Keluarga

Peringatan, 415 Kabupaten/Kota Masuk Kriteria Risiko Tinggi Polio

Peringatan, 415 Kabupaten/Kota Masuk Kriteria Risiko Tinggi Polio

MOMSMONEY.ID - Peringatan, sebanyak 415 Kabupaten/Kota di 30 provinsi di Indonesia masuk dalam kriteria risiko tinggi polio karena rendahnya imunisasi. Untuk itu, pemerintah menggencarkan upaya imunisasi.

"Kalau lihat cakupan oral polio virus OPV dan IPV, memang seluruh Indonesia rendah, terutama saat pandemi Covid-19," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan dr. Maxi Rein Rondonuwu, dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, Rabu (23/11).

Pada awal November lalu, ditemukan satu kasus polio di Kabupaten Pidie, Aceh, berdasarkan penelusuran RT-PCR. Sehingga, Pemerintah Kabupaten Pidie menerapkan Kejadian Luar Biasa Polio.

Pasien berusia 7 tahun 2 bulan dengan gejala kelumpuhan pada kaki kiri. Anak ini mulai merasa demam pada 6 Oktober, kemudian 18 Oktober masuk RSUD TCD Sigil. 

Baca Juga: Waspada, Infeksi Bakteri Jadi Penyebab Utama Kedua Kematian di Dunia

Selama 21-22 Oktober, dokter anak mencurigai polio dan mengambil dua spesimen dan dikirim ke provinsi. Lalu, pada 7 November, hasil RT-PCR keluar dan konfirmasi polio tipe 2.

Menurut Maxi, anak itu mengalami pengecilan di bagian otot paha dan betis kiri serta memang tidak memiliki riwayat imunisasi dan tak punya riwayat perjalanan kontak dengan pelaku perjalanan.

"Tapi, anak ini saya lihat kondisinya kemarin bisa jalan meskipun tertatih-tatih. Cuma, tidak ada obat, nanti tinggal di fisioterapi untuk mempertahankan masa ototnya," ungkapnya.

Dari penyelidikan epidemiologi, selain cakupan imunisasi polio yang rendah, faktor perilaku hidup bersih dan sehat penduduk yang masih kurang.

Baca Juga: WHO Perbarui Daftar Virus dan Bakteri yang Bisa Sebabkan Pandemi, Apa Saja?

Masih ada penduduk yang menerapkan buang air besar (BAB) terbuka di sungai. Meskipun tersedia toilet, lubang pembuangan langsung mengalir ke sungai, sementara air sungai dipakai sebagai sumber aktivitas penduduk termasuk tempat bermain anak-anak.

Tim Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie bersama Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, Kementerian Kesehatan, WHO, dan Unicef sudah melakukan sejumlah tindakan penting.

Termasuk, melakukan pelacakan untuk mencari kasus lumpuh layuh lain di sekitar tempat tinggal kasus, pengambilan sampel tinja di wilayah terdampak untuk pemeriksaan, memeriksa sampel air di tempat pembuangan, dan survei cepat cakupan imunisasi.

Selanjutnya, melakukan tindakan pencegahan penularan lebih luas dengan meningkatkan notifikasi tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan untuk mendeteksi kasus lumpuh layuh lain, untuk segera ditindaklanjuti secara medis maupun epidemiologis.

Baca Juga: Ini Daftar 126 Obat Sirup yang Aman Digunakan dari BPOM, Hasil Pengujian Bahan Baku

Kemudian, melakukan pemberian imunisasi polio tambahan bagi semua anak usia 0-13 tahun di seluruh wilayah Provinsi Aceh sebanyak 2 putaran mulai 28 November 2022.

Tidak ketinggalan, melakukan edukasi dan penggerakkan masyarakat untuk mencegah penularan virus polio mengenai pentingnya imunisasi rutin bagi anak, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, terutama perilaku BAB di jamban.

Soalnya, penyakit polio sangat berbahaya bagi anak karena menyebabkan kelumpuhan dan tidak ada obatnya. Tapi, polio mudah dicegah dengan imunisasi polio lengkap dan imunisasi rutin. 

Pencegahan juga dengan melakukan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti BAB di jamban yang sesuai standar, cuci tangan pakai sabun, dan menggunakan air matang untuk makan dan minum.

"Saya menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk segera melengkapi imunisasi rutin bagi anak-anak sesuai jadwal, dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat," ucap Maxi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News