HOME, AturUang

Merancang Strategi agar Proposal Kredit Disetujui Bank

Merancang Strategi agar Proposal Kredit Disetujui Bank

MOMSMONEY.ID -Apakah Anda pernah tertimpa kejadian pahit ketika mengajukan proposal kredit, bank menolak? Jika iya, Anda tentu mafhum alasan penolakan tersebut. Mendapatkan kucuran kredit dari bank memang tidak mudah. 

Sebab, bank memang selektif dalam memilih calon penerima kreditnya supaya terhindar dari risiko macet. Karena itu, sebagai calon debitur, ada baiknya kita merancang strategi dan perencanaan pengajuan kredit secara matang agar kredit yang kita ajukan bisa disetujui oleh bank. 

"Ketika Anda sudah memutuskan mengajukan kredit ke bank, berarti saatnya Anda mempersiapkan semua kelengkapan. Mulai dari rekening Anda di bank sampai kelengkapan data-data pendukung lain," tutur Mike Rini, perencana keuangan dari MRE Financial & Bussines Advisory. 

\Baca Juga: Sangat Mudah Dipakai, Marilah Bijak Menggunakan Fitur Paylater, Moms

Menurut Mike, semua kelengkapan tersebut sebaiknya Anda lakukan dari jauh- jauh hari sebelum proposal kredit diajukan ke bank. 

"Sebaiknya, persiapan sudah Anda lakukan sejak satu atau tiga bulan sebelum kredit diajukan ke bank," imbuh dia. 

Apa saja strategi yang harus Anda tempuh agar bank tak pelit menggelontorkan kreditnya? Berikut, saran dari sejumlah perencana keuangan yang dirangkum MomsMoney. 

Jaga kepercayaan 

Kepercayaan adalah kunci dari keberhasilan pengajuan kredit. Pertanyaannya, bagaimana cara agar bank mempercayai Anda? 

Dalam kacamata perbankan, membangun kepercayaan sama halnya seperti membangun rekam jejak atau track record

Jadi, calon nasabah harus dapat membuktikan dari segi kuantitatif (yang dapat diperhitungkan) bahwa dia layak dipercaya oleh bank. 

Baca Juga: Untung Rugi Utang Aplikasi

Nah, track record yang paling mudah dibentuk nasabah dan juga mudah dilihat oleh bank adalah rekening tabungan. Sebelum mengabulkan permohonan kredit, umumnya bank akan menghitung kemampuan keuangan calon nasabah. 

"Yang dilihat bukan hanya nilai saldo, tapi juga konsistensi nasabah dalam menyimpan uang di rekening tabungan itu," kata Mike. 

Aktifkan rekening 

Kalau biasanya Anda malas menyetorkan penghasilan usaha atau gaji ke bank, mulai sekarang rajin-rajinlah menyetorkan uang tersebut ke bank. 

"Transaksi debet maupun kredit di rekening Anda merupakan dasar dan bukti kuat bagi bank dalam memverifikasi dan menganalisa kondisi kesehatan keuangan Anda yang sebenarnya," papar Mike. 

Hitung penghasilan 

Langkah ini perlu Anda tempuh karena penghasilan merupakan tolok ukur kekuatan keuangan Anda pada saat membayar cicilan kredit, kelak.

Biasanya bank meminta calon debitur yang baru pertama kali mengajukan fasilitas kredit memberikan informasi umum berupa slip gaji dan/atau keterangan penghasilan lain. 

Baca Juga: Genjot bisnis pembiayaan, AdaKami gandeng JD.ID

"Anda harus meyakinkan bank bahwa dari sisi penghasilan, Anda memang layak dan mampu membayar cicilan kredit," kata Rakhmi Permatasari, perencana keuangan dari Safir Senduk & Rekan. 

Kelancaran utang 

Apabila Anda memiliki sejarah kredit bermasalah di sebuah bank di masa lalu, maka Anda harus memastikan bahwa masalahnya telah selesai. 

Jika calon nasabah memiliki rapor merah alias gagal kredit di sebuah bank, jangan harap nasabah tersebut dapat mengajukan fasilitas kredit di bank yang lainnya. 

Baca Juga: 4 Tips Gunakan Indodana Paylater agar Cicilannya Tetap Bersahabat dengan Isi Dompet

Saran serupa diungkapkan Mike. "Jika jumlah cicilan utang Anda sebelumnya besarnya lebih dari 30% penghasilan, maka sebelum mengajukan utang baru ke bank, sebaiknya Anda lunasi dulu utang itu," kata dia. 

Tapi, jika Anda belum memiliki utang apapun atau jika cicilan utang saat ini besarnya kurang dari 30% dari penghasilan, maka saat hendak mengajukan utang baru ke sebuah bank, sebaiknya tidak menambah jumlah utang pada pihak lainnya. 

Siapkan agunan 

Untuk jenis kredit tertentu, ketika hendak mengajukan kredit ke bank, biasanya Anda akan diminta untuk menjaminkan salah satu harta yang Anda miliki kepada bank. 

Dengan begitu, ketika Anda tidak mampu mengembalikan pinjaman, bank akan menyita harta yang Anda jaminkan.

"Nah, nilai barang jaminan biasanya harus lebih besar daripada nilai uang yang Anda pinjam," kata Mike. 

Baca Juga: Kiat menjaga keuangan keluarga saat berlangsung PPKM Darurat

Bank biasanya meminta jaminan berupa aset tetap, seperti tanah dan bangunan dan aset bergerak, seperti mobil. Saat ini memang sudah banyak bank yang menawarkan pinjaman tanpa agunan atau Kredit Tanpa Agunan (KTA). 

Namun, karena tidak adanya jaminan, suku bunga KTA biasanya jauh lebih tinggi sementara nilai pinjamannya sangat terbatas. 

Data pendukung 

Perlu Anda perhatikan pula, informasi umum yang diminta oleh bank kepada calon nasabah ketika akan mengajukan kredit adalah data-data pendukung. Selain menyiapkan slip penghasilan, Anda juga harus menyiapkan data pendukung lainnya seperti fotokopi KTP serta dokumen jaminan lain, misalnya IMB, sertifikat tanah, SPPT PBB, BPKB kendaraan, dan data lainnya. 

Jadi, menurut Rakhmi, sebisa mungkin Anda melengkapi semua persyaratan yang diminta oleh bank. "Jangan pernah menganggap enteng persyaratan karena hal itulah yang akan menyebabkan kredit kita bakal diterima atau tidak oleh bank," kata dia. 

Baca Juga: Pandemi Covid-19 gerus bisnis kartu kredit perbankan

Jika sudah memahami semua prosedur dan persyaratan pengajuan kredit ke bank, kini Anda tinggal memperhatikan ketentuan kredit yang diberlakukan bank. 

"Pahami betul bagaimana pengenaan bunganya, biaya apa saja yang menyertai kredit, syarat pelunasan utang seperti apa, sistem pembayaran cicilannya bagaimana. Selain itu, Anda juga harus tahu kalau-kalau cicilan telat, konsekuensi apa yang harus Anda tanggung," kata Rakhmi 

Selamat berburu kredit

Selanjutnya: Menikmati Kartu Kredit tanpa Tercekik Setan Kredit

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News