HOME, Santai

Pelajari Hal Ini Sebelum Kuliah di Luar Negeri

Pelajari Hal Ini Sebelum Kuliah di Luar Negeri

MOMSMONEY.ID - Tuntutlah ilmu setinggi langit, mungkin Anda tidak asing dengan peribahasa yang satu ini. Ya, untuk belajar memang tidak ada kata selesai. Khususnya bagi yang ingin menempuh pendidikan ke luar negeri. Hal ini tentu bukan perkara yang mudah. Butuh persiapan yang matang untuk bertolak ke negeri orang. 

Nadhira Afifa, pemegang gelar Master dan alumni Harvard, Retno Lestari, Founder TransforMe, dan Elian Ciptono, Country Manager Wise Indonesia dan alumni HEC Paris serta Wharton School akan membahas tips hidup dan mengelola keuangan ketika kuliah di luar negeri. 

1. Beda beasiswa, beda karakter kandidat

Setiap beasiswa dan setiap penyedia memiliki persyaratan yang berbeda saat memilih kandidat yang sesuai dengan standar mereka. Seperti contohnya LPDP yang cenderung memilih kandidat dengan jiwa nasionalisme yang tinggi dan memiliki kontribusi nyata terhadap lingkungan.  Adapun Chevening Scholarship lebih fokus kepada figur seorang profesional, dan untuk jalur beasiswa yang diusung Fulbright Scholarship adalah sosok dengan karakter pemimpin yang memiliki rencana jangka panjang.

Retno Lestari, CEO & founder TransforMe mengatakan, beasiswa itu disesuaikan melalui karakter, kemampuan dan bakat masing-masing.

"Gagal pada satu beasiswa, belum tentu gagal di beasiswa lain karena setiap beasiswa punya karakter berbeda-beda. Tipsnya adalah harus mengetahui benar kemampuan diri serta visi di masa yang akan datang," ujarnya.

Baca Juga: IHSG Melemah di Akhir Perdagangan, Mengapa?

2. Koneksi internasional demi masa depan gemilang

Menurut survei yang dilakukan oleh Wise, sebanyak 74% motivasi terbesar mahasiswa untuk belajar di luar negeri adalah membangun jaringan dan hubungan yang kuat. Sementara 73% mahasiswa mengatakan motivasi kuliah di luar negeri untuk mendapatkan pengalaman hidup baru, sisanya 61% untuk meningkatkan prospek pekerjaan di masa depan.

Nadhira Afifa menyebut salah satu tips untuk membangun koneksi adalah dengan berpartisipasi dalam acara-acara di kampus. Contohnya saja Nadhira yang aktif menghadiri konferensi dan mencari peluang magang lewat tamu undangan yang hadir di acara tersebut.

"Biasanya, konferensi ini dihadiri oleh orang-orang terkemuka. Dengan berpartisipasi dalam acara ini kita mendapat kesempatan yang baik untuk berinteraksi dengan mereka," tutur Nadhira.

Baca Juga: 4 Inspirasi Wastafel Batu Alam yang Sederhana dan Natural

3. Butuh layanan transfer uang yang murah, cepat dan transparan

Elian Ciptono, Country Manager Indonesia Wise menunjukkan bahwa transfer uang ke luar negeri yang mahal, lambat dan tidak transparan secara signifikan berdampak pada keuangan dan kesejahteraan siswa Indonesia saat berada di luar negeri.

Elian menjelaskan beberapa orang Indonesia yang belajar di luar negeri merasa bahwa biaya transfer ke luar negeri yang tinggi berdampak pada anggaran hidup mereka.

“Dengan temuan survei kami yang menunjukkan 75% pelajar Indonesia masih minati kuliah di luar negeri di masa pandemi, dibalik itu ada kebutuhan yang besar bagi pelajar untuk melakukan transfer ke luar negeri yang lebih murah, lebih cepat dan lebih transparan untuk mempermudah hidup pelajar Indonesia  di luar negeri,” ujar Elian.

Elian menambahkan ketika memilih layanan transfer uang luar negeri, kamu harus perhatikan detail biayanya. Khususnya bila ada biaya tersembunyi. Saran Elian, carilah layanan yang mengonversi uang dengan harga pasar menengah yang wajar seperti harga yang kita lihat pada Google atau Reuters.

Senada, Nadhira Afifa bilang, biaya hidup di negeri Paman Sam tergolong tinggi. Karena itu, sebagai mahasiswa yang pernah menempuh pendidikan di luar negeri, akan lebih baik memilih platform yang baik untuk transfer uang antar negara.

Selanjutnya: Aktor Hollywood Terkenal Ini Ternyata Belum Pernah Dapatkan Piala Oscar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News