InvesYuk

Jenis Reksadana yang Cocok di 2023, Mau Pilih yang Mana?

Jenis Reksadana yang Cocok di 2023, Mau Pilih yang Mana?

MOMSMONEY.ID - Sentimen suku bunga dan resesi global menjadi faktor yang memengaruhi pergerakan kinerja reksadana di 2023. Di tengah sentimen tersebut, pilihan reksadana jenis apa yang menarik?

Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, ada beragam sentimen positif dan negatif yang akan mewarnai pergerakan kinerja reksadana di 2023.

Sentimen positif yang pertama adalah pertumbuhan ekonomi akan lanjut bertumbuh. Hal ini disokong oleh sentimen positif yang kedua, yaitu pandemi yang mereda dan aktivitas yang kembali dibuka. 

Sentimen positif yang ketiga adalah kenaikan harga komoditas energi. Wawan optimistis, di tahun depan, ketiga sentimen positif tersebut masih akan berlangsung dan memengaruhi pergerakan kinerja pasar modal. 

Namun, tantangan juga masih ada. Menurut Wawan, tiga sentimen negatif yang memengaruhi pasar di 2023. Pertama, kenaikan suku bunga. Hal ini membuat kinerja pasar obligasi terpukul.

"Harapannya kenaikan suku bunga di tahun depan tidak setinggi kenaikan suku bunga di 2022, sehingga kinerja obligasi bisa membaik," kata Wawan, Selasa (20/12). 

Sentimen negatif yang kedua, datang dari inflasi. Apalagi, ada kemungkinan berbagai subsidi akan mulai dikurangi di tahun depan. 

Selanjutnya, sentimen ketiga adalah resesi global khususnya dari eksternal. "Ekonomi kita cukup baik-baik saja, tetapi resesi dari luar negeri itu yang mengkhawatirkan dan bisa berdampak ke Indoensia," ujar Wawan. 

Jika terjadi resesi global, ada potensi capital outflow sehingga bisa menekan kinerja pasar saham. "Resesi masih menjadi momok," tegas Wawan. 

Di tengah volatilitas pasar yang berpotensi tinggi di 2023, Wawan mengatakan, kinerja reksadana pasar uang akan mulus dan terus tumbuh lebih tinggi. Penyebabnya, tren suku bunga yang tinggi membuat imbal hasil reksadana pasar uang juga lebih tinggi.

Wawan bilang, di awal tahun, suku bunga Bank Indonesia (BI) sudah berada di 5%. Dengan begitu, proyeksi imbal hasil reksadana pasar uang di 2023 bisa mencapai 4,5%. Angka tersebut lebih tinggi dari proyeksi imbal hasil reksadana pasar uang di 2022 sebesar 3,5%. 

Sementara target imbal hasil reksadana pendapatan tetap, Wawan pasang di 6%-7%. Proyeksi ini diasumsikan jika kenaikan suku bunga di 2023 tidak lagi agresif seperti di 2022. Kalaupun naik, prediksi Wawan, batas kenaikan suku bunga 2023 di 6%. 

Baca Juga: Bergerak Sideways, IHSG Naik Tipis 0,14% ke 6.860 Kamis (29/12)

Sedangkan untuk pasar saham, Wawan optimistis, penutupan IHSG di 2022 berada di 7.100. Alhasil, untuk 2023, IHSG berpotensi naik 10% ke 7.800.

Dan, kinerja reksadana saham secara rata-rata juga berpotensi tumbuh 10% di 2023. Untuk reksadana campuran, berpotensi tumbuh 8%. 

Wawan mengingatkan kembali, dalam berinvestasi, sebaiknya investor tetap melakukan diversifikasi. Bagi investor yang memiliki rentang investasi 3 tahun, baiknya menaruh dana 40% di pasar saham, 40% di pasar obligasi, dan 20% di reksadana pasar uang.

Lalu, bagi investor yang memiliki rentang investasi lima tahun ke atas, bisa menaruh dana 50% di pasar saham, 30% di pasar obligasi, dan 20% di reksadana uang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News