HOME, Bugar

Kenali Lebih Jauh Gejala Covid-19 dan Syarat Melakukan Isolasi Mandiri

Kenali Lebih Jauh Gejala Covid-19 dan Syarat Melakukan Isolasi Mandiri

MOMSMONEY.ID - Belakangan banyak rumah sakit tak mampu menampung pasien positif covid-19. Bahkan, beberapa unggahan warga Indonesia di sosial media memperlihatkan, para petugas kesehatan tengah merawat pasien di halaman lobby rumah sakit. Lantas apa yang harus dilakukan bagi orang yang positif terpapar virus korona tapi berstatus tanpa gejala covid-19 atau berstatus gejala ringan atau kerap disebut OTG?

Menurut dr. Decsa Medika Hertanto, SpPD yang sekaligus kontributor medis @pandemictalks, seseorang yang mengalami gejala covid-19 ringan seperti demam, batuk, pilek, lemas, dan nyeri kepala tanpa komplikasi ataupun tanpa gejala covid-19 bisa melakukan isolasi mandiri. “Saat ini rumah sakit penuh dan tidak memungkinkan untuk mendapat perawatan insentif,” ujarnya kepada Momsmoney.

Tidak hanya melakukan isolasi mandiri, pasien positif covid-19 juga perlu konsultasi dengan dokter. Alasannya kata dr. Decsa untuk memantau kondisi orang yang melakukan isolasi mandiri. “Tenaga kesehatan perlu tahu apakah ada peningkatan gejala covid-19 atau kondisi memburuk atau tidak,” papar dr.Decsa.

Baca Juga: Bukalapak Pantau Harga Jual Oksigen

Pada saat isolasi mandiri juga, dr. Decsa bilang ruangan perlu diperhatikan. Misalnya, kamar atau ruangannya terpisah dengan ruangan lain. Hal ini agar dalam satu rumah, anggota keluarga yang tidak positif covid-19 tidak terpapar. Dan akan lebih baik juga, ruangan memiliki jendela agar matahari menyinari dan sirkulasi udara terjaga. 

Faktor lain yang juga tak kalah penting ketika melakukan isolasi mandiri karena gejala covid-19 adalah memperhatikan asupan nutrisi bagi tubuh. Dr. Putri Sakti, MGizi, SpGK, AIFOK, dokter spesialis gizi klinik mengatakan ketika seseorang dinyatakan positif covid, maka nutrisi makanan yang dipilih sebaiknya yang memiliki komposisi gizi seimbang. Jika dijabarkan, karbohidrat yang baik adalah sumber makanan yang memiliki karbohidrat komplek karena tinggi serat, rendah indeks glikemik, tinggi vitamin, mineral dan
antioksidan. Misalnya, nasi merah, nasi coklat, roti gandum, kentang dengan kulitnya, sorghum, jagung dan lain-lain. 

Kemudian, protein sebagai sumber pembentukan antibodi untuk imunitas , membangun dan memperbaiki sel tubuh, sumber energy cadangan, pembentukan enzim serta hormon, menyeimbangkan pH dan cairan tubuh, serta menjadi alat transportasi senyawa-senyawa kimia di tubuh. “Kecukupan protein sebaiknya memenuhi dua jenis protein, yaitu protein hewani dan protein nabati. Protein hewani bisa telur, ayam, ikan, daging sapi, telur dan lain-lain, sedangkan protein nabati seperti tahu, tempe, tofu, kacang almond, kacang hijau dan kacang-kacangan lainnya,” ungkap Dr. Putri.

Tidak lupa, Dr. Putri bilang asupan lemak juga tetap kita perlukan meskipun sebaiknya lemak diperoleh dari bahan makanan bukan dari penambahan minyak saat pengolahan. “Pilihlah sumber bahan makanan yang rendah lemak jenuh dan hindari makanan yang tinggi lemak seperti mentega atau margarin yang dipanaskan berulang, kemudian makanan cepat saji, makanan yang digoreng suhu tinggi berulang atau makanan produk olahan pabrik,” beber Dr. Putri lagi.

Baca Juga: Ini Dia Gaya Hidup Terhindar dari Covid-19


Selain itu, konsumsi cairan paling tidak 2 liter per hari juga bisa dilakukan. Kecuali ada pembatasan cairan dari dokter, ya. Dr. Putri menjelaskan sangat dihimbau, untuk pasien positif covid-19 konsultasi dengan dokter spesialis gizi untuk asupan makanan yang lebih tepat komposisi dan jenisnya yang disesuaikan dengan kondisi pasien. “Terutama yang disertai penyakit penyerta atau komorbid seperti hipertensi, kencing manis, riwayat sakit jantung atau ginjal, dan lain-lain,” tukasnya.

Yang jelas, ketika isolasi mandiri, usahakan imun tubuh terjaga dan mengkonsumsi makanan yang bergizi juga. Tanpa melakukan hal itu, dr. Decsa bilang ada hal yang perlu diwaspadai saat isolasi mandiri. Sebut saja, sesak napas, kemudian penurunan kesadaran, saturasi oksigen turun dibawah 95% dan detak nadi bergerak cepat. “Jika mengalami hal itu, segera menghubungi satuan penanganan covid-19 agar diarahkan ke rumah sakit rujukan terdekat,” tegas pemilik akun @dokterdecsa.

Baca Juga: Selain untuk Daya Tahan Tubuh, Ini Manfaat Vitamin C untuk Kulit

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News