InvesYuk

Market Outlook MAMI 2023: Indonesia Masih Dalam Siklus Pemulihan Ekonomi

Market Outlook MAMI 2023: Indonesia Masih Dalam Siklus Pemulihan Ekonomi

MOMSMONEY.ID - Siklus pemulihan ekonomi Indonesia masih akan berlangsung di 2023. PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) optimistis investor masih dapat memanfaatkan kesempatan positif ini untuk berinvestasi. 

Selasa (17/01), MAMI menyampaikan market outlook 2023 bahwa Indonesia memiliki daya saing menarik di tengah proyeksi perlambatan ekonomi global di tahun ini. Katarina Setiawan chief Economist & Investment Strategist MAMI mengamati perlambatan ekonomi global dan berkurangnya besaran kenaikan Fed Rate akan mengurangi tekanan terhadap nilai tukar rupiah di tahun ini. 

Stabilitas rupiah juga tersokong dari meningkatnya likuiditas valas pada perbankan dalam negeri. Hal ini terjadi karena naiknya tingkat suku bunga deposito valas terutama untuk eksportir yang turut menopang kenaikan cadangan devisa di sepanjang 2022. 

Dari sisi inflasi Katarina memproyeksikan akan lebih terkendali seiring dengan normalisasi harga komoditas dan semakin meredanya lonjakan kenaikan harga akibat kenaikan harga bahan bakar di 2022. 

"Dengan fundamental makro ekonomi Indonesia yang kuat dan imbal hasil obligasi Indonesia yang menarik, tentunya kedua hal ini akan ikut mendorong kuatnya arus masuk dana asing ke pasar obligasi Indonesia," kata Katarina dalam keterangan tertulis, Selasa (17/3). 

Baca Juga: BSI Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023 di Level 5,04%

Lebih lanjut Katarina mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan masih relatif stabil dan cukup jauh dari kemungkinan resesi yang mengancam kawasan negara maju. Ekonomi Indonesia masih ditopang oleh konsumsi domestik yang terjaga. Konsumsi rumah tangga
menyumbang lebih dari 50% pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

Kenaikan UMR yang tinggi untuk tahun 2023 juga menjadi salah satu faktor yang dapat mendukung daya beli konsumen. Selain itu, inflasi di Indonesia juga terjaga dengan relatif baik. Di sepanjang tahun 2022, inflasi umum tercatat sebesar 5,51% YoY sedangkan inflasi inti stabil di kisaran 3,36% YoY. Penyebab utama tren penurunan inflasi di Indonesia yaitu stabilitas harga pangan dan berkurangnya second round effect dari kenaikan harga BBM. 

Dalam jangka panjang, stabilitas eksternal Indonesia didukung oleh meningkatnya ekspor logam dasar dan maraknya penanaman modal pada sektor logam dasar serta pertambangan, yang sudah mulai terlihat sejak 2022. Hal tersebut akan menopang neraca transaksi berjalan serta nilai tukar rupiah lebih lagi ke depannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News