HOME, Keluarga

Jenis-Jenis Infeksi Cacing yang Dapat Menyerang Kucing

Jenis-Jenis Infeksi Cacing yang Dapat Menyerang Kucing

MOMSMONEY.ID - Masalah cacingan bisa menjadi hal yang serius pada kucing peliharaan Anda. Ini terkadang dapat mengancam jiwa bila tak pernah ditangani. Infeksi cacing ini dapat menulari kucing dari hewan buruannya, sedangkan anak kucing dapat tertular cacingan dari air susu induknya.

Gejala cacingan pada kucing dan anak kucing juga berbeda, bergantung pada jenis infeksi cacing yang mereka alami. Oleh karena itu, artikel ini akan membantu Anda mengenali jenis-jenis cacing yang dapat menginfeksi kucing dan gejalanya. Dilansir dari Icat Care, berikut jenis-jenis cacing yang menyerang kucing.

Baca Juga: 5 Kelebihan yang Dimiliki Burung Beo Sebagai Hewan Peliharaan

Cacing Gelang

Cacing gelang adalah parasit usus yang paling umum pada kucing dan terjadi pada kucing dari segala usia. Dua cacing gelang yang umum menyerang kucing disebut, Toxocara cati dan Toxascaris leonina. Bentuknya panjang dan bulat, bahkan terlihat seperti spaghetti tetapi dengan ujung yang runcing. Penyebaran telur cacing ini dapat dikeluarkan melalui feses dan tetap hidup di lingkungan selama bertahun-tahun.

Telur ini menginfeksi kucing dengan dua cara. Pertama, kucing tak sengaja memakan telur cacing dari lingkungan yang terkontaminasi. Kedua, hewan lain (tikus atau burung) yang bertindak sebagai perantara diburu dan dimakan oleh kucing. Cacing gelang ini dapat menyebabkan gejala, seperti diare, penurunan berat badan meski nafsu makan normal atau meningkat, bulu dan kulit kusam, kelesuan, serta perut buncit pada anak kucing.

Cacing Tambang

Cacing tambang adalah jenis cacing gelang usus kecil. Parasit ini memiliki panjang sekitar 1-2 cm. Jenis yang umum termasuk Ancylostoma ubaeforme dan Uncinaria stenocephala. Cacing ini menempel pada lapisan usus kecil dan dia memakan darah kucing. Cacing ini dapat menyebabkan kerusakan pada lapisan usus tempat mereka menempel, menyebabkan penurunan berat badan, pendarahan, dan anemia.

Dalam kasus ekstrem, mereka bisa berakibat fatal, terutama pada anak kucing. Sementara pada kucing dewasa, bila sebelumnya pernah terkena cacing tambang, biasanya memiliki kekebalan, sehingga kucing sering tidak menunjukkan gejala apa pun. Gejala-gejalanya berupa darah di kotoran kucing, diare, sakit perut,

Cacing Pita

Cacing pita umumnya merupakan cacing pipih panjang yang terdiri dari banyak segmen. Segmen dewasa mengandung telur dari ujung cacing pita dan dikeluarkan melalui feses. Segmen ini sering menyerupai butiran beras dan kacang-kacang menempel juga di bulu sekitar anus kucing, kotoran, dan tempat tidurnya. Dalam siklus hidupnya, cacing pita membutuhkan inang perantara seperti kutu atau spesies hewan buruan tertentu.

Cacing pita yang paling umum menginfeksi kucing di seluruh dunia adalah Dipylidium caninum dan Taenia Taeniaeformis. Gejala cacing pita adalah nafsu makan meningkat, membersihkan area di sekitar bawah secara berlebihan, dan segmen kecil cacing (tampak seperti butiran beras) tampak di bulu sekitar bawah tubuh kucing.

Baca Juga: Kenali Demam pada Kucing dan Cara Merawatnya

Cacing Hati

Cacing hati memang jarang terjadi pada kucing, tetapi ini juga patut diwaspadai. Cacing hati dapat disebarkan oleh nyamuk yang berukuran mikroskopis menyuntikkan larva cacing hati ke dalam aliran darah. Larva yang matang kemudian melakukan perjalanan ke jantung, berada di pembuluh utama jantung dan paru-paru.

Dilansir dari VCA Hospitals, cacing hati adalah cacing yang besar, panjangnya mencapai 15-36 cm. Mereka terutama terletak di ventrikel kanan jantung dan pembuluh darah yang berdekatan. Pada kucing, gejala yang terkait dengan infeksi jantung tidak spesifik. Namun, ini dapat menyebabkan batuk, pernapasan cepat, penurunan berat badan, dan muntah. Ini juga dapat menyebabkan kematian mendadak pada kucing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News