telah menyusun peta jalan peningkatkan performa kilang sampai dengan 2026. Rencana jangka panjang ini dilakukan karena penggantian dan perbaikan tidak bisa dilakukan sekaligus karena ketika kilang sedang diperbaiki harus dimatikan. Dengan begini, tentu saja akan mengganggu pasokan migas ke dalam negeri. 

“Maka itu kami gunakan program harus 5 tahun, mana saja turn around yang akan dilakukan sekaligus dalam setahun. Sedangkan untuk maintenance yang minor diperbolehkan ketika kilang beroperasi,” ujarnya. 

Direktur Utama Subholding Petrokimia, PT Kilang Pertamina Internasional, Taufik Adityawarman menyatakan total estimasi kebutuhan biaya untuk menjaga dan meningkatkan keandalan kilang hingga 2026 sebesar US$ 1,99 miliar hingga 2026. 

Adapun secara jangka pendek, setelah kejadian kebakaran kilang Balongan dan Cilacap di 2021, Pertamina melakukan audit berstandar internasional di mana ada beberapa rekomendasi untuk meminimalisir risiko terhadap kilang. Misalnya saja sambaran petir, risiko luber (overflow) bahan bakar, dan kebocoran hidrogen. 

Berdasarkan laporan dan hasil evaluasi di Desember 2021, rekomendasi tindak lanjut jangka pendek selesai September 2022. 

“Respon hasil audit tersebut sampai 2022 itu juga termask rencana di 2023 alokasi anggarannya hampir US$ 1 milia atau US$ 980 juta alokasi anggaran untuk tindak lanjut ISRS (2022 dan 2023),” jelasnya dalam kesempatan yang sama. 

Taufik menjelaskan, objektif pelaksanaan tersebut adalah penerapan keamanan dan manajemen integritas aset, training sertifikasi berbasis kompetensi untuk meningkatkan pekerja di kilang untuk 3.500 pekerja. Selain itu anggaran ini juga akan dialokasikan untuk peremajaan peralatan dan dashboard Process Safety and Asset Integrity Management System (PSAIMS) untuk memonitor equipment integrity. 

Baca Juga: Pertamina: Tak Ada Penambahan Impor BBM Untuk Kompensasi Kurang Produksi Kilang Dumai

Dia memaparkan, tindak lanjut evaluasi dari insiden kebakaran tangki di kilang ialah memasang automatic tank gauge (TAG) yang sudah dilakukan di hampir seluruh kilang Pertamina, kecuali di RU VII Kasim di Papua. Saat ini perkembangan TAG baru mencapai 85% dan diharapkan kuartal II 2023 akan selesai. 

Perkembangan yang sama juga berlaku dalam pemasangan Independen HIgh Level Alarm (IHLA) dan Motor Operating Valve (MOV) di mana sudah dipasang di hampir seluruh kilang, sedangkan pemasangan di RU VII Kasim masih berjalan. 

Selain itu, untuk pemasangan CCTV dan alarm sudah dilakukan di seluruh kilang Pertamina. Sedangkan pemasangan fire gas detection system (FGDS) sudah selesai dipasang di hampir seluruh kilang, kecuali RU III dan RU V yang progressnya baru 60%. 

Adapun untuk pemasangan offensive fire protection system (OFPS) baru selesai dilakukan di RU IV. Sistem baru ini merupakan penyempuranaan dari sistem defensive fire protection system yang sudah ada di seluruh kilang. 

 
 
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×