InvesYuk

Kenaikan Suku Bunga Menekan Pasar Modal, Simak Saran Berinvestasi Reksadana

Kenaikan Suku Bunga Menekan Pasar Modal, Simak Saran Berinvestasi Reksadana

MOMSMONEY.ID - Sepekan terakhir kinerja pasar modal tertekan. IHSG melemah 0,52% ke level 7.135 per Jumat (26/8). Sementara, Senin (29/8), IHSG turun tipis 0,04% atau 3,20 poin ke 7.132,04 

Menurut riset Infovesta Utama, Senin (29/8), IHSG melemah karena rencana pemerintah yang akan mencabut subsidi BBM akibat peningkatan harga energi global. Hal tersebut berpotensi menghambat laju pertumbuhan ekonomi. Selain itu, sentimen kenaikan suku bunga BI sebesar 25 basis poin bulan ini ke 3,75% juga turut memperberat kinerja IHSG. 

Namun, di satu sisi, pasar melihat langkah BI menaikkan suku bunga sudah tepat untuk memitigasi risiko peningkatan inflasi inti dan ekspektasi inflasi akibat kenaikan berbagai kelompok harga. Kenaikan suku bunga juga ditujukan untuk memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian global. 

Sedangkan, sentimen eksternal yang berdampak negatif ke IHSG adalah pasar melihat bahwa The Fed akan terus menaikkan suku bunga dalam beberapa waktu ke depan guna meredam inflasi. Alhasil, ada kemungkinan pertumbuhan ekonomi global terhambat. 

Baca Juga: Pasar Modal Membaik, Ini Saran Infovesta Bagi Investor Reksadana

Sejalan dengan kondisi tersebut, pasar obligasi masih bergerak fluktuatif. Namun, investasi di pasar obligasi saat ini masih menarik karena defisit fiskal APBN di 2022 masih terjaga pada target yang ditetapkan pemerintah sebesar 4,5% seiring dengan peningkatan penerimaan pajak. 

Tingkat yield masih bergerak atraktif di sekitar 6,7%-7,1%. Namun, investor sebaiknya mewaspadai kenaikan credit default swap (CDS) dalam sepekan terakhir akibat kenaikan suku bunga yang mendorong penyesuaian tingkat imbal hasil obligasi yang diinginkan investor. 

Infovesta menyarankan meski kinerja reksadana saham masih dalam tren bullish, sebaiknya investor mulai mengurangi porsi kepemilikan dengan melakukan take profit dan menjaga posisi cash. Hal ini dilakukan untuk diversifikasi portofolio demi menghindari risiko ketidakpastian global.

Sedangkan, untuk reksadana pendapatan tetap, investor dapat berinvestasi seiring dengan yield yang mulai atraktif. Namun, Infovesta tetap menyarankan investor untuk memantau perkembangan kondisi global antara lain kenaikan suku bunga The Fed bulan depan, tren inflasi dan perlambatan ekonomi global. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News