HOME

Jurus mengoptimalkan manfaat proteksi dan investasi di unitlink

Jurus mengoptimalkan manfaat proteksi dan investasi di unitlink

MOMSMONEY.ID -Tidak semua kalangan menilai unitlink sebagai produk investasi yang tepat bagi masyarakat awam. Salah satu alasannya: produk asuransi berbalut investasi ini adalah produk yang rumit. 

Kebanyakan perusahaan asuransi penerbit unitlink akan mengenakan banyak biaya kepada nasabahnya, seperti premi dasar asuransi, biaya administrasi, serta biaya investasi. Tapi, tak sedikit pula yang menilai unitlink sebagai produk keuangan yang praktis. 

Bagi masyarakat yang membutuhkan kemudahan berinvestasi, unitlink ialah kendaraan yang tepat untuk menggabungkan tiga konsep sekaligus: investasi, tabungan, dan proteksi. Jadi, semua itu memang tergantung dari sudut mana Anda menilai produk unitlink. 

Baca Juga: Siapkan Polis Asuransi Sebelum Kritis

Nah, jika menilai unitlink sebagai produk investasi, ada baiknya Anda mempelajari strategi dalam memaksimalkan manfaat unitlink. Menurut Eko Endarto, perencana keuangan dari Finansia Consulting, banyak cara bagi nasabah untuk mengoptimalkan manfaat unitlink. 

Salah satunya adalah dengan mengoptimalkan hasil investasi unitlink. "Anda harus jeli memilih instrumen investasinya," saran Eko. 

Portofolio investasi

Umumnya, perusahaan asuransi akan menyerahkan sepenuhnya porsi portofolio investasi kepada nasabah. Oleh karena itu, Anda harus mengenali profil risiko sendiri.

Apakah Anda bertipe menyukai risiko (risk taker), menghindari risiko (risk averted), atau risiko moderat (gabungan antara risk taker dan risk averted). 

Sekadar Anda tahu, berdasarkan penempatan dana investasinya, unitlink dibagi empat jenis. Yakni, unitlink pasar uang (cash fund), unitlink pendapatan tetap (fixed income fund), unitlink pendapatan campuran (managed fund), dan unitlink saham (equity fund). 

Jadi, pilihlah penempatan dana sesuai dengan profil risiko Anda. Sebagai gambaran, unitlink pasar uang biasanya cocok bagi Anda yang tidak terbiasa dengan risiko besar. Selain tenornya pendek, risiko investasinya juga rendah.

Baca Juga: Melakukan Hobi Tanpa Pusing Kehabisan Uang, Begini Caranya  

Adapun unitlink pendapatan tetap menempatkan porsi dana investasi minimal 80% di instrumen surat utang dan sisanya di pasar uang. Bagi Anda yang ingin memperoleh imbal hasil (return) relatif stabil, unitlink pendapatan tetap bisa jadi pilihan. 

Sementara, unitlink pendapatan campuran, penempatan dana investasinya bisa beragam, semisal saham, surat utang, dan pasar uang. Unitlink ini cocok untuk kalangan nasabah yang mengincar pendapatan memadai sambil mengharap hasil investasi jangka panjang. Sementara, unitlink saham, seperti namanya, porsi investasi terbesarnya ditempatkan di instrumen saham. 

Jika Anda bertipe agresif yang mengharap hasil investasi tinggi dan terbiasa dengan risiko tinggi, produk ini pas untuk Anda. Eko mencatat, unitlink saham, imbal hasilnya berkisar 18% - 20% per tahun, pendapatan campuran 15%-18%, pendapatan tetap 10%, dan pasar uang 3%-5%. 

"Instrumen yang pertumbuhan investasinya agresif, tentu akan memberikan return besar, tapi dengan risiko yang juga tinggi," ujarnya.

Optimalkan switch

Namun, Rakhmi Permatasari, perencana keuangan dari Safir Senduk dan Rekan, mengingatkan, jika jangka waktu asuransi yang Anda ambil singkat, jangan mengambil portofolio investasi unitlink berisiko tinggi. 

