HOME

Kiat Bertahan Hidup Jika Terkena PHK

Kiat Bertahan Hidup Jika Terkena PHK

MOMSMONEY.ID -Pemutusan hubungan kerja (PHK) bisa menimpa siapa saja, terutama di saat perusahaan mengalami krisis akibat terkena dampak pandemi covid-19 seperti sekarang ini.  

Kebanyakan orang, bahkan petinggi perusahaan, tak siap menerima risiko ini. Padahal, PHK adalah risiko yang lazim bagi setiap orang yang bekerja pada sebuah perusahaan. Biasanya, PHK dilakukan oleh perusahaan, meskipun bisa juga atas permintaan karyawan. 

PHK biasanya bertujuan untuk menekan biaya operasional, menutup perusahaan, atau karena kesalahan karyawan.

Jika PHK terjadi, niscaya seseorang akan hidup dalam kondisi yang serba-tidak pasti. Sebab, biasanya, ada dua masalah yang akan muncul ketika PHK terjadi, yaitu masalah mental dan keuangan. 

Baca Juga: 5 Tips jaga keuangan keluarga stabil dengan satu sumber penghasilan

Mental orang yang terkena PHK dapat terganggu lantaran pola hidup sehari-hari berubah drastis.

Jika kita lihat dari sisi mental, pasti menyakitkan bila seseorang kehilangan pekerjaan, terlebih jika pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan yang diidamkan dan memberikan penghasilan bagus. 

Kondisi mental juga terganggu karena kehilangan rekan-rekan kerja. Perasaan seperti ini tak mudah dinetralisir.

Seseorang yang terkena PHK juga akan mengalami gangguan secara finansial. Secara otomatis, penghasilan seseorang akan berkurang atau bahkan terhenti. 

Jika itu terjadi, persoalan lain pun akan muncul. Patut diingat, penghasilan yang berkurang selalu menjadi masalah utama dalam keuangan keluarga. Apalagi jika yang kehilangan pekerjaan adalah kepala keluarga. 

Baca Juga: Sedia payung sebelum hujan, ini tips menyiapkan dana darurat untuk keluarga

Menurut Rakhmi Permatasari, perencana keuangan dari Safir Senduk & Rekan, biasanya, keluarga yang terkena PHK akan mengalami guncangan atau shock selama sebulan hingga dua bulan pertama.

Secara finansial, mungkin, ia masih cukup aman karena biasanya perusahaan tempatnya bekerja memberikan uang pesangon. 

Namun, ada dampak jangka panjang yang harus diperhitungkan. Jika secara finansial keluarga belum siap menerima dampak PHK atau persiapannya cuma cukup untuk beberapa bulan, kondisi keluarga itu akan berantakan. 

Jadi, apa yang harus dilakukan oleh seseorang jika terkena PHK?

Berikut ini beberapa tips yang dirangkum MomsMoney dari sejumlah perencana keuangan. 

1. Atur pengeluaran 

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menstabilkan kondisi keuangan ketika salah satu dari pasangan Anda terkena PHK. Misalnya, suami atau istri Anda yang terkena PHK. Karena penghasilan keluarga Anda tinggal setengah, Anda harus memangkas setengah dari pengeluaran keluarga. 

Bagaimana jika hanya Anda yang punya penghasilan? Menurut Mike Rini, perencana keuangan dari MRE Financial & Business Advisory, solusi terbaik adalah mengubah gaya hidup keluarga untuk sementara waktu, sampai penghasilan keluarga normal kembali. 

Pengeluaran untuk gaya hidup yang harus dikurangi antara lain berwisata, hiburan, atau rutin berbelanja kebutuhan sekunder.

Baca Juga: Mencapai kebebasan finansial dan pensiun dini dengan langkah ini

Selain itu, Anda harus memangkas pengeluaran yang bersifat prioritas. Ada empat pengeluaran prioritas, yakni tabungan, cicilan utang, premi asuransi, dan biaya hidup. 

Jadi, pengeluaran mana yang bisa dihemat? Yang paling mungkin adalah menghentikan alokasi dana tabungan dan premi asuransi. Kendati keduanya sangat penting bagi masa depan keluarga, pos itu untuk sementara waktu bisa distop. 

Sementara itu, pos cicilan utang tetap harus Anda alokasikan karena sifat utang tidak bisa ditunda-tunda. Begitu pula dengan pos biaya hidup. Namun, Anda bisa memilah alokasi pengeluaran untuk biaya hidup yang bersifat pokok, semisal iuran listrik, telepon, dan belanja. 

Adapun biaya kursus anak, layanan televisi kabel, entertainment, dan wisata bisa dihentikan sementara. 

