Keluarga

Mengenal Omicron XBB, yang Menyulut Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura

Mengenal Omicron XBB, yang Menyulut Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura

MOMSMONEY.ID - XBB, subvarian Omicron baru, berada di balik lonjakan kasus Covid-19 di Singapura dalam beberapa pekan terakhir. Lalu, apa itu Omicron XBB?

Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung mengatakan, Omicron XBB bertanggung jawab atas setengah kasus harian di negeri Merlion. Subvarian Omicron baru ini belum terdeteksi sebulan lalu.

"Jadi, XBB jelas mengungguli BA.2.75 dan juga BA.5," kata Ong, Selasa (11/10), seperti dikutip Today.

"Meskipun ada peningkatan kasus lokal yang didorong oleh XBB, jumlah kasus Covid-19 parah tetap relatif rendah," ungkapnya.

Saat ini, rata-rata kasus harian Covid-19 di Singapura dalam 7 hari terakhir sebanyak 8.159 infeksi. Omicorn XBB menciptakan gelombang baru yang bakal mencapai rata-rata 15.000 kasus baru setiap hari pada puncaknya di pertengahan November nanti.

Baca Juga: 5 Obat Herbal untuk Menurunkan Kolesterol, Anda Bisa Coba

Lalu, apa itu Omicron XBB?

Omicron XBB, juga dikenal sebagai BA.2.10, berevolusi dari strain subvarian BA.2.

Dr Paul Tambyah, Presiden Asia Pacific Society of Clinical Microbiology and Infection, mengatakan, XBB adalah yang terbaru dari serangkaian varian yang telah muncul di negara-negara dengan tingkat vaksinasi yang tinggi.

Omicron XBB adalah hasil alami dari evolusi virus untuk menghindari perlindungan yang diberikan oleh imunisasi.

"Semua virus berevolusi dan menjadi lebih menular dan kurang ganas dari waktu ke waktu," ujar Dr Tambyah, seperti dilansir Today.

Menurut Dr Sebastian Maurer-Stroh, Direktur Institut Bioinformatika A*Star, varian baru adalah hasil dari akumulasi perubahan protein permukaan lonjakan virus.

"Ini seperti virus yang mendapatkan lapisan baru, dan sistem kekebalan kita perlu belajar lagi bagaimana mengenalinya. Meskipun ini membuat virus lebih tersembunyi, biasanya tidak lebih mematikan," kata dia, seperti Today kutip.

Baca Juga: Efek Samping Terlalu Sering Minum Antibiotik yang Perlu Anda Ketahui

Hanya, Dr Maurer-Stroh menyatakan, XBB bukan nama resmi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk varian Covid-19.

Sebaliknya, nama tersebut para peneliti dan lembaga kesehatan masyarakat gunakan untuk membahas varian yang muncul sebelum mereka berkembang menjadi angka yang relevan secara global.

Misalnya, mereka menggunakan huruf dan angka seperti B.1.1.529, yang kemudian menjadi Omicron, nama resmi dari WHO.

Dr Maurer-Stroh menjelaskan, X adalah singkatan dari rekombinan, salah satu variasi yang diamati untuk virus, sementara BB untuk tampilan kronologis.

Seberapa parah Omicron XBB?

Para ahli sepakat, Omicron XBB lebih menular dibanding strain Covid-19 sebelumnya.

"Meskipun kami tidak memiliki semua data genom tentang gelombang kasus saat ini, bahwa XBB lebih menular dibandingkan dengan varian lain kemungkinan besar terjadi karena jumlah infeksi telah meningkat cukup signifikan selama beberapa minggu terakhir," kata Dr Tambyah.

Baca Juga: 5 Kebiasaan Buruk yang Harus Dihentikan biar Hidup Lebih Sehat

Dr Leong Hoe Nam, pakar penyakit menular dari Klinik Rophi, mengatakan, fakta Omicron XBB telah menjadi virus terkemuka di Singapura menunjukkan bahwa virus ini bisa berlari lebih cepat dan mengalahkan jenis lainnya.

"Sama seperti bagaimana Omicron menggantikan Delta, tetapi dengan kecepatan yang jauh lebih cepat," sebutnya, seperti Today lansir.

Ketika ditanya, apakah Omicron XBB akan menyebabkan penyakit yang lebih parah di antara mereka yang terinfeksi, para ahli menegaskan, itu tidak mungkin terjadi.

"Sejauh ini, tampaknya tidak mengarah pada penyakit yang lebih buruk. Jumlah rawat inap perlahan naik, tetapi sejauh ini tingkat keparahan tampaknya lebih lambat dari pertumbuhan kasus," kata Associate Professor Alex Cook, Wakil Dekan Saw Swee Hock School of Public Health, seperti dikutip Today. 

Dr Tambyah juga mencatat, jumlah kasus dalam perawatan intensif "tidak meningkat secara signifikan", meskipun ada peningkatan jumlah kasus.

"Secara anekdot, sebagian besar pasien yang saya lihat terinfeksi dalam beberapa hari terakhir memiliki (gejala) yang sangat ringan," tambahnya.

Tapi, Dr Leong curiga Omicron XBB mungkin menyebabkan lebih banyak orang menderita sakit tenggorokan, yang dia perhatikan pada pasiennya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News