HOME, InvesYuk

Rekomendasi Saham Pendatang Baru di Bursa Efek

Rekomendasi Saham Pendatang Baru di Bursa Efek

MOMSMONEY.ID - Menutup tahun 2021, banyak kabar yang menggembirakan bagi pelaku pasar. Bagaimana tidak, bursa saham tanah air kedatangan banyak pendatang baru yang membuat mata investor terpaku.

Tengok saja, kalau sebelumnya, investor dihebohkan dengan kemunculan emiten startup Bukalapak di bursa, jelang akhir tahun jajaran emiten jumbo dan ternama pun mulai unjuk gigi di lantai bursa.

Sebutlah, emiten menara PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) dan emiten bangunan PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk (DEPO) yang memutuskan melantai di bursa Senin (25/11).

Selanjutnya, tepat pada Senin (6/12), ada empat emiten anyar yang mencatatkan saham perdananya di bursa. Yaitu, PT Wira Global Solusi Tbk (WGSH), PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY), PT Widodo Makmur Perkasa Tbk (WMPP), dan PT Jaya Swarasa Agung Tbk (TAYS).

Baca Juga: Hindari 8 Kebiasaan yang Bisa Memperparah Jerawat!

Paling anyar, ada juga produsen cat PT Avia Avian Tbk (AVIAN) yang meluncurkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia.

Wira Kusuma Direktur PT Victoria Sekuritas Indonesia mengatakan penurunan harga saham wajar terjadi. Hal ini karena kenaikan harga saham pada dasarnya dapat terjadi apabila ada permintaan yang lebih tinggi daripada penawaran.

"Banyaknya penawaran, namun permintaan tidak dapat ditampung, maka akan terbentuk ekuilibrium baru. Dan pasar bursa tanah air saat ini masih dalam tahap awal, dimana mereka belum sanggup menampung ipo yang terlalu besar," ungkap Wira.

Pandhu Dewanto, Analis Investindo Nusantara Sekuritas juga beranggapan beberapa saham yang baru ipo memang sempat mengalami autorejection hingga batas bawah. Hal ini kata Pandhu disebabkan beberapa pelaku pasar yang berspekulasi namun tidak mau mengambil risiko.

Baca Juga: Ini Jenis-Jenis Kucing Siam yang Bisa Dipelihara

"Jadi pelaku pasar memiliki kebiasaan untuk mengambil berapapun keuntungan yang diperoleh pada hari pertama. Jika pada hari pertama belum selesai maka spekulasi keuntungan akan dilanjutkan hari berikutnya," ucapnya.

Akan tetapi, menurut Pandhu aksi spekulasi yang dilakukan pelaku pasar sangat tergantung likuiditas masing-masing saham. Semakin likuid dan semakin kecil porsi yang diperoleh spekulan maka semakin cepat tekanan jual pada awal perdagangan. Hal tersebut yang membuat harga saham emiten bergejolak bahkan turun drastis.

Prospek jangka panjang

Kendati harga sahamnya masih bergejolak dan terbilang baru melantai di bursa, namun prospek emiten yang baru ipo diperkirakan memiliki peluang cerah ke depannya.

Head of Research Reliance Sekuritas, Alwin Rusli menilai potensi saham yang baru duduk di bursa sebenarnya sangat besar. Terlebih beberapa perusahaan tersebut memiliki tingkat valuasi yang ekonomis dan masuk akal.

"Penawaran saham ini sangat menarik a bagi para investor. Apalagi dengan iming-iming pergerakan harga yang naik sampai auto reject atas pada awal mula saham ipo melantai," ujar Alwin.

Baca Juga: BPJS Kesehatan Catat Penerimaan Iuran JKN-KIS Rp 124,89 Triliun

Oleh karena itu, Alwin bilang sangat lumrah bagi pelaku pasar masuk ke dalam saham ipo. Tak perlu menunggu waktu yang tepat, karena jika Anda, sudah yakin membeli, ditambah dengan analisa yang tepat maka tak perlu ragu untuk masuk ke bursa saham ipo.

Ditambahkan Alwin, secara jangka panjang, ada potensi bisnis perusahaan bertumbuh yang secara tidak langsung tergambar pada kinerja emiten.

"Walaupun gerak harga hari pertama saham ipo kurang memuaskan, tapi kedepannya masih prospektif," lanjutnya.

Baca Juga: 4 Tanda yang Menunjukkan Hubungan Anda dan Pasangan Dipenuhi Manipulasi Emosional

Pendapat yang sama dikemukakan oleh Andrey Wijaya, Head of Research RHB Sekuritas. Baginya, saham yang baru masuk ke bursa seharusnya mempunyai fundamental yang apik. Selain itu, beberapa emiten tersebut juga sudah melalui due diligence baik dari sisi keakuratan laporan keuangan dan sisi legalnya.

Dengan demikian, Andrey menganggap emiten yang baru ipo seyogyanya memiliki prospek yang cukup menarik. Khususnya bagi investor yang memiliki tujuan investasi jangka panjang.

Sebagai pertimbangan bagi Anda yang masuk ke saham ipo baru, Andrey bilang ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan.

Pertama, Anda perlu memerhatikan valuasi sahamnya. Kedua, outlook perusahaan ke depan seperti apa.

Baca Juga: 3 Cara Mudah Mengecek Tagihan PDAM Secara Online, Yuk Coba!

Dari beberapa nama emiten baru yang meluncurkan aksinya berada di bursa, Andrey memilih untuk pelaku pasar mencermati saham CMRY dan MTEL. "Kedua emiten memiliki prospek yang bagus. MTEL merupakan pemilik tower terbanyak di Indonesia dan seharusnya mempunyai bargaining power yang lebih besar dari peers-nya. Sementara CMRY memiliki pangsa pasar dan bisnis yang berkembang," sebut Andrey.

Di sisi lain, Andrey mengemukakan, meski harga saham CMRY dan MTEL turun, hal ini terjadi karena harga ipo kedua emiten cukup premium. Jadi wajar dipertimbangkan pelaku pasar. "Tetapi harus lihat prospeknya jangka panjang. Karena ipo saham akhir-akhir ini lebih cocok untuk investor jangka panjang," kata Andrey.

Sementara itu, Andy Wibowo Gunawan, Pengamat Pasar Modal sekaligus Founder Bageur Stock menyebut menarik atau tidaknya saham ipo sangat bergantung oleh beberapa faktor. Misalnya saja prospek kinerja keuangan emiten, model bisnis perusahaan, profil manajemen, alokasi tujuan penggunaan dana ipo serta valuasi sahamnya.

"Apabila prospek kinerja keuangan diperkirakan bagus setelah ipo tetapi valuasinya tergolong mahal, maka tidak menutup kemungkinan harga saham emiten tersebut akan turun," imbuh Andy.

Kendati demikian, Andy meyakini bahwa saham-saham yang baru di bursa bisa dikoleksi pelaku pasar yang memiliki horizon investasi jangka panjang. "Sebab, untuk trader kurang cocok membeli saham ipo. Karena sejarah grafik pergerakan harga sahamnya belum terbentuk, sehingga sulit untuk menentukan kapan untuk membeli dan kapan untuk menjualnya," jelasnya.

Baca Juga: Sambut Tahun Baru dengan 2 Ide Resep Bikin Camilan Kriuk yang Enak dan Mudah Ditiru

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News