HOME, Keluarga

Mencermati Ragam Vaksin yang Biasa Diberikan pada Kucing

Mencermati Ragam Vaksin yang Biasa Diberikan pada Kucing

MOMSMONEY.ID - Menjaga kesehatan kucing tak hanya memberikan perhatian pada pola makan dan nutrisinya saja, tetapi Anda juga memerlukan vaksin. Vaksin untuk kucing memiliki manfaat untuk mencegahnya dari penyakit dan virus berbahaya, serta memperkuat sistem kekebalan tubuh mereka.

Pemberian vaksin ini dapat diberikan saat kucing masih anak-anak, yakni saat berusia 6-8 minggu hingga umurnya mencapai 16 minggu, kemudian melakukan imunisasi lanjutan (booster) satu tahun kemudian. Sementara itu, untuk kucing yang lebih tua, vaksinasi dapat dilakukan lebih jarang, yakni sekitar 1-3 tahun sekali.

Baca Juga: Perhatikan Nutrisi Tambahan yang Dibutuhkan Anak Kucing pada Makanannya

Dilansir dari SehatQ, vaksin kucing dibagi menjadi dua jenis, yakni vaksin dasar dan vaksin tambahan. Vaksin dasar adalah vaksin yang harus diberikan ke semua kucing, sedangkan vaksin tambahan diberikan jika kucing memiliki risiko tertentu, misalnya faktor usia, lingkungan tempat tinggal, dan interaksi dengan kucing lain. Berikut ini ada jenis-jenis vaksin kucing dasar, yakni:

Feline Panleukopenia (Feline Distempe)

Vaksin ini bertujuan untuk menangkal penyakit feline panleukopenia yang dapat menginfeksi kucing, Virus ini juga dikenal dengan istilah parvovirus atau infeksi enteritis kucing yang dapat menyebabkan gastroenteritis sehingga kucing dapat terkena penyakit kronis hingga meninggal dunia. Anak kucing sangat rentan dengan virus ini, maka pemberian vaksin dapat diberikan di usia 4-6 minggu.

Baca Juga: Begini Cara Merawat Anak Kucing Agar Tumbuh dengan Baik dan Sehat

Feline Herpes (FVH-1)

Virus ini dikenal juga sebagai feline rhinotracheitis yang menyebabkan gejala infeksi saluran pernapasan atas yang parah.  Gejala yang terjadi antara lain bersin, hidung tersumbat, berair, dan konjungtivitis. Vaksin ini bertujuan untuk melindungi kucing dari penyakit tersebut. Kucing akan mendapatkan vaksin ini pada usia 12 minggu.

Feline Calicivirus (FCV)

Feline Calicivirus mengandung sejumlah strain virus yang menyebabkan gangguan infeksi saluran pernapasan bagian atas, seperti bersin, ingus, dan ulserasi mulut. FCV ini juga dikaitkan dengan gingivitis atau stomatitis kronis, serta peradangan gusi dan gigi. Strain virus yang lebih parah juga dapat menyebabkan rambut rontok, pengerasan kulit, hepatitis, dan bahkan kematian.

Vaksin ini biasanya dikombinasikan dengan vaksin sebelumnya atau dapat diberikan ketika kucing telah berusia 16 minggu.

Baca Juga: Tanda-Tanda Kucing Peliharaan Keracunan dan Cara Mengatasinya

Rabies  

Penyakit rabies adalah penyakit zoonis pada kucing tak hanya membahayakan kucing, tetapi juga bisa menular dan berakibat fatal bagi manusia. Kucing yang terinfeksi rabies setelah 2 bulan, akan menyebabkan gejala-gejala yang parah, disorientasi, dan kematian yang berlangsung dengan cepat.

Vaksin rabies sebenarnya tidak termasuk dalam vaksin dasar atau vaksin inti, tetapi vaksin ini diwajibkan oleh undang-undang di sebagian besar wilayah karena pernah menimbulkan wabah besar. Di Indonesia, wabah rabies pernah menyerang di sekitar tahun 1977-1978 dengan 142 kasus dan tahun 1979-1983 dengan 298 kasus.

Vaksin Non-Inti

Vaksin non-inti adalah vaksin tambahan yang diberikan kepada kucing untuk beberapa alasan dan sesuai dengan petunjuk dokter. Vaksin ini meliputi:

-Vaksin klamidia, untuk mencegah bakteri yang menyebabkan konjungtivitis pada kucing serta infeksi saluran pernapasan atas.

-Vaksin Feline Leukemia (FeLV), untuk mencegah penyakit serius yang belum ada obatnya. Biasanya diberikan kepada kucing yang sering menghabiskan waktunya di luar rumah.

-Vaksin Bordetella, bertujuan untuk mencegah infeksi bakteri yang menyerang pernapasan atas yang menyebabkan kucing bersin dan belekan.

-Vaksin FIV, untuk meminimalisir munculnya penyakit yang berhubungan dengan immunidefisiensi,

-Vaksin FIP, untuk mencegah mutasi virus corona pada kucing. Virus ini sebenarnya tidak berbahaya bagi manusia, tetapi dapat menular ke sesama kucing.

-Vaksin Dermatofitosis, yakni untuk mencegah infeksi jamur yang mengakibatkan kerontokan bulu serta peradangan kulit. Infeksi ini dapat menular ke manusia yang melakukan kontak langsung di area yang terkena infeksi.

Selanjutnya: Tahap Perkembangan Anak Kucing yang Perlu Pemilik Ketahui

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News