HOME, Keluarga

Mengenal Budidaya Tanaman dengan Teknik Vertikultur, Solusi Bertanam di Lahan Sempit

Mengenal Budidaya Tanaman dengan Teknik Vertikultur, Solusi Bertanam di Lahan Sempit

MOMSMONEY.ID - Terkadang ada banyak hal yang perlu dipikirkan ketika Anda ingin bercocok tanam. Salah satu yang paling kerap menjadi hambatan adalah lahan yang sempit untuk bercocok tanam di rumah. Namun, masih ada solusinya kok, yakni teknik budidaya tanaman dengan vertikultur.

Dilansir dari sulbar.litbang.pertanian.go.id, vertikultur berasal dari bahasa Inggris, yakni vertical dan culture. Vertikultur merupakan teknik bercocok tanam di lahan sempit dengan memanfaatkan bidang vertikal sebagai tempat bercocok tanam yang dilakukan secara bertingkat.

Baca Juga: Ini Ciri-Ciri Umum Tanaman Hias yang Beracun

Teknik vertikultur memang terlihat rumit, tetapi sebenarnya sangat mudah dilakukan. Kerumutin vertikultur sebenarnya bergantung pada model dan sistem tambahan yang digunakan. Akan tetapi, struktur dasar adalah yang paling mudah diikuti dan bahannya mudah ditemukan.

Penanaman dengan teknik vertikultur tidak hanya digunakan sebagai penanaman sumber pangan saja, tetapi juga menciptakan suasana rumah yang alami dan menyejukkan. Sementara itu, model, bahan, ukuran, dan wadah untuk vertikultur dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan. Misalnya, lahan 1 meter bisa untuk menanam 5 batang tanaman, tetapi dengan sistem vertikal dapat menanam 20 batag tanaman.

Baca Juga: Mengenal Tanaman Nightshade dan Efeknya Bagi Kesehatan

Media tanam yang digunakan dalam teknik vertikultur sebaiknya merupakan campuran dari tanah, pupuk kompos, dan sekam dengan perbandingan 1:1:1. Wadah yang digunakan dapat berupa botol bekas. Sementara bibit tanaman yang dapat digunakan adalah jenis sayuran seperti cabai, selada, kemangi, dan sayuran lainnya yang berjenis perakaran pendek.

Kelebihan dari teknik ini adalah efisiensi dalam penggunaan lahan, penghematan pemakaian pupuk dan pestisida, dapat dipindahkan dengan mudah, dan pemeliharaan yang terpantau. Kekurangan dalam teknik ini adalah dibutuhkannya investasi yang cukup besar untuk pembuatan awal, perawatan yang kontinu, dan saat memindahkan tanaman berisiko membuat tanaman mudah rusak. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News