HOME, BisnisYuk

Mari Mencermati Keuntungan dari Usaha Mainan Edukasi

Mari Mencermati Keuntungan dari Usaha Mainan Edukasi

MOMSMONEY.ID -  Selama pandemi corona ini, Pemerintah menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), bagi seluruh tingkatan sekolah. Hal ini menimbulkan kesulitan tersendiri bagi Moms yang punya anak balita dan usia TK. Soalnya, anak-anak itu masih sulit diajak duduk manis di depan laptop atau ponsel, untuk mengikuti pelajaran. Alhasil, banyak orangtua mencari produk mainan edukatif bagi anak-anak mereka. 

Inilah peluang besar untuk membuka usaha. Muhammad Yoyok Ikhsan, salah seorang penanggung jawab Graha Mainan mengamini hal itu.  Selama pandemi ini, mainan anak yang bermuatan edukasi jadi barang belanjaan wajib.

"Luar biasa permintaannya, kami mengalami kenaikan hingga 100%," ujar Nabilah Cholila, Chief Operating Officer Wuffyland, produsen mainan edukasi di Malang, Jawa Timur, kepada Tabloid KONTAN. Produk yang ditawarkan Wuffyland kebanyakan berbahan baku kertas. Harganya antara Rp 25.000 - Rp 80.000..

Menurut Nabilah, prospek usaha mainan edukasi ini masih besar. Tak hanya di masa pandemi, karena produk yang dijual adalah pendukung belajar anak dalam tumbuh kembang, jadi terus ada pasarnya.

Mulanya, kata Nabilah, mereka bermodal Rp 200.000. Modal itu untuk mencetak beberapa varian flash card dengan jumlah cetak per varian hanya 18 pack saja. Dalam dua tahun, jumlah produksi itu berlipat. Nabilah bilang, saat ini Wuffyland memiliki 60 varian produk. Dan setiap produk diproduksi sebanyak 500 pack. Omzetnya pun melejit. Margin keuntungannya bisa sampai 50%.

Baca Juga: Moms, Tengok Kinerja Portofolio Semester I 2021 dan Cermati Saran Racikan Biar Cuan

Bisnis ini terbilang prospektif dan berumur panjang. Novia Candra Dewi, owner Fox and Bunny, produsen mainan edukasi dari Yogyakarta sudah eksis sejak tahun 2016. Novi mengawali bisnis dengan membuat busy book. Sekarang usahanya berkembang jadi lebih dari 30 varian produk berbahan kain, kayu, dan kertas.

Sementara, Graha Mainan yang memiliki merek produk Omocha Toys, mulanya sebatas penjual saja. Belakangan, mereka produksi mainan edukasi berbahan kayu. Wahyuni, pemilik Graha Mainan kini mempekerjakan 36 karyawan.

Adapun Nursuciyanti, pemilik Hawfa Busy Book pilih memproduksi busy book karena dia punya keahlian menjahit. Sebagai usaha sampingan, dalam seminggu Nursuciyanti bisa mendapatkan pesanan 3 sampai 4 buku. Harga yang diterapkan mulai Rp 150.000 sampai Rp 210.000.

Banyak pilihan jalan usaha ini. Dari produsen, jadi distributor, atau reseller. Bila ingin bikin sendiri, tentu harus punya orang yang jago menggarap bahan sesuai pilihan : mau kayu, kertas, atau kain. Urusan printing bisa diserahkan ke pihak ketiga. Jadi, Moms harus mencari orang yang pintar mendesain dan menggambar untuk anak-anak.

Nabilah mengungkapkan, saat ini tim inti Wuffyland hanya 10 orang. Terdiri dari owner, bagian keuangan dan marketing, bagian produksi termasuk desain, dan administrasi. Sementara tenaga produksinya mencapai 50 orang. Menurut Nabilah, produk Wuffyland yang berbahan kertas perlu melibatkan banyak orang karena produknya banyak detail yang prosesnya manual, seperti digunting atau lem.

Baca Juga: Ternyata Mudah, Ini Cara Simple Bikin Croffle Di Rumah

Sebaiknya, pengelola usaha ada yang berlatarbelakang pendidikan anak, sehingga mudah menentukan produk sesuai usia tumbuh kembang anak. Novi menambahkan, SDM dengan latar belakang khusus ini penting. Apalagi produk mainan yang dihasilkan aspek psikologis, seperti Fox and Bunny.

Nah, kelebihan bisnis ini adalah bahan baku mudah didapat dan harganya relatif tak bergejolak.

Investasi peralatan bergantung pemilihan bahan baku. Produk berbahan kertas hanya butuh gunting, cutter, penggaris, dan lem. Sementara, kalau berbahan baku kayu membutuhkan investasi yang cukup besar, dari mesin bubut, mesin potong, dan peralatan tukang lainnya.

Sekalipun pasar masih besar dan berkelanjutan, persaingan di bisnis ini lumayan sengit. Menurut Novi, persaingan bukan hanya terjadi sesama produsen mainan edukasi tetapi juga mainan pada umumnya. Belum lagi, kompetitor dari game di gadget. Maka, diperlukan edukasi, sehingga orangtua bisa menentukan mainan yang bermanfaat.

Baca Juga: Cara Cegah Panic Buying di Masa Pandemi

Jadi, menurut para pelaku bisnis ini, dalam setiap upaya pemasaran, jangan melulu menawarkan produk, penting juga edukasi tumbuh kembang anak. Masih banyak orangtua yang melihat mainan edukasi itu hanya sebatas berfungsi untuk mendukung kemampuan mengenal angka atau huruf atau warga.

Bagaimana Moms? Tertarik bikin usaha mainan edukasi?

Selanjutnya: Moms, Tengok Kinerja Portofolio Semester I 2021 dan Cermati Saran Racikan Biar Cuan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News