"Kalau tenor polis asuransinya hanya lima tahun, jangan menempatkan dana di instrumen saham. Lebih baik ke instrumen pendapatan tetap," imbuhnya. 

Rakhmi menambahkan, untuk memaksimalkan manfaat unitlink, Anda juga bisa mengoptimalkan fitur switch yang tersedia di produk ini. Melalui fasilitas ini, Anda bisa mengubah porsi portofolio investasi unitlink. 

Lazimnya, perusahaan asuransi memberikan kesempatan nasabah untuk mengubah portofolio investasi tiga sampai lima kali dalam setahun. 

Baca Juga: Cermati Polis Asuransi agar Anda Tidak Merugi

Ambil contoh, ketika pasar saham sedang bagus (bullish), Anda bisa memperbesar porsi investasi di saham dan mengurangi portofolio di instrumen lain, seperti pasar uang atau pendapatan tetap. 

Jadi, "Anda harus memantau tren pergerakan indeks atau harga saham bluechip," kata Rakmi. Dengan memantau perkembangan pasar modal, Anda juga bisa melakukan penambahan dana (top up) setiap saat untuk mempercepat tujuan investasi unitlink. 

Waktu yang tepat untuk top up di unitlink adalah saat harga produk instrumen investasi cenderung naik. Bukan cuma itu, Anda juga bisa mengutak-atik porsi proteksi atau investasi di unitlink. 

Misalnya, ketika pasar saham sedang bullish, Anda bisa mengerek porsi investasi dari semula 30% menjadi 50%. Selain itu, 

Rakhmi menambahkan, Anda juga bisa memaksimalkan manfaat unitlink dari masa cuti premi. Biasanya, di masa cuti polis, nasabah hanya dibebankan untuk membayar premi asuransinya, tidak premi investasinya. 

Jadi, Anda tidak membuang uang lebih untuk membayar dana investasi. Sebab, manfaat unitlink menjadi tidak optimal karena potongan nilai investasinya sangat tinggi, yang biasanya berasal dari premi asuransi. 

Itu sebabnya, Risza Bambang, perencana keuangan One Shildt Financial Planning, memberi saran, jika merasa sudah tidak mampu membayar premi, Anda berhak mengajukan cuti polis. Dengan begitu, kalau premi tak terbayar, nilai investasi di unitlink tidak berkurang. 

Yang paling penting, nasabah harus memposisikan unitlink sebagai deposit premi. Jadi, di saat kesulitan keuangan, nasabah sudah punya dana cadangan untuk membayar premi. Soalnya, bila tidak membayar premi, nasabah bisa kehilangan manfaat dari polis asuransi. 

Baca Juga: Mau Membangun Bisnis? Simak Tips Berikut Ini

Selain itu, jika selama setahun tidak membayar premi, perusahaan asuransi bisa memutuskan kontrak polis. 

"Kalau Anda berharap hasil investasi, ya, sebaiknya di instrumen investasi lain saja," kata Risza. 

Apalagi, perusahaan asuransi punya keterbatasan menempatkan portofolio investasi unitlink seperti yang diatur otoritas pasar modal. Unitlink menempatkan investasinya secara terbatas di sekuritas hanya ke saham, obligasi, dan deposito. 

Sehingga, kemampuan perusahaan asuransi untuk memaksimalkan hasil investasi unitlink lebih kecil ketimbang manajer investasi yang bisa direct placing ke banyak instrumen. 

Kenapa dibatasi? Dulu, banyak perusahaan asuransi yang memiliki aset tanah. 

"Ketika terjadi krisis ekonomi, banyak nasabah mencairkan klaim tapi perusahaan asuransi kesulitan membayar karena asetnya itu tidak likuid," kata Risza

Selanjutnya: Menumpuk Harta agar Masa Depan Anak Berharga

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News