2. Mencari pengganti income yang hilang 

Eko Endarto, perencana keuangan dari Financia Consulting, menyarankan, agar kondisi keuangan keluarga tidak lama terguncang, usahakan dalam enam bulan Anda sudah mendapat pekerjaan kembali. Minimal, penghasilan Anda yang baru bisa menutupi pengeluaran keluarga. Mencari penghasilan baru bisa dilakukan dengan berbagai cara. 

Baca Juga: Ingin mencapai kebebasan finansial sedini mungkin? Lakukan 3 hal ini

Pilihan mencari pekerjaan baru ini terutama harus ditempuh jika nilai aset Anda ketika terkena PHK tidak memadai. Tapi, jika aset masih aman dan bisa memenuhi kebutuhan paska PHK, Anda layak mempertimbangkan untuk berbisnis. Apa pun jenis pekerjaan dan bentuk usaha yang akan Anda jalani, asalkan halal, patut dipertimbangkan. 

Dalam kondisi darurat, jangan pernah bicara gengsi. Yang penting kebutuhan keluarga Anda terpenuhi. Tapi, selama proses itu berjalan, usahakan Anda dan keluarga harus menyesuaikan standar hidup dengan dana yang ada. 

3. Hindari pinjaman bersifat konsumtif 

Pada masa ketika Anda tidak memiliki penghasilan, upayakan Anda menghentikan pemakaian kartu kredit dan hindari pinjaman konsumtif berbunga tinggi.

Bahkan, jika pinjaman itu dimanfaatkan untuk modal usaha. Langkah ini perlu dilakukan agar tidak ada pengeluaran cicilan utang setelah PHK. 

Tapi, jika Anda memiliki kartu kredit lebih dari satu keping, sisakan satu kartu kredit yang aktif.

Hal itu bertujuan untuk berjaga-jaga jika Anda atau anggota keluarga tertimpa musibah sakit.

Kartu kredit ini bisa digunakan sebagai jaminan kepada pihak rumahsakit ketika Anda atau keluarga harus dirawat inap. 

4. Melunasi utang 

Langkah berikutnya adalah mengurangi atau bahkan melunasi utang-utang. Pembayaran utang bisa Anda alokasikan dari penjualan aset yang tersisa atau uang pesangon yang diberikan perusahaan.

Dengan begitu, Anda telah mengurangi sejumlah pengeluaran dalam daftar tagihan rumahtangga. 

Baca Juga: Gara-gara corona, produsen masker 3M pangkas 2.900 lapangan kerja

Jadi, ketika kehilangan penghasilan akibat PHK, keluarga Anda masih mampu bertahan dengan sedikit uang yang tersisa tanpa harus mengkhawatirkan hal lain.

Apabila utang berbentuk kartu kredit atau KTA, bisa kita ajukan pailit ke bank. 

Jika punya tanggungan KPR, segera pertimbangkan kemungkinan terburuk untuk melakukan penjualan (over kredit). Ini perlu dilakukan jika memang tidak ada kemungkinan bagi Anda untuk bekerja dan mendapatkan penghasilan yang cukup untuk membayar utang itu. 

5. Manfaatkan dana pesangon 

Pada kasus PHK, biasanya, karyawan akan mendapatkan sejumlah uang pesangon. Tapi, memanfaatkan uang pesangon harus diiringi dengan rasa penuh tanggungjawab.

Maklum, uang pesangon merupakan bekal hidup Anda beserta keluarga ke depan. Sebab, selama beberapa bulan setelah PHK, Anda masih dalam proses mencari pekerjaan baru. 

Pengelolaan uang pesangon meliputi dua langkah. 

Baca Juga: Tips menjawab pertanyaan tentang alasan resign dari perusahaan sebelumnya

Pertama, sisihkan uang pesangon untuk menutupi biaya hidup selama tiga bulan ke depan dalam tabungan. Tujuannya tak lain untuk memudahkan Anda ketika akan mengambil uang tersebut. 

Kedua, sisa uang pesangon, lebih baik diinvestasikan. Untuk sementara, Anda bisa memasukkan dana itu ke deposito. Bunga deposito memang tidak sebesar return investasi lainnya.

Tapi, tujuan menyimpan sisa pesangon di deposito adalah untuk menyambung biaya hidup Anda selama terkena PHK. 

Menyimpan uang pesangon dalam deposito, selain menghasilkan bunga lumayan, juga tak mudah diambil. Jika menarik uang deposito di luar waktu jatuh tempo, Anda bisa dikenai penalti. Lagi pula, jika menyimpan sisa uang pesangon dalam bentuk tabungan, Anda akan lebih mudah tergoda untuk memakai uang itu.

Selanjutnya: PHK di perusahaan rintisan tidak terhindarkan, Pengamat: Ini bagian dari efisiensi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News