HOME, BisnisYuk

Kisah Sukses Dian Rizki Ekspor Mainan Kayu Hingga ke Amerika Serikat

Kisah Sukses Dian Rizki Ekspor Mainan Kayu Hingga ke Amerika Serikat

MOMSMONEY.ID -  Menjadi orang tua bekerja tak menghalangi niat Dian Rizki Hidayati untuk berwirausaha. Meski akhirnya Dian mundur dari tempat kerjanya, namun setidaknya Dian sukses membangun bisnis mainan kayu yang semula diproduksi untuk kebutuhan anaknya. Dian bahkan mampu menembus ekspor mainan kayu ke mancanegara termasuk Amerika Serikat (AS).

Cerita Dian bermula dari anaknya yang masih kecil dan butuh mainan tahun 2020 lalu. Sebagai orang tua, Dian berusaha mencari mainan anak yang aman bagi Kesehatan anaknya. Perlu diketahui, ada banyak mainan yang beredar di pasar tidak sesuai dengan standar keamanan anak. Mulai dari penggunaan material yang berbahaya, juga mutu kualitas yang tidak terjamin. “Awalnya saya mencari mainan dari kayu, nah ternyata sedikit yang menjualnya,” kata Dian.

Di sisi lain, material kayu terbilang berlimpah di Indonesia. Baik itu material kayu jati, kayu mahoni, trembesi dan lain sebagainya. Adapun material kayu yang digunakan untuk mainan kayu anak itu rata-rata adalah material kayu yang terbuang atau limbah dari industri mebel. Dari sinilah, Dian melihat peluang untuk memproduksi mainan kayu tersebut.

Baca Juga: Cara Husni Muthohari Meraup Miliaran Rupiah dari Lilin Aromaterapi

Namun karena tak punya pengetahuan soal mebel atau produksi kayu apalagi desain, terpaksa Dian membeli mainan impor yang dibeli dengan harga mahal. Namun impor dilakukan untuk melakukan riset produk. Dari produk yang diimpor itulah, Dian kemudian memproduksi mainan sendiri yang menyerupai produk impor.

Namun memang, tak banyak tukang kayu di Indonesia yang mau dan suka memproduksi mainan anak yang berukuran kecil tersebut. Rata-rata tukang kayu yang ditemukan Dian di Lampung lebih senang memproduksi mebel kayu berukuran besar. Sehingga banyak proses harus dilewati Dian, dari satu tukang ke tukang kayu yang lain. “Bahkan kami juga memakai jasa tukang kayu di daerah lain,” kata Dian.

Baca Juga: Cerita Sukses Lily Mariasari Raup Omzet Miliaran dari Batik Khas Jakarta

Setelah memiliki banyak jaringan tukang kayu, barulah Dian mendapatkan pasokan mainan kayu setengah jadi. Mainan kayu yang sudah dibentuk menyerupai buah, makanan atau bentuk tertentu itu di bawa ke Lampung, kemudian Dian memberikan sentuhan terakhirnya dengan cara dicat, diwarnai kemudian dikemas. Produk itu ternyata disukai oleh anaknya.

Jika anaknya suka, tentu ada banyak anak-anak lainnya juga suka. Dari situlah, Dian memutuskan membuka media sosial dan memasarkan produknya di marketplace termasuk

marketplace di luar negeri. Waktu itu, Dian memasarkan marketplace yang khusus hasil kerajinan tangan alias hand made. Di marketplace itulah, Dian mendapatkan konsumen. “Pelanggan saya terbanyak dari Amerika Serikat (AS),” kata Dian.

Baca Juga: Dari Rumah, Ani Susilowati Raup Cuan Puluhan Juta dari Bawang Goreng Simbok

Yang menarik, kebanyakan pembeli Dian di luar negeri bukanlah pengguna akhir melainkan toko handycraft yang juga ikut menjual produk tersebut. Alhasil, Dian banyak mendapatkan reseller di luar negeri. Meski harganya lebih murah dibandingkan menjual ritel, tetapi tetap harga untuk pasar luar negeri lebih menggiurkan ketimbang menjual di dalam negeri.

Kini, Dian memiliki banyak reseller dari AS, Singapura, Jepang, Australia dan banyak lagi. Selain memproduksi mainan kayu popular seperti kayu berbentuk buah-buahan, Dian juga memproduksi mainan kayu anak berbentuk rumah-rumahan dan beraneka bentuk lainnya. “Ternyata produk say aitu dihargai di luar negeri,” katanya.

Tak terdampak pandemi

Salah satu syarat agar mendapatkan kepercayaan konsumen adalah, kualitas produk mainan harus bermutu dan berkualitas. Untuk itu, Dia berusaha menggunakan produk dan bahan terbaik untuk mainannya. Mulai dari penggunaan kayu jati terbaik dan juga menggunakan bahan cat yang aman bagi anak.

Baca Juga: Dari Desa, Anjani Furniture Melayani Mebel untuk Properti dan Resto

Tak hanya itu, Dia juga melengkapi sertifikasi kayu ramah lingkungan untuk produknya. Juga mendaftarkan kualitas produknya, salah satunya Standar Nasional Indonesia (SNI). Produk mainan Dian sudah memiliki sertifikasi SNI yang artinya sudah melewati serangkaian tes dari otoritas standar nasional Indonesia. 

Selain memiliki sertifikasi mutu, Dian juga terbantu dengan promosi lewat pameran yang digelar oleh Bank BRI lewat Expo Brilianpreneur 2021. Dian bilang, selain mendapatkan promosi, mereka juga mendapatkan banyak pelatihan dan pengetahuan bisnis. 

Kelengkapan sertifikasi itu membuat bisnis Dian semakin moncer. Alhasil, Ia harus menambah tenaga kerja hingga 11 orang. Mereka bertugas dari produksi, finishing, pengemasan dan juga administrasi. Dian bilang, karena pekerjaan semakin ramai, akhir 2021 lalu Ia memutuskan mundur menjadi ASN.

“Dari pada pekerjaan kantor tidak fokus, lebih baik saya mundur dan fokus berwirausaha,” jelas Dian. Sekadar gambaran, tahun pertama beroperasi, Dia baru mendulang pendapatan Rp 390 juta. Namun tahun 2021, penjualannya naik hingga Rp 1,17 miliar. Kenaikan penjualan yang terjadi saat pandemi itu karena Dian mendapatkan pesanan dari perusahaan susu anak Enfagrow sebanyak 3.000 produk.

Baca Juga: Dari Desa, Anjani Furniture Melayani Mebel untuk Properti dan Resto

Untuk tahun ini, Dian menargetkan bisa mendulang pendapatan Rp 2 miliar lebih. Target tersebut diharapkan bisa tercapai dari penjualan ekspor, dan juga penjualan di dalam negeri. Begitu juga penjualan untuk korporasi, yang diharapkan Dian bisa memesan lebih banyak tahun ini.

Dian yakin, pasar mainan kayu memiliki potensi pasar yang besar di dalam dan juga luar negeri khususnya AS, Australia, Singapura Australia, Korea Selatan, China, Hongkong dan Taiwan